Ngomong Campur-Campur
Pukul sepuluh pagi, saya naik ojek dari tempat les Bahasa Jepang saya menuju rumah. Hari itu, saya ke sana cuma ingin membayar uang piknik.
O: "Dari mana, Bu?" Cedih deh dipanggil ibu.
U: "Dari tempat kursus tadi Bang..."
O: "Nganterin anaknya ya?"
*jorokin abangnya dari jok penumpang*
*maunya sih gitu*
*waktu pun berlalu*
O: "Asalnya mana Bu?"
U: "Hmmm, bapak ibuku sih dari Jogja, Bang."
O: "Tapi kalau ngomong Bahasa Inggris nggak keliatan Bu kalau dari Jawa."
U: "Hah? Kapan aku ngomong Inggris?"
O: "Barusan."
Hah? Masak? Kapan? Ngomong apa gua?
Pernah tahu 'kan, kalau ada orang yang ngga suka kalau orang-orang berbicara campur-campur Bahasa Indonesia dengan Inggris? Kalau Bahasa Indonesia ya Bahasa Indonesia saja, jangan sok bule-bulean lah, gitu katanya. Mungkin orang yang komentar seperti itu ngga suka juga sama Cinta Laura.
Kalau saya sih terserah ya orang mau ngomong bahasa apa, mau campur-campur apa gimana, toh kadang-kadang memang lebih enak bilang 'by the way' ketimbang 'ngomong-ngomong'. Akan tetapi menurut saya, ada golongan orang yang terlihat keren kalau suka menyelipkan bahasa asing, ada juga yang biasa aja, tapi ada juga golongan lain yang terlihat, "Ih apa banget sih sok-sokan Bahasa Inggris, sok banget!" Untuk saya, sepertinya yang terakhir.
Saya personally, sepertinya jarang sekali menyelipkan bahasa asing kecuali memang susah padanannya dalam Bahasa Indonesia, tapi somehow, akhir-akhir ini suka nggak sadar menyelipkan Bahasa Inggris, kayak waktu ngobrol sama tukang ojek tadi. Nggak tahu deh kata apa yang saya sebutkan.
Tapi ya, ngomong campur-campur itu raku 楽. Semacam perasaan enak dan nyaman. atau lebih tepatnya kalau dalam Bahasa Jawa tuh kepenak.
Dulu, waktu saya kursus Bahasa Jepang di Jepang, murid Indonesia hanya ada tiga orang satu sekolah. Saya orang Indonesia sendiri di kelas. Sementara separuhnya orang Tiongkok dan Taiwan. Sisanya dari Korea, Vietnam, dan Polandia.
Karena masih dasar, Bahasa Jepang percakapan kita belum bagus dong. Masih terbata-bata, minimal banget. Kalau belum bisa Bahasa Jepang ya pakai Bahasa Inggris lah ya. Tapi memang saya terlalu optimis, ternyata pada nggak bisa Bahasa Inggris dong! Even percakapan sederhana! Teman-teman sekelas saya, cuma satu yang fluent berbahasa Inggris. Itu pun dia jarang masuk dan nggak pernah main bareng.
Sampai satu murid baru dari Kanada(yang kemudian saya taksir) datang. Sama yang ini saya sering jalan-jalan bareng. Setiap main ya ngobrol pakai Bahasa Jepang, kalau saya menyerah, langsung switch ke Bahasa Inggris. Rasanya tuh penak banget~ nggak ada kesusahan buat mengungkapkan sesuatu. Malah jadinya belajar percakapan Bahasa Inggris sekalian. Hehehe...
Sekarang, saya ikut sebuah kegiatan bersama ibu-ibu Jepang di Jakarta. Ibu-ibu ini rata-rata tinggal di sini mengikuti suaminya yang bekerja di Jakarta dan sekitarnya. Tapi ada juga yang menikah dengan orang Indonesia. Di kesempatan ini, saya sekalian latihan kemampuan percakapan dan pendengaran Bahasa Jepang dong ya.
