Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jangan Bermain Dengan Api #2

Mari kita lanjut cerita Jangan Bermain Dengan Api #1

Kejadiannya sudah empat minggu lalu dan aku udah lupa bagaimana kronologi yang benar. Bahkan saat hari itu pun aku bingungnya minta ampun dan mungkin aku salah kasih tahu kronologi ke pak polisi dan pak pemadam kebakaran.

Oke.

Jadi api sudah padam namun asap masih membumbung tinggi dan menyalakan alarm apartemen. Store manager dengan terburu-buru masuk ke apartemen untuk mematikan alarm. Untuk masuk ke apartemen, butuh password dan dia ngga hafal. Ada memo yang tertempel di dekat kasir namun tulisan bintangnya * kurang jelas hingga store manager harus bolak-balik berkali-kali.

Sementara aku... tidak bisa berbuat apa-apa.

Saat bekerja, staf harus mengalungkan kalung ALSOK yang memiliki tombol kalau ada kejadian emergency. ALSOK merupakan semacam merek dari perusahaan security system. Setelah aku menekan tombol di kalung ALSOK, tak berapa lama, ada telepon datang dan bertanya ada apa karena ada notifikasi dari security sistem. Sumpah, aku butuh beberapa detik untuk menemukan apa Bahasa Jepangnya kebakaran itu apa. Tiba-tiba, merasa Bahasa Jepangku tidak keluar dan aku cuma bisa bilang, "Ada kebakaran!"

Aku tidak bisa mikir apa Bahasa Jepangnya: tapi sudah padam. Kemudian pegawai di seberang telepon sana bilang, "Kami dan pemadam kebakaran akan datang!"

Fotonya ngga nyambung ngga apa-apa ya. 

Di dalam toko juga ada security system dari SECOM yang mana beda perusahaan dari ALSOK. Rupanya yang meneleponku adalah dari SECOM dan aku baru sadar itu berbeda setelah dinterogasi polisi. Bisa banget sistem keamanannya banyak dan beda perusahaan gitu. 😂

Anyway, store manager masih sibuk masuk ke apartemen untuk mencoba mematikan alarm.

Sedangkan aku menunggu pemadam kebakaran yang tak kunjung datang. Perasaan cuma tiga menitan tapi aku merasa itu tiga menit terlama dalam hidupku. Aku jadi teringat waktu aku SMA, tetangga depan rumah kebakaran besar sampai habis dan pemadam kebakaran baru datang berapa jam kemudian. 😂 Di Jepang cuma hitungan menit tapi rasanya lama banget.

Store manager kembali ke toko dan aku ngga bisa menahan tangis. Aku merasa bersalah banget, tapi ngga tahu mau bantu ngapain. Seorang customer reguler yang tinggal di apartemen lantai atas, mem-pukpuk-ku dan berkata kalau tidak apa-apa.

Tak lama pemadam kebakaran datang. Kalau tidak salah ada dua truk dan ambulans. Pemimpin pemadam kebakaran masuk ke toko dan petugas yang bertugas memegang selang sudah bersiap-siap untuk menarik selang dan memadamkan api.

Tapi sudah tidak ada api.

Aku jadi merasa bersalah karena aku tidak bilang kalau api sudah paham. Dan petugas pemadam kebakaran yang bertugas memegang selang seperti kecewa. Mereka tampak muda dan aku taksir mereka merupakan petugas pemadam baru yang bersemangat memadamkan api. Maaf. 😂

Aku pikir kalau tidak ada api ya sudah, masalah selesai. Ternyata mereka masih stay di toko sampai hampir dua jam kemudian. 😓

Mereka harus mengecek mesin penggorengan, membuka sistem alarm di toko, dan menginterogasiku. Tak hanya pemadam kebakaran, polisi dan pegawai dari SECOM (atau ALSOK ya? Aku ngga ingat) pun juga datang.

Mesin penggorengan dicoba untuk dinyalakan lagi, ternyata langsung error dan rusak. Owner toko yang merupakan anak dari store manager kemudian datang untuk membantu mengurus semuanya.

Petugas pemadam kebakaran mungkin ada sekitar 15 orang dan mereka memenuhi toko. Ada petugas yang bertugas memotret, menginterogasiku, mengecek alarm, yang bertugas di ambulans, mengurusi dokumen, dan lain-lain.

Kira-kira ada dua polisi dan lima orang pemadam kebakaran yang menanyaiku kronologi kejadian. Dari kapan aku menyalakan penggorengan, di mana aku saat penggorengan nyala, berapa menit jarak antara aku menyalakan dan sadar kalau ada api, seberapa besar api, macam-macam. Oh ya tak lupa identitas pribadiku.

Aku cuma bisa melihat dari agak kejauhan pemadam kebakaran sibuk memeriksa tempat kejadian.

Sampai akhirnya, sekitar pukul tujuh pagi pemeriksaan semua selesai dan mereka kembali ke kandangnya. Sigh. Aku pun harus kembali bekerja dengan hati yang hancur. 😓 Aku masih harus tetap bekerja hingga pukul satu siang.

Aku meminta maaf kepada store manager dan owner-ku. Mereka bilang tidak apa-apa. Tapi apakah benar tidak apa-apa? Owner bahkan menawariku membelikan minuman yang sempat aku tolak karena aku benar-benar ngga enak. Yang di bayanganku adalah aku harus membayar ganti rugi, dan harus membongkar celenganku, atau last resort-nya aku minta uang ke mamaku.

Sumpah, hari itu ngga enak banget perasaanku.

*bersambung*

4 komentar untuk "Jangan Bermain Dengan Api #2"