Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Lactose Intolerance is Real

Belum lama ini, aku baru menyadari kalau sepertinya badanku tidak toleran sama laktosa. Terbukti setelah minum minuman yang mengandung susu, seperti es kopi susu, bubble tea, kadang-kadang es krim, hampir selalu membuatku sakit perut dan mencret. Tidak 100% tapi bisa dibilang lebih dari 90% kemungkinan perutku bakal mules-mules setelah setengah sampai 2-3 jam setelah konsumsi susu.

Padahal sempat suatu waktu, aku lagi gemar minum susu nggak tahu kenapa. Oh ya, aku nggak punya kebiasaan minum susu tiap hari dari kecil, cuma kadang-kadang saja. Bahkan sempat dua tahunan nggak minum susu blas, karena lebih memilih minum susu kedelai. Nah, suatu hari, aku jalan-jalan ke Maizuru, sebuah kota kecil di bagian utara Prefektur Kyoto. Hari itu, aku lagi in the mood banget buat minum susu, dan sebagai orang yang sangat mengikuti feeling, aku membeli satu pak kecil susu sapi di sebuah bakery.

Nggak lama, perutku mulas 😭
Padahal hari itu hujan lumayan deras, dan aku nggak bisa lihat ada toilet umum, atau restoran cepat saji di pandangan mataku. Sedangkan tujuanku, aku masih harus berjalan kaki selama 20 menit. Dalam hati rasanya pengen mengumpat ke diri sendiri, sudah tahu kalau tidak kuat minum susu tapi memaksakan, dan kondisinya lagi jalan-jalan. Kan jadi fokus menahan sakit perut dan mencari toilet.

Sekitar lima menit kemudian, aku melihat Seven-Eleven yang cukup besar dengan parkiran yang luas. Hampir semua Seven-Eleven menyediakan toilet, jadi pas lihat sevel tuh rasanya, terharu ingin menangis 😭

Lega rasanya.
Pas jajan ini nggak inget ke toilet apa engga.
Itu kejadian sebelum masa-masa korona. Kalau sekarang gini, lagi jalan-jalan nggak berani deh minum susu. Masalahnya, gara-gara korona ini, banyak convenience store atau toko yang punya toilet untuk customer, menutup toiletnya untuk umum. Kalau pun nggak ditutup pun, jadi ribet, seperti harus bilang ke stafnya kalau mau menggunakan. Karena sepertinya, setelah toilet digunakan, stafnya harus buru-buru mendisinfek toiletnya.

Sekitar dua-tiga minggu lalu, aku pergi ke sebuah kuil yang terkenal sebagai kuil kelinci. Namanya Okazaki Jinja. Sebelum sampai ke kuilnya, aku jajan eskrim yang berbasis susu dan emang nyusu banget.

Benar saja, tiba-tiba perutku mulas seperti mulas yang kurasakan setiap minum susu. Di kuilnya aku tidak bisa menemukan toilet dan kantornya sudah tutup karena aku datang ke sana sore hari. Kepalaku langsung berputar memikirkan di mana aku bisa pergi ke toilet. Ada banyak fasilitas umum di dekat sana, tapi paling tidak aku harus jalan 15 menit. Aku sudah nggak kuat 😭

Di depan kuil persis ada supermarket, aku tidak berharap banyak sih, tapi coba saja. Alhamdulillah ada! Tapi ya itu, gara-gara korona, kalau mau pakai toilet harus bilang sama stafnya. Waktu itu kok ndilalah stafnya lagi pakai toiletnya, jadi pas dia keluar, aku langsung izin pakai toiletnya. 😭 Capek, mau nangis rasanya.

Udah ah kapok nggak minum-minum susu lagi kalau di luar rumah.

Tapi aku belum kapok juga ternyata 😂 Aku pergi ke salah satu mal besar di Osaka, dan membeli Chai Latte ala Jepang dalam pek. Sudah di dalam bus mau ke arah, mulas tak terkira. Mau balik ke malnya, jalannya lumayan jauh dan busnya cuma ada 30 menit sekali. Mau ngga mau kutahan dan yang kulakukan dalam bus adalah melihat Google Maps dan berharap busnya cepat sampai stasiun. 😭

Yang ini lumayan parah, aku sampai rumah masih mual-mual.
Memang harus berhenti minum susu di luar rumah. Perasaan kalau minum di rumah nggak selalu mulas, bingung gue.

12 komentar untuk "Lactose Intolerance is Real"

  1. Una, lactose intolerance-mu cuma di luar rumah aja kayaknya.😁 Btw yang nahan mules di bus sesuatu banget yak. Aku pernah mules pas lagi nonton show. Taktahan sampai shownya selesai. Abis itu langsung ngibrit ke mall nyari toilet.

    Btw penyakit ini sering dialami anak kecil yang nggak bisa nerima laktosa. Tapi ada yang bisa sembuh setelah anaknya agak besar.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nggilani wkwkwk nahan ngising :p

      Hapus
    2. Oh, apa Una ini berarti anak kecil ya mbak Pipit.😄

      Hapus
  2. Mamaku juga mengalami hal yang sama. Pencernaannya ngga bisa kompromi sama laktosa. Setiap kali minum susu diarenya bisa berhari-hari.

    BalasHapus
  3. Susah juga ya mbak kalo lagi mules, eh kamar mandinya malah ada yang pakai. Kan jadi tambah mules jadinya.😂

    Kalo aku malah alerginya kopi. Tiap minum kopi saja, tidak lama kemudian sekitar 5-10 menit perut langsung mules.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener banget sih, marai tambah mules kalau pake nunggu kamar mandi T__T

      Berarti gak minum kopi samsek dong?

      Hapus
  4. Sepertinya saya juga sering sakit perut setelah minum susu. Apalagi kalau makan sereal. Sempat coba susu almond (langsung dari kacangnya, saring sendiri), entah kenapa terasa ringan aja di badan mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tos dong. Woh mending minum susu almond apa kedelai aja ya kalau sakit perut minum susu. Rajin amat bikin sendiri wkwk

      Hapus
  5. Baru sadar asyik banget una udah nulis postnya pake bahasa Indonesia. Kemaren pake bahasa inggris aku lama banget bacanya, hahahaha.

    Aku juga jarang banget seh rasanya minum susu, sekarang minum susu cuma untuk sarapan dicampur sereal sehat gitu. Biasanya blass gak ada sama sekali minum bertahun-tahun

    BalasHapus