Kadang, Aku Bisa Bahagia, Puas, Senang Setelah Marah-Marah

Waktu itu aku dan teman perjalananku pergi ke salah satu area sohor di Indonesia, Bali pada Desember 2010. Ketika hari keempat di sana, kami harus menyewa sebuah mobil dan supirnya karena transportasi umum tidak memungkinkan untuk kami sampai di tempat tujuan kami. Mau menyewa motor, jaraknya lebih dari dua jam dari tempat kami menginap. Ntar bokongku jadi trepes.

Kami book mobilnya kepada seseorang yang aku ingat sekali namanya Berlin. Ia menjanjikan kepada kami akan diantarkan ke tempat-tempat menarik lain di sekitar tujuan utama kami. Pagi-pagi kami dijemput mobil yang kami sewa. Rupanya supirnya ditemani temannya, jadilah kami berempat dalam mobil.

Supir dan temannya bukannya menjelaskan suatu apapun atau promosi apa kek gitu mengenai tourist attraction yang menarik, eh diam saja. Ditanya apa, nggak ngerti. Kami mau makan aja, dan kami bertanya tempat makan apa yang oke, eh mereka menjawab, “kurang tahu.” Eh, akhirnya mereka punya ide tempat makan yang enak. Tau nggak sih looo… kami malah diantarkan ke rumah makan Padang. Itu sih di deket rumahku juga ada.

Kami mulai bersungut-sungut. Setelah itu kami ingin ke tempat tujuan utama kami. Kami beritahu nama jalan persis tempat itu, mereka pun kurang tahu. Jadilah nyasar-nyasar. Udah sampai sana, eh TUTUP! Tambah dehhh, mood kami lebih memburuk.

Kami komplain sama supirnya. Rupanya ia bukan orang sana tapi sudah tinggal di sana delapan bulan. Kayaknya mah ya, delapan bulan harusnya udah apal donggg… Nah ini ditanya-tanya kagak ngerti. Hari itu menjadi hari trip tersial kami. Sudah nggak kesampaian ke destinasi kami, eh nggak dapat pengetahuan baru karena yang kami datangi ialah mass tourism object yang sebelumnya kami sudah pernah ke sana.

Sampai ke Legian lagi, kami tak memberi tip kepada supirnya dan langsung cabut ke Double Six. Eh, gagal juga lihat matahari terbenam… duh nggak beruntung banget sih. Main-main air sebentar di pantai dan kemudian kami jalan kaki menyusuri Pantai Seminyak, Double Six dan Legian. Kami menumpahkan kekesalan yang beresidu banyak di hati.

Misuh-misuhan andalan dikeluarkan semua. Aku dan Affi bergantian mengungkapkan kesebalan kami terhadap si supir dan temannya tadi yang belum sepenuhnya kami sampaikan kepada mereka. Dan juga kami mengutuki orang tempat kami book mobilnya. Kami tak peduli ada yang mendengar, toh yang jalan kaki di sana hanya kami berdua, hihihi.

Setelah selesai marah-marah berdua kami malah tertawa keras.
“Kenthir.”
“Hahaha kayak orang gila yak kita…”
“Biarin, wkwkwk.” Aku bingung wkwkwk gimana coba ngelisaninnya ya.

Setelah marah-marah tadi aku merasa bahagia, puas, dan senang. Aku bisa melepaskan amarahku, puas mengutuki mereka dan tentu saja senang. Aku melihat Affi juga seperti itu. Bahagia itu tidak harus ketika keinginanmu terkabul namun bahagia itu pilihan. Dalam kondisi sakit dan tak punya uang di dompet pun, kita juga bisa bahagia. Atau bahkan, senang dan bahagia setelah marah-marah.

Manusia memang tak pernah puas. Puas secara keseluruhan. Tapi pasti ada dalam satu titik manusia bisa puas. Kita makan, lalu kenyang. Puas. Adik kita menyebalkan, kita cubit. Puas. Meskipun mungkin di sisi lain, nilai pelajaran kita jeblok dan nggak memuaskan. Sama halnya denganku, aku mungkin tak puas tak sampai destinasi idamanku, tapi aku puas marah-marah dan mengutuki mereka. Hihihi!

Ah! Ngomong-ngomong lagu, waktu itu kami teriak-teriak marah-marah ditemani lagu Soft Melody yang kusetel di telepon genggamku. Jadi kayak soundtrack gitu. Kebetulan lagu ini lagu kesukaan kami berdua juga. Makanya sampai sekarang kalau aku dan Affi dengar lagu itu pasti kami teringat hari tersial kami di Bali ini. Kalau dengar ini bawaannya senyum-senyum. Padahal sih liriknya tentang orang yang nggak bisa menyatakan cintanya... @.@

Hehe bukannya narsis tapi videonya begronnya lagu Soft Melodyyyy... Enakeun~

Aku tidak tahu lah definisi bahagia, puas, dan senang itu kepiye gitu. Yah… dirasakan aja kali ya. Semua bisa merasakan kok. Karena semua itu adalah pilihan. ^_^

❤❤❤

Untuk kamu yang berbahagia...

Selamat hari jadi Syam

Semoga kamu tambah manis ya Mbak. (Katanya suruh do'a yang manis hihi).

Semoga keinginanmu semua tercapai dan yang lebih penting semoga kamu bahagia selalu ya... dan makin baik sama eykeee...

❤❤❤