Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Palapa

Siapa yang belum pernah mendengar Sumpah Palapa? Saya rasa yang sudah belajar Sejarah di Sekolah Dasar semua pernah dengar itu. Ialah sumpah yang merupakan cita-cita Gajah Mada yang dikumandangkannya ketika beliau dibaiat menjadi mahapatih amangkubumi Kerajaan Majapahit menggantikan pendahulunya, Arya Tadah (Empu Krewes) yang sudah renta.

Cita-citanya ialah menyatukan Nusantara. Kemudian, cita-cita itu tercapai, seperti yang tercatatkan dalam Kitab Negarakertagama yang ditulis oleh Dang Acarya Nadendra (Mpu Prapanca). Apabila dikondisikan dengan cakupan wilayah Indonesia sekarang, wilayah yang dikuasai Majapahit kala itu banyak yang sama dengan area negara kita sekarang. Indonesia sekarang merupakan imitasi konkret dari impian Gajah Mada yang tercurah dalam Sumpah Palapanya.

Arti Sumpah Palapa

Dalam Kitab Pararaton yang tak diketahui penulisnya itu, tertulislah bahwa Gajah Mada berkata:
"Lamun huwus kalah nusantara ingsun amukti Palapa, lamun kalah ring Gurun, ning Seram, Tanjungpura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasek, samana ingsun amukti palapa."
Bagian kalimat pertama, 'lamun huwus nusantara ingsun amukti palapa' berarti, 'jika sudah menguasai nusantara, saya melepaskan keprihatinan.' Kemudian disebutlah beberapa daerah yang konon saat itu belum menjadi kuasa Majapahit. Tanjungpura (Kalimantan Barat), Bali, Sunda, Palembang, dan lainnya kini sudah tentu merupakan wilayah Indonesia. Eh, kecuali Tumasek (Singapura) dan Pahang (Malaysia), sih.


Dalam Kamus Bahasa Jawa Kuno yang disusun oleh Zoetmulder, Palapa didefinisikan sebagai 'sifat yang menarik atau memikat hati'. Secara luas Palapa diterjemahkan sebagai 'kesenangan dunia'. Sumber lain menyatakan bahwa Palapa berarti 'lara lapa' yang dalam Bahasa Jawa berarti 'hidup menderita'. Palapa juga berarti kelapa. Namun, Langit Kresna Hariadi, penulis novel sejarah Gajah Mada berpendapat Sumpah Palapa sama sekali tidak menyinggung hubungan Gajah Mada dengan buah kelapa.

Yang jelas, Gajah Mada bersumpah meninggalkan kesenangan duniawi (hamukti palapa) demi cita-cita menyatukan Nusantara. Yaitu, kebalikan dari hamukti wiwaha yang berarti menikmati hidup karena harta, pangkat, dan derajat yang dimiliki.

Gajah Mada dan Sumpah Palapa

Keinginan Gajah Mada memperluas area Kerajaan Majapahit berawal ketika sahabat lamanya Pancaksara tiba ke kerajaan. Sahabatnya yang memiliki nama pena Prapanca itu menceritakan bagaimana suasana mancanegara (luar Kerajaan Majapahit). Pancaksara sendiri memang suka melanglang buana. Gajah Mada terpesona dan terundang rasa ingin tahunya terhadap luar negeri.

Selain itu, Aditiawarman, pangeran dari kerajaan Swarnabhumi (Sumatera) yang masih kerabat Majapahit bertamu ke istana dengan membawa armadanya yang banyak dan menggunakan kapal perang yang besar-besar. Gajah Mada pun berpikir untuk mengirimkan prajurit ke Swarnabhumi agar dapat mempelajari pembuatan kapal sehingga memperkuat prajurit dan mampu ekspansi ke luar daerah.

