Flash Fiction: Pesan Suara
Tantri
mengambil gagang telepon dan mengetikkan beberapa nomor. Namun
panggilan itu tidak dijawab dan Tantri berbicara dengan mesin pesan
suara.
“Assalamu'alaikum nduk, baik-baik 'kan di Belanda? Selamat lebaran ya, maafkan ibu kalau dulu banyak salah sama kamu. Maafkan ibu ya, tidak bisa lagi masakin kamu opor kesukaan kamu. Ibu selalu do’akan kamu dari sini.”
...
Tantri
berjalan menuju kamarnya dan diambilnya telepon genggamnya. Ternyata
ada satu pesan suara untuknya. Didengarnya pesan suara itu.
“Assalamu'alaikum nduk, baik-baik 'kan di Belanda? Selamat lebaran ya, maafkan ibu kalau dulu banyak salah sama kamu. Maafkan…”
Tantri menjauhkan telepon genggamnya dari telinganya.
“Ah, ternyata suaraku mirip sekali dengan suara ibu…” Tantri menghela nafas.
“Andai ibu masih ada…”
♥ ♥ ♥
____________________________________________________________________________Ini kopian flashfiction dari Multiply-ku. Nulis flashfiction karena ada lomba Multiply. Link-nya di sini.
Hehehe, komen dan kritik ya. Soalnya aku jarang nulis... hihihi...
bingung mau komen apa. wkwk
BalasHapusngga dong aku. tantri yang pertama beda sama tantri yang kedua?
kalo sama ngapain dia denger suaranya sendiri?
hahahaha
Huaaa kenapa banyak yang gak ngerti o_O
BalasHapusDia denger suaranya sendiri. Yo gak ngapa-ngapain. Sama kayak, kamu ngeadd BBM/YMmu sendiri trus kirim pesan ke dirimu sendiri :p
oalahhhhh
BalasHapusya yaaa, baru dong :p
Wuuuu...
BalasHapus