Nyinyir-Menyinyir

nyinyir/nyi·nyir/ a mengulang-ulang perintah atau permintaan; nyenyeh; cerewet: nenekku kadang-kadang -- , bosan aku mendengarkannya;

Masa terus bergulir, semua hal berubah, berevolusi, berkonversi. Yang dulu pernah ada sekarang tiada, yang dulu tiada sekarang teramat sohor. Ngomong apaan sih gue.

Ya intinya semua berubah seiring waktu, warna rambutmu, penampilanmu, kondisi negaramu, tak terkecuali penggunaan kata-katamu, kata-kata kita. Mungkin dulu kata ‘ogut’ sering digunakan para anak gawl Jakarta, tapi sekarang tak pernah dengar lagi tuh. Seperti pula, lima tahun lalu sepertinya aku belum pernah mendengar orang bilang ‘baper’, yang sekarang, andai percakapan lisan ada daftar trending topic-nya, ‘baper’ dah tuh salah satunya.

Juga… kata ‘nyinyir’.

Mungkin 10 tahun lalu, aku sudah tahu ada kata nyinyir dalam perbendaharaan kata Bahasa Indonesia, tapi mendengarnya jarang-jarang. Tapi tidak untuk hari-hari ini. Rasanya kalau buka linimasa jejaring sosial, scroll scroll, biasanya nemu kata nyinyir. Kalau nguping orang ngomongin orang pun, suka mendengar terselip kata ‘nyinyir’ dalam kalimat.

Tadinya aku nggak mengerti betul apa arti kata 'nyinyir'. Tapi imej dalam otakku tuh kayak begini.

Gerak kan gif-nya? Mungkin beberapa kurang paham dengan wajahku... tapi yang aku maksud, nyinyir dalam bayanganku tuh, kalau ada orang ngapain kek, trus kita ngomongin sambil ngeremehin gitu, nyindir-nyindir, yah gitu deh ya.

Tapi ternyata setelah kubuka KBBI~ buka di webnya, ternyata 'nyinyir' itu mengulang-ulang perintah atau permintaan; nyenyeh; cerewet.

Tapi lagi, kalau mencerna percakapan orang-orang, nyinyir itu lebih mirip ke nyindir ya. Semacam nyindir sinis trus pakai hashtag #nomention gitu lah. Gitu kan nyinyir itu? Seiring waktu, makna pun juga bergeser, semacam lu ngga bisa ubah kata 'busway' jadi nama lajurnya doang, bukan nama busnya.

Kayak waktu Bella Sophie nikah sama suaminya...

"Ya ampun, mirip tukang siomay gitu!"

Kayak misal ada ibu-ibu kerja full time...

"Kasian banget anaknya... ditinggal mulu di rumah~"

Kok aku nyontohin nyinyirnya kurang oke ya contohnya =,= Tolong kasih ide dong.

Aku emang ngga ngerti apa-apa... tapi kalau melihat status orang-orang yang nyinyir, kepikiran... kok bisa ya orang kayak gitu, mana kadang-kadang pakai nada merendahkan, emang dia ngga berasa apa kalau yang dia nyinyirin lebih yahud daripada dia... Emang orang itu ngga punya kesibukan lain apa kok nyindir-nyindir orang lain? Suka-suka lah orang mau ngapain juga. Mbok biarin aja deh. Kadang-kadang juga nada nyinyirnya ada bau-bau agak sirik gitu. Sirik sama orang lain, makanya nyinyir-nyinyir deh di status.

Eh. Aku juga barusan nyinyirin orang yang suka nyinyir! Memang sifat suka komentar dan nyinyir kan manusiawi ya: nggak ada yang nyinyir nggak rame brayyy!

Lagian kan katanya belum hitsss kalau belum ada yang nyinyirin~ *nyinyirin aku dongs Kak* Eh kok ya nemu tweet-nya @PutriKPM mengutip ucapan Mas Cumilebay:

"Cari sesuatu yg beda. Kalau ada orang yg nyinyir, berarti lo udah jadi 'seseorang'." - Mas @CumilebayCom #NgobCanBP @BPerempuan

— Kartika Putri M. (@PutriKPM) November 28, 2015

Ngomong-ngomong, selain nyinyir, ada juga yang jadi perhatianku. Yaitu humblebrag~ bahasnya kapan-kapan aja lah. Semoga aku berkurang nyinyir dan humblebragnya =)) BYE!

Beberapa hari ke depan, mau posting tentang tempat-tempat indah di Indonesia, ditunggu ya!