Ibu-ibu ini rata-rata dapat berbahasa Indonesia, minimal untuk percakapan sederhana. Makanya kalau ngobrol sama ibu-ibu ini pakai Bahasa Jepang, kalau menyerah dan capek, tinggal switch ke Bahasa Indonesia. Ibu-ibu ini pun juga kalau mengobrol pakai Bahasa Indonesia, campur-campur juga...
"Saya ne、sudah belajar Bahasa Indonesia lama kedo、masih belum pintar juga."
Kalau menurutmu gimana tuh orang yang suka ngomong campur-campur?
Note: "Saya ya, sudah belajar Bahasa Indonesia lama tapi masih belum pintar juga."
O: "Dari mana, Bu?" Cedih deh dipanggil ibu.
U: "Dari tempat kursus tadi Bang..."
O: "Nganterin anaknya ya?"
*jorokin abangnya dari jok penumpang*
*maunya sih gitu*
*waktu pun berlalu*
O: "Asalnya mana Bu?"
U: "Hmmm, bapak ibuku sih dari Jogja, Bang."
O: "Tapi kalau ngomong Bahasa Inggris nggak keliatan Bu kalau dari Jawa."
U: "Hah? Kapan aku ngomong Inggris?"
O: "Barusan."
Hah? Masak? Kapan? Ngomong apa gua?
Pernah tahu 'kan, kalau ada orang yang ngga suka kalau orang-orang berbicara campur-campur Bahasa Indonesia dengan Inggris? Kalau Bahasa Indonesia ya Bahasa Indonesia saja, jangan sok bule-bulean lah, gitu katanya. Mungkin orang yang komentar seperti itu ngga suka juga sama Cinta Laura.
Kalau saya sih terserah ya orang mau ngomong bahasa apa, mau campur-campur apa gimana, toh kadang-kadang memang lebih enak bilang 'by the way' ketimbang 'ngomong-ngomong'. Akan tetapi menurut saya, ada golongan orang yang terlihat keren kalau suka menyelipkan bahasa asing, ada juga yang biasa aja, tapi ada juga golongan lain yang terlihat, "Ih apa banget sih sok-sokan Bahasa Inggris, sok banget!" Untuk saya, sepertinya yang terakhir.
Saya personally, sepertinya jarang sekali menyelipkan bahasa asing kecuali memang susah padanannya dalam Bahasa Indonesia, tapi somehow, akhir-akhir ini suka nggak sadar menyelipkan Bahasa Inggris, kayak waktu ngobrol sama tukang ojek tadi. Nggak tahu deh kata apa yang saya sebutkan.
Tapi ya, ngomong campur-campur itu raku 楽. Semacam perasaan enak dan nyaman. atau lebih tepatnya kalau dalam Bahasa Jawa tuh kepenak.
Dulu, waktu saya kursus Bahasa Jepang di Jepang, murid Indonesia hanya ada tiga orang satu sekolah. Saya orang Indonesia sendiri di kelas. Sementara separuhnya orang Tiongkok dan Taiwan. Sisanya dari Korea, Vietnam, dan Polandia.
Karena masih dasar, Bahasa Jepang percakapan kita belum bagus dong. Masih terbata-bata, minimal banget. Kalau belum bisa Bahasa Jepang ya pakai Bahasa Inggris lah ya. Tapi memang saya terlalu optimis, ternyata pada nggak bisa Bahasa Inggris dong! Even percakapan sederhana! Teman-teman sekelas saya, cuma satu yang fluent berbahasa Inggris. Itu pun dia jarang masuk dan nggak pernah main bareng.
Sampai satu murid baru dari Kanada
Sekarang, saya ikut sebuah kegiatan bersama ibu-ibu Jepang di Jakarta. Ibu-ibu ini rata-rata tinggal di sini mengikuti suaminya yang bekerja di Jakarta dan sekitarnya. Tapi ada juga yang menikah dengan orang Indonesia. Di kesempatan ini, saya sekalian latihan kemampuan percakapan dan pendengaran Bahasa Jepang dong ya.
