Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Benci adalah Kata yang Kuat

Dalam Bahasa Jepang, benci adalah 'kirai'.

Aku benci kamu = anata kirai.
Aku benci kopi = kohii kirai.

Entah perasaanku saja tapi orang-orang sekitarku yang hanya sedikit itu seperti mudah sekali mengatakan kata 'kirai'. Ada seorang teman, orang Jepang, dengan mudahnya bilang, "Aku benci kakekku. Aku pengen dia cepet mati." 👀 Aku hargai kejujurannya tapi seriusan bisa punya pikiran seperti itu? Wow.

Ada juga seorang teman, bukan orang Jepang. Dia ini perempuan, sedang sekolah S3, dan temanku bekerja di minimarket. Sebut saja namanya Sonia. 👀 Waktu itu kami membahas soal salah satu staf lain, laki-laki yang berkewarganegaraan sama dengan dia, sebut saja Benjamin. Beberapa orang benci Benjamin, termasuk si Sonia ini. Yang padahal si Sonia ini jarang bekerja dalam shift yang sama dengan Benjamin.

"Dia itu kan bodoh ya. Aku benci banget sama orang bodoh. Udah gitu aku jijik sama dia."

 ðŸ‘€ 👀 👀 

Aku sendiri agak jijik sama Benjamin karena dia pernah mengunggah fotonya hanya dengan pakai celana dalam. Jadi bentuk itunya kelihatan. 😂 Tapi selain itu aku merasa Benjamin adalah orang yang baik banget dan tidak egois. Dia bodoh? Menurutku semua orang ada sisi bodohnya dan aku tidak punya alasan apapun untuk membenci Benjamin.

Aku pernah kerja satu shift tengah malam dengan Benjamin dan ia selalu menyuruhku untuk santai dalam bekerja. Ngga usah keburu-buru. Dia selalu membantuku kalau aku tidak paham. Dia juga pernah membelikanku cokelat Godiva. 😂 Waktu kami kerja satu shift, kami selalu jalan kaki bersama arah pulang sampai kami berpisah karena rumah kami beda arah. Kami suka bertukar cerita dan menurutku dia orang yang sedikit polos dan jujur. Tapi sejak korona kami tidak pernah kerja satu shift apalagi aku lebih memilih kerja shift pagi.

"Tapi Benjamin baik tau..." begitu kataku ke Sonia.

"Baik itu ngga cukup tahu buat jadi cowok. Aku ngga bisa kalo harus pacaran sama orang yang kaya gitu." Dalam batinku, ya emang iya, tapi kaya Benjamin mau sama kamu aja. 😂

Di tempat kerja beberapa orang juga bilang benci sama bos kita. Dan kaya bilangnya hampir setiap ketemu aku kalau mereka ini 'benci' sama si bos.

Ya memang sih dia cerewet tapi orangnya baik, suka ngasih-ngasih. Aku ngga sebel gimana sih sama bos ini.

Ya namanya manusia biasa, aku juga suka kadang kesel sama orang tapi abis kesel ya udah, ngga trus langsung jadi benci apa gimana. Ngapain, kayak buang-buang energi aja.

Baru-baru ini, ada seorang teman yang tadinya lumayan akrab dan saat itu sedang mabok. Kemudian dia mengirimi aku pesan suara yang berkata kalau aku adalah perempuan paling murahan yang pernah ia temui. 👀

Jujur saja aku ngga sakit hati sama sekali, soalnya sudah beberapa kali dia ngatain aku. Cuma aku jadi jaga jarak dan nggak mau kontak lagi sama temanku ini. Ngapain berteman sama orang yang ngomongnya kasar. Yang ada bikin hati capek, buang-buang energi.

Kalau ditanya benci apa engga, ya bagian itu sih benci tapi selain itu orangnya baik sebenarnya. Tapi ya manusia ya ada sisi baik ada sisi buruknya. Kebetulan saja aku ngga bisa tahan dengan sisi buruknya saja.

Soal makanan, aku juga kayaknya ngga pernah yang benci sama makanan trus jadi sama sekali ngga makan. Jarang sekali makanan yang aku anggap ngga enak sampai-sampai aku ngga bisa makan. Aku yang kurang bisa makan pedas pun sekarang kadang-kadang mulai memasukkan bubuk cabe ke dalam Indomie Gorengku. Kalau export kayaknya bubuk cabe ya bukan sambal. Itu pun nggak masukin bubuk cabe semuanya, separuh pun nggak ada. 👀

Mungkin ada yang ngga enak banget sampai ngga bisa makan buatku tapi belum kepikiran. Nanti kalau ketemu aku tulis. Meskipun ngga ada yang baca. 👀

Ngga tahu ya, menurutku benci tuh kata yang kuat banget. Makanya kan banyak yang bilang kalau sama orang atau sesuatu jangan benci-benci banget karena yang ada nanti jatuh cinta.

Mungkin karena itu juga kali ya, sampai sekarang kayaknya aku nggak pernah jatuh cinta-jatuh cinta amat. 👀

Posting Komentar untuk "Benci adalah Kata yang Kuat"