Candi Brahu di Trowulan, ibukota Majapahit. Di depannya ada Ratu Gayatri yang tersohor akan kecantikannya. Huekekeke!
Kala itu, Gajah Mada masih merupakan patih biasa. Bukan mahapatih yang memegang tampuk kekuasaan pemerintahan yang levelnya hanya selapis di bawah raja. Impian itu pun hanya bercokol dalam hati dan benaknya. 

Hingga suatu ketika, Gajah Mada diberi jabatan oleh duo Prabu Putri Tribhuwanatunggadewi dan Dyah Wiyat menjadi seorang mahapatih. Sumpah Palapa yang merupakan pidato pertama setelah ia menjadi mahapatih menjadi cibiran prajurit dan anggota kerajaan yang lainnya. Bahkan, mahapatih pendahulunya, Arya Tadah pun merasa impian Gajah Mada sangat tidak masuk akal.

Nusantara Majapahit


Banyak yang meragukan impiannya, namun kenyataannya Majapahit mampu melebarkan sayapnya tak hanya berkutat di sekitar Trowulan dan Jawa Timur. Saya sangat terkejut membaca terjemahan Negarakertagama. Rupanya, disebutkan lengkap di sana wilayah yang dikuasai Majapahit serta nama negeri-negeri sahabatnya.

Dalam Kitab Negarakertagama, Pupuh (semacam pasal) 13-15, disebutkan bahwa area Majapahit antara lain ialah: Jambi, Toba, Buton, Seram, Kampar, Kelantan, Lombok, Makassar, Sampir, Tumasek, dan sebagainya. Sedangkan negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Majapahit antara lain: Siam, Campa, dan Kamboja.

Saya kaget dan hampir ternganga. Sebuah kerajaan Jawa di abad ke-13 mampu menguasai daerah seluas itu. Konsep Bhinneka Tunggal Ika yang tertera pada Kitab Sutasoma tak lagi hanya bersangkutan pada kerukunan antar penganut agama Hindu dan Buddha di area Majapahit tapi juga dipahami Gajah Mada untuk menyatukan wilayah yang banyak tadi menjadi sebuah Nusantara.

Gajah Mada ditetapkan sebagai salah satu pahlawan nasional Indonesia. Meskipun banyak kontroversi melatarinya. Gajah Mada tidak diketahui jelas asal kelahirannya dan tempat kematiannya. Selain itu, ada yang menganggap Gajah Mada bukan pahlawan, namun penjajah, karena berusaha bagi Majapahit untuk menguasai daerah di luar kerajaan. Ada pula yang menyebutkan bahwa Gajah Mada tidak menikah karena ia menganggap wanita hanya akan menghambat perwujudan cita-citanya.

Terlepas dari itu semua, sosok Gajah Mada sangat inspiratif. Ia rela tidak menghirup kesenangan duniawi hanya demi negara dan cita-citanya. Ia adalah orang yang rela berkorban demi kerajaannya. Sifat yang patut dicontoh bagi pemangku jabatan pemerintahan di Indonesia. Pemerintah tak seharusnya hamukti wiwaha, bersenang-senang atas kursi empuknya, namun semestinya hamukti palapa, berani berkorban untuk rakyat.

Nusantara yang dicitakan Gajah Mada memang paling Indonesia. Wilayah Indonesia sekarang, hampir sama dengan yang dikuasai Majapahit kala itu, bahkan lebih luas. Namun saya juga berharap, sikap pemimpin seperti Gajah Mada yang rela 'berpuasa' demi negaranya dapat dijadikan teladan bagi para pemimpin di segala lapisan di Indonesia. Ya, semoga sifat pemimpin seperti ini bisa menjadi tipikal pemimpin yang paling Indonesia. Amiin.

Terimakasih untuk:
Gajah Mada: Hamukti Palapa oleh Langit Kresna Hariadi
Jawaban Langit Kresna Hariadi dalam: http://yulian.firdaus.or.id/2006/12/23/gajahmada-4/
Kamus Jawa Kuna, Zoetmulder, Gramedia.
http://historynote.wordpress.com untuk terjemahan Nagarakretagama-nya.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kakawin_Nagarakretagama
http://id.wikipedia.org/wiki/Kakawin_Sutasoma
http://psb.sman82-jakarta.sch.id/cgi-bin/mo_full.cgi?moid=118&fname=sej106_12.htm untuk peta.
Mas Isang, Ibu, dan Bapak. Wkwkwk!