Ibu-ibu ini rata-rata dapat berbahasa Indonesia, minimal untuk percakapan sederhana. Makanya kalau ngobrol sama ibu-ibu ini pakai Bahasa Jepang, kalau menyerah dan capek, tinggal switch ke Bahasa Indonesia. Ibu-ibu ini pun juga kalau mengobrol pakai Bahasa Indonesia, campur-campur juga...
"Saya ne、sudah belajar Bahasa Indonesia lama kedo、masih belum pintar juga."
❤❤❤
Kalau menurutmu gimana tuh orang yang suka ngomong campur-campur?
Note: "Saya ya, sudah belajar Bahasa Indonesia lama tapi masih belum pintar juga."
Facebook: Una Vida Escrita de la Una
Instagram: @u__n__a__
Twitter: @u__n__a__
E-mail: me@sittirasuna.com
LINE@: @jqr0626c
LINE@: @jqr0626c
Orang Polandia banyak juga ya yang belajar Bahasa Jepang...
BalasHapusYa gak papa sih kalau mau campur-campur, gimana enaknya aja, terus gimana lawan bicaranya juga. Kalau kira-kira bisa diajak ngomong campur-campur ya hayuk aja :D asal sama-sama ngerti :D
Wah betul juga, harus melihat lawan bicara juga sih yaaa...
HapusRak popo sih Na. Kalau aku kok malah seneng ngomong Jawa yo.
BalasHapusYa rak popo... Jawa campur Inggris keren tuh...
HapusKalau aku, gimana sukanya orang lain saja. Mau campur-campur atau enggak, senyamannya dia saja. Ga jadi soal.
BalasHapusCampur Bahasa Palembang juga nggak Mbak?
HapusGak masalah sih. Yang penting gak keliatan norak aja. Hahahaha.
BalasHapusIya sih ada yang keliatan norak hahahaha duh aku iya nggak yaaa...
Hapusngomong campur2 gpp sih, asal enak aja didengernya :)
BalasHapussaya ngikik lho baca percakapan di atas :)
Huhuhu cedih dikatain punya anak T.T
Hapuswakaka, diajarin jadi alay nih, kasian atuh mba :P
BalasHapuskadang bhs inggris lebih ringkas dari bhs indonesia, jd aku suka campur2, hihi. Padahal bhs inggris pas2an aja, haha.
Biar alay... hahaha
HapusAku sih suka campur2 bahasa Indonesia sama basa Jawa. Tapi klo denger orang lain ngomong bahasa Indonesia dicampur bahasa inggris, agak gimanaaaa gituu... gak biasa kali yaa.. hehehe
BalasHapusYahahaha mungkin karena jarang denger yang campur kali yaaa...
Hapusunaaa, mbok jangan ngajarin alay genit gitu :p
BalasHapusaku kalo ngomong mah jarang basa bule. palingan kalo misuh. sok keminggris cuma di dunia maya.
Kan biar merakyat Mbak diajarin alay-nya juga, hahahaha. Coba misuhnya kayak apa? :p
Hapusiiih seru ya belajar bahasa, dulu pengen masuk jurusan bahasa inggris nggak kesampaian :)
BalasHapusSeru Mbaaa...
Hapuskalo ngomong campur-campur trus ketemu grammar Nazi bias disikat abis sih Una, haha... eh bukan grammar Nazi dink, kita sebutnya lebih halusnya, para pemerhati tata bahasa Indonesia yang baik dan benar menurut EYD- eh EBI lah.
BalasHapuskebetulan aku ikutan gabung grup mereka, waduhhh, salah pakai kata yang nggak baku aja dibenerin lho. misalnya, kata resiko, benernya risiko. kata analisa, benernya analisis.
awalnya sih gue bengong aja, hah...salah ya. trus berarti blog gue itu isinya salah semua donk ya katanya nggak kbaku. eh tapi kan emang itu blog alay gue, kenapa gue yg pusing kudu baku. ya biarin aja lah gue sukanya campur-campur juga hahaha
eh panjang...