104 komentar untuk "Palapa"

  1. horeeee akhirnya bisa pertamax lagi komen di una :) jadi hari ini mata kuliahnya sejarah ya hehehe.good luck ya

    BalasHapus
  2. Yeaaay, dapat ilmu banyak nih dari temen2 yg ikutan lomba ngeblog paling Indonesia :)

    Good luck ya Una.. Semoga menang :D

    BalasHapus
  3. weiiis! Keren dan lain dari yang lain nih pilihan 'paling Indonesia'nya.... mantaps pula ulasannya.

    Nusantara yang dicitakan Gajah Mada memang paling Indonesia. Wilayah Indonesia sekarang, hampir sama dengan yang dikuasai Majapahit kala itu, bahkan lebih luas. Namun saya juga berharap, sikap pemimpin seperti Gajah Mada yang rela 'berpuasa' demi negaranya. Ya, semoga sifat pemimpin seperti ini bisa menjadi tipikal pemimpin yang paling Indonesia. --> Saya juga berharap demikian Unaa... Amiin.

    Sukses untuk kontesnya ya.. dan salam untuk ratu Gayatri yang cantik jelita berjaket /kemeja putih itu yaaa.... hihi

    BalasHapus
  4. waduh berasa kayak lagi baca buku sejarah na... :P

    BalasHapus
  5. Semoga sukses ya ngontesnya :)

    BalasHapus
  6. Pingin baca kitab negarakretagamanya ^^ ...

    >> Emang benar Wilayah Indonesia, memang garapan negara Majapahit lewat tangan Gajah mada denagn sumpah palapanya ...

    Suka sekali .... Suka sejarah ^^

    BalasHapus
  7. Berat nih, sejaraaaaaaaah booooo! ^^

    BalasHapus
  8. mantap tulisannya detail dan cerdas. data datanya lengkap... semoga menang kontesnya ya... maju terus... biasanya sih hoki nih...

    BalasHapus
  9. Unaaa.pantesan ga pernah bewe..
    menghilang, abis jalan2 tho menyusuri dejarah Majapahiit..

    pa kabar Una
    semoga sehat selalu..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku lagi ke masa lampau kemaren mbak...
      Sehat alhamdulillah!

      Hapus
  10. wah ka una tampang kayang orang bule, tapi hati dan pikiran juga tulisan mah, Indonesia banget ya ka.. ;D

    BalasHapus
  11. artikel yang keren mas..indonesia banget

    BalasHapus
  12. Ternyata buat lomba toh mbak,
    jadi keinget pelajaran SD dulu. Tapi, gak sedalam ini.

    BalasHapus
  13. wah keren,
    semoga menang yah ^_^

    BalasHapus
  14. Yes, salut buat una yg mampu menulis ttg sejarah palapa. Mari kita sama2 mengiiuti jejak gajah mada untuknbersatu.
    Semoga una menang ya :-)

    BalasHapus
  15. postingannya keren!!

    Good luck yah mba, buat Lomba Blognya :)

    BalasHapus
  16. Ngilang suwe ternyata kulakan klopo...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku abis menutup sembilan lubang hawa nafsu pak...

      Hapus
  17. Pecicilan melu lomba paleng indonesia barang .. hehehe... aku nyusul ahh .. tapi bingung apa ya yang paling indonesia? mungkin korupsinya ... hehehhee. ......jangan pecicilan lagi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Spammerrr namenya pake nama judul postingan...
      Santun aja santun. Kayak kamu. Paling Indonesia tuh...

      Hapus
  18. Wah cocok sekali jadi guru sejarah mbak Una. Di kota pati juga ada Gerbang majapahit. Coba mbak una keliling candi. Ada salah satu pintu yang nggak ada kan? La pintunya ada di kota pati. Cari aja di google dengan gerbang majapahit.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Etapi yang di Pati katanya belum terbukti keasliannya ya? Kurang tau aku...

      Hapus
  19. Keren Unaa!!! Kalo tulisan kayak gini mah, pantas banget untuk menang, Una!

    BalasHapus
  20. palapa itu sebenarnya dasar-dasar digital karena diambil dari huruf jawa ke 10 11 10.
    secara harfiah palapa juga disebut Pandhom Lakuning Pangeran, dimana unsur ketuhanan dan sangkan paraning dumadi juga tak bisa lepas dari bilangan biner
    untuk lebih jelasnya, silaken pikiren dewe wong aku we bingung...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sing 10 11 10 kuwi ra uthak-atik gathuk po om?
      Wuuuuu ngandani neng ra ce to...

      Hapus
  21. Om gajah mada, Ratu Gayatri nya lho ayu tenan mbok di culik gitu, xixixixi.......

    Sukses yaa mbak :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ibu Suri Gayatri27 Juni 2012 pukul 11.06

      Wkwkwk... saya itu ibu suri. Gajah Mada tak akan bisa menculikku...

      Hapus
  22. wah bertambah lagi ilmu ku di web ini...
    thanks k untuk ilmu nya.......^_^

    BalasHapus
  23. Wah keren postingannya, apalagi saya suka sama sejarah (masih ingetkan kalo saya ambil undangan Arkeologi - UI wkwkwk)

    Sebenernya masih banyak kerajaan-kerajaan di Indonesia jaman dulu yang ngga kalah besar dan tangguh seperti kerajaan-kerajaan di Eropa - Timur Tengah. Contohnya Kerajaan Barus pada tahun 600 M yang sudah menjalin kontak dengan Kerajaan Mesir Kuno. Konon Kerajaan Mesir Kuno membeli barus dari kerajaan ini untuk mengawetkan mumi-mumi. Dan yang paling menarik itu adalah Kerajaan Kandis yang merupakan kerajaan tertua di Indonesia. Kerajaan ini diperkirakan berdiri sebelum Masehi lho, mendahului berdirinya kerajaan Moloyou atau Dharmasraya.

    Nenek moyang Lubuk Jambi diyakini berasal dari keturunan waliyullah Raja Iskandar Zulkarnain. Tiga orang putra Iskandar Zulkarnain yang bernama Maharaja Alif, Maharaja Depang dan Maharaja Diraja berpencar mencari daerah baru. Maharaja Alif ke Banda Ruhum, Maharaja Depang ke Bandar Cina dan Maharaja Diraja ke Pulau Emas atau Sumatra. Pas berlabuh di Pulau Emas, Maharaja Diraja dan rombongannya mendirikan sebuah kerajaan yang dinamakan dengan Kerajaan Kandis yang berlokasi di Bukit Bakar/Bukit Bakau. Keren banget, punya hubungan sama Iskandar Zulkarnain yang dalam islam merupakan orang yang mengurung Ya'juj dan Ma'juj di sebuah tembok :)

    Maaf kepanjangan, abis suka banget sama sejarah :D Semoga berhasil untuk lombanya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amazing history, saya juga suka membaca sejarah-sejarah luar biasa di masa lampau, serasa bisa berada di antara kemegahan kala itu. Dan utk Kerajaan Barus dan Kandis ini, saya baru tahu lho? Eh, buanyak ding yang saya belum tahu..hehehe

      Hapus
    2. Iya, karena memang bukti sejarahnya tidak sebanyak bukti sejarah kerajaan-kerajaan yang terkenal seperti Majapahit, Padjajaran atau Sriwijaya, jadi kurang populer :)

      Gadjah Mada sendiri menurut saya ngga perlu diberi gelar pahlawan nasional. Toh, kita hidup di masa yang berbeda :D