*curhat*
HapusHahaha... iya sukak sukak aja lah gak usah dipusingin tapi tetep kudu belajar EBI ye. Ngapain sih ganti EBI segala~ enak EYD hahaha
Aku kalau lagi ribet banget sering kecampur. Ngomong ama bule pake basa jawa
BalasHapusMantaaap... logat Pekalongan ga?
HapusKalau campur-campur bahasa niatnya untuk belajar atau latihan malah bagus sih .. BAreng teman gaul juga asik-asik aja.
BalasHapusTapi aku sempat bengong juga pas dengar presenter tv nasional ngomong campur-campur pas nyiarin berita tentang HUT RI Agustus kemarin, kayaknya aneh dan kurang pas aja, waktu dan situasinya kurang tepat. Jadi tergantung kondisi... Kalau lidahnya kepeleset yah lain cerita ya
Kalau di TV dan acara HUT RI rada ngga matching ya Mbak...
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKalau daku sih biasanya pakai bahasa campur aduk begitu di chat, Un. Pokoke milih yang paling singkat tulisane. Misal "ngomong-ngomong" diganti sama "btw". Khan lumayan buat menghemat tenaga, kakaaaaak. *yailah, kayak ngetik di HP butuh tenaga aja ya to. Wkwkwkwkw......
BalasHapusBahasa campur yg paling muantep is: indo-jawa-mandarin. "Besok ojok lali kita jumpa di rumah si mamat, rumah nomor gocap, pas di enggok-enggokan embong. Kamsia, ya." Hahahahahahah....#apadeh
Hahaha... gopek ae lah, how?
HapusPaling top emang bahas campur-campur. Tosss!
Ajarin sesuai EBi lah mbak. Masa alay gitu. Etapi udah ada kamus alay ya, hahaha
BalasHapusBiarin :p
HapusHahahaha, kadang memang nggak sadar ya Na nyelipin kata-kata bahasa asing gitu :D .
BalasHapusAh, jadi kebayang itu nanti orangnya dijalan ngomong "Maacih" atau "Macama", ahahahah
Memang itu tujuannya, hahaha...
Hapushihihihi bisa ngga nyadar gitu ngomong enggres una :D
BalasHapusHehehe iya maklum native Inggris #apeu
Hapustergantung lawan bicaranya mbak, saya juga suka campur2..tapi coba deh kalau di depan ortu2..bisa ngelus2 dada aja mereka.
BalasHapusHahaha... coba Mbak :p
HapusBahasa campur asalkan sama2 ngerti sih okeh-okeh aja kayaknya mah Unaaaa..
BalasHapusAku kalo nge-twit pake bahasa gaul campur alay, ada Korea nya dikit karena emang menyesuaikan sama followers ku sih,muahahaha...
Eh tapi asalkan tetep jadi diri sendiri aja lah yah :)
O iya yah 'ya udah' bahasa Inggrisnya apa yah? Bilang aja : OKAY BHAY! gitu Na hahahaha...
Followernya alay alay? Hahaha...
HapusHAHAHA bener banget tuh okay bhay ya artinya *gak kepikiran*
Wah aku keknya yg terakhir na hahaaa alias sok keminggris, padahal kudu harus cek kamus dulu bisr grammarnya bener apa ga wkkkk
BalasHapusHahaha... gak papa lah keminggris, toss!
Hapuswah sama nih, keseringan nonton film seri barat kayak game of thrones jadi omonganku suka ketuker2
BalasHapusartikelnya sangat bermanfaat sekali gan sangat membantu sekali
BalasHapusObat Sesak Nafas
Aku rasa kalau pas asal gak lebay ok ok aja kan yak bahasa campur campur gitu.
BalasHapus