      Hapus
    3. Wahahaha kepanjangan its ok. Aku malah seneng dapet tahu baru gini.
      Aku pernah denger Barus tapi Kandis baru tahu...
      Selama ini kalau di SD kerajaan pertama taunya Kutai... :D

      Hapus
  24. oya k ijin naro link website nya di web ku, heheh di tunggu pasang balik yah.....^_^

    BalasHapus
  25. baca artikel ini serasa belajar sejarah tanpa merasa digurui. pengemasannya apik una...

    semoga menang lombanya ya, trus hadiahnya buat aku *maunya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha piye mau nggurui wong aku juga gak banyak paham og mbak :D

      Hapus
  26. kalau di bandingkan dengan seksama..pencapaian wilayah Gajah Mada lebih luas dr NKRI yang sekarang, tp memang ada wilayah yg sekarang dalam NKRI tp dulu belum dalam jangkauan wilayah Nusantara.

    DAn gajah Mada berawal dari no body [memulai karir sebagai prajurit biasa] then become a great commander dengan kemampuan dan rasa tanggungjawabnya. Bahkan dia rela 'musnah' ketika tugas yang diembannya gagal [ kalau gak slah setelah perang bubat, gajah mada menghilang]

    Betewe, kok Ratu Gayatri-nya itu lho?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hmmm agak rancu masalah luas. Ada kontroversi juga soalnya.
      Iya bener bener dari bawah dia, gaul lah...
      Kenapa, keren ya? :p

      Hapus
  27. Thx Una..sudah menyegarkan ingatan tentang kepatriotan gajah Mada ini...*maklum pelajaran sejarah dah berlalu sekian puluh tahun lampau..hehe..*

    BalasHapus
  28. serasa kembali ke SD kl inget palapa ya.. Hehhe... Semoga kita dpt pemimpin yg spt itu.. :D

    BalasHapus
  29. wuuiih.. mantep bener pelajaran sejarahnya.. hihi.. Jd inget, aku tuh paling ga bs plajaran sejarah.. haha
    Sukses ya ngontesnya.. ^_^

    BalasHapus
  30. hebat ya gajahmada, rela meningggalkan kesenangan duniawi demi menyatukan nusantara.

    jaman sekarang ada nggak ya pemimpin seperti itu...hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ada mungkin, tapi belum berpengaruh :(

      Hapus
  31. blog anda sudah saya pasang di Blog saya di abdii.com bagian widget kanan bawah.
    Kenapa Blog saya tidak ada di bLog anda ??
    ini link saya :title : Aplikasi Blackberry --
    link : http://abdii.com
    terima kasih

    BalasHapus
  32. nanti kalau KAnaya udah sekolah trus ada PR tentang Palapa aku suruh nyari disini aja deh... kumpliiit...

    BalasHapus
  33. kereeen ulasannya, komplito bgt una
    apalagi gayatrinya itu, gak ku ku :)

    BalasHapus
  34. hebat ya, dulu orang bisa sampe segininya. ehm, jaman sekarang ud ga ada orang yang sumpah demi ke baikna. yang ada, sumpah kebohongan meski salah, 'saya akan di gantung di monas klo ada sepeserpun korupsi' sumpah apa tu?

    coba ada yang bersumpah, saya ga akan makan 'tampe' klo saya ga bisa memberantas korupsi.. gitu bagus kan. atau yang lain lah, yang lebih nasionalis kaya gini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gak asik banget sumpah gak makan tempe wkwkwk!
      Trus orangnya emang dasar gak suka tempe hihihi...

      Hapus
  35. semoga menang lomba blognya yah :)

    BalasHapus
  36. Keren dan kumplit Una, seruan 'hamukti palapa'nya jadi pengingat buat kita. Selamat mengikuti kontes semoga berjaya. Salam

    BalasHapus
  37. Una palapa, berarti Una yang bersifat menarik =D
    #di lempar sendal sama mbak Una =D

    Sukses kontesnya mbak =)

    BalasHapus
  38. Saya sudah mengira kalo ini pasti ada yang mengangkatnya. Eee ternyata kamu, Na.... Habis jadi teliksandi ya :D

    Semoga sukses, Na... Makasih ya infonya. Makasih juga suportnya utk ikutan ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bukan dong, aku kan sekar kedatonnya, jadi tinggal nyuruh orang jadi mata-mata.
      Kamu sukses juga ya. Sama-sama.

      Hapus
  39. waaah...Una masih hapal aja nih pelajaran sejarah
    kalau aq sih hapal sejarah sumpah palapa sekian puluh tahun yg lalu....hehehe

    thanks ya Una jd inget lagi sumpah palapa nih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha gak apal aku... ini juga baca2 dulu mbak :D

      Hapus
  40. ckckckck, tenpuk tangan dulu ah buat bu UNA, penjelasannya keren, ada bakat jadi guru sejarah nih :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gak kedengeran tepuk tangannya, tepuk 1 jari ya...

      Hapus
    2. wew, 10 jari neng, sini sini kalo mau dengar :P

      Hapus
    3. Tepuk kaki juga dong...

      Hapus
  41. Berat nih tulisannya. :D Ditambahkan serat Darmagandhul sama Sabda Palon-nya Damar Sashangka dan Sri Wintala pasti jadi makin okehhh! Sukses giveaway-nya. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hmmm aku gak paham darmagandul. Terimakasih...

      Hapus
  42. Sejarah itu dilihat dari sudut pandang ya Un. Bagi kita penduduk negara kesatuan, yang kebetulan di bawah taklukan Sang Mahapatih, dia adalah pahlawan. Bayangkan pada abad ke-13 dia sdh memberikan negara begitu luas kepada Majapahit. Bagi Tumasek dan Campa, Gajah Mada tak lebih dari penjajah. Tentu saja mereka bersyukur tidak berada dalam kesatuan nusantara...
    Tulisannya hebat Un, sangat berisi. Sukses ya ngontesnya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju mbak... mau seobjektif apa sejarah tetep pakai sudut pandang ya.
      Terimakasih amin...

      Hapus
  43. wah, temanya berat nih..
    :)

    Kalo dirasa2, negara ini terlalu jawa sentris ya. Sejarah negeri yg ditulis, kebanyakan dari sudut pandang orang Jawa.
    :(

    Yaah, semoga saja pemimpin negara ini bisa menjadi pemipin yg mau berkorban untuk rakyat.
    :)

    eh, ituuh photonya.. Ratu Gayatri di tahun berapa? Pakaiannya kog modern ya? atau, jangan2, dia seorang time traveller?! wkkwkkwk
    #ngaco abis.
    :P

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wajar kalo itu. Sama halnya kayak ngobrolin agama, sadar gak sadar makenya 'agama-nya' sentris.
      Terlebih lagi emang orang banyakan di Jawa. Gak tau deh ah.

      Tahun 1367. Gaul yeee, tasnya aja tuh mereknya Louis Vuitton. Bajunya Prada, ahahaha~

      Hapus
  44. gak salah aku ngefans ma kamu say....
    kamu tuh kalo ngupas sesuatu memang sesuatu banget...

    BalasHapus
  45. Lah, postingan yang sekolah gak mandinya kemana?

    BalasHapus
  46. belum pernah lihat langsung candi Brahu di trowulan, jadi pengen ke sana ^_^

    semoga menang ya kontesnya

    BalasHapus
  47. trus pas jaman Gajah Mada berhasil menguasai banyak area di Indonesia dan sekitarnya, itu Kalimantan yg gak terjamah olehnya, dikuasai oleh siapa ya? *merepotkan una dgn pertanyaan spt ini, qiqiqi*

    BalasHapus
  48. waaaahhh lengkap dah un pembahasannya... good luck kontesnya ya :)

    BalasHapus