Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Not-So-Blissful August?

Tiga minggu lalu, aku berdiri di Ginza, dekat Stasiun Yurakucho dengan kepala yang rasanya isinya berputar, bingung, karena aku menjatuhkan kartu commuter-ku yang nilainya hampir setara dengan uang sakuku di Jepang sebulan. Saat itu, aku merasa bulan Agustusku tidak terlalu blessful-blessful amat. Padahal baru dua hari sebelumnya aku merenungkan ini...

...di tempat aku menginap di Tokyo, di sebuah bilik di ladies area section internet cafe.

Tahun ini, aku mempunyai kesempatan untuk tinggal beberapa bulan di Jepang. Setelah diingat lagi, aku sudah memimpikan ini sejak awal kuliah. Berkesempatan sekali ke Jepang dua tahun lalu, rasanya benar-benar menambahkan keinginanku untuk tinggal di negara yang banyak menjual kawaii stuffs ini. Kemudian aku sadar, aku akhirnya mewujudkannya. Suddenly, aku merasa terharu sendiri. Kalau bermimpi emang pasti bakal dikabulkan. My life is so blessed.

Kinkakuji Temple, Kyoto.
Awal bulan ini, mamaku dan adikku pergi ke Jepang, menyesuaikan libur musim panasku. Kita pergi ke Osaka, Kyoto, dan Tokyo. Mamaku sengaja membeli Japan Rail Pass supaya lebih murah dan praktis. Dengan JR Pass, kita bisa naik turun kereta JR termasuk Shinkansen sepuas hati selama rentang waktu tertentu. JR Pass kita untuk tujuh hari, sedangkan mama dan adikku hanya lima hari di sini. Jadi aku punya dua hari lagi untuk memanfaatkan JR Pass-ku. So, aku pergi ke Hokkaido, dengan jarak 1700 km dari asramaku, dengan kereta tiga kali transfer (local train, dua kali Shinkansen, limited express), selama 16 jam. Which sebenarnya naik pesawat lebih cepat tapi kan toh mumpung pakai JR Pass. Di Hokkaido aku mampir ke dua kota besar, Sapporo dan Hakodate. Dan di sana aku senang sekali... karena nggak nyangka akhirnya bisa sampai sana. My life is so blessed.

Seorang teman dari Korea ada yang tanya, pakai kaos kaki tapi pakai sepatu sandal itu budaya Indonesia ya?
"Bukan, karena udah hitam aja," jawabku.
Kenapa aku harus menghilangkan kartu commuterku ya? Mungkin karena aku sudah banyak bahagia? Tapi toh itu cuma kartu commuter, mahal, tapi uang kan bisa dicari (dan diminta). Masa hanya karena hilang kartu 2,4 juta saja aku langsung merasa hidupku apes dan nggak blessful? Well aku harus lebih banyak belajar bersyukur...

Setelah pulang dari liburan musim panas, aku sudah mengikhlaskan kartuku itu... Kalaupun ketemu aku juga tidak bisa mengambilnya karena Tokyo jauh dari asramaku. Semacam jarak dari Jogja ke Jakarta.

Hari kedua sekolah setelah libur musim panas, aku hendak membeli kartu commuter lagi di Stasiun Ashiya. Di loket, seorang stafnya memberitahuku kalau kartu commuterku ditemukan dan dibawa di Pos Polisi Tsukiji Tokyo. Tapi kemudian stafnya memberitahuku bahwa aku bisa membuat kartu baru (re-issue) dengan biaya sekitar 100 ribu saja. Katanya, daripada aku harus telepon ke polisi, karena aku tidak fasih Bahasa Jepang, dan kalau minta dikirim belum tahu sampainya kapan.

Aku tidak bisa berhenti tersenyum karena aku hanya harus mengeluarkan 100 ribu saja, bukan 800 ribu untuk kartu commuter satu bulan. Btw, yang hilang adalah sebuah kartu commuter tiga bulan senilai 2 juta dan pre-charged card.

Ketika sudah ikhlas akan membayar mahal untuk membeli kartu lagi, ternyata tidak perlu... Like, I feel so lucky. My August is really amazingly blessful.

But wait?

Tiga minggu lalu aku merasa hidupku kurang beruntung?

Aku sadar sekarang bahkan kalau aku tetap harus bayar mahal untuk register kartu commuter baru, bahkan kalau aku tidak jalan-jalan sampai Hokkaido, bahkan kalau sekarang di Indonesia, it's a blessed life. Diberi hidup sampai sekarang itself is a blessing.

Even only see this tanpopo (dandelion) made me happy! Agak flawless ya,  btw.

Everyone's life is blessed life.

This is what I feel. What about you?

Have a blessed and blissful life guys!

23 komentar untuk "Not-So-Blissful August?"

  1. You are totally blessed Unaaa.. Super blessed malaaah hehehehehe...

    Thanks for joining my #BlessfulAugust yaaaa.. Semoga menaaang 😇😇😇

    BalasHapus
  2. Ngapain di Jepang Un? Kuliah ya?

    Kalo udah ikhlas biasanya emang diganti rejekinya. Tapi ya itu... susah buat ikhlas kalo aku mah.

    BalasHapus
  3. Jarang2 ke sini ternyata sudah di jepang aja kamu na.....

    BalasHapus
  4. Hehehe, sama Na. Kadang aku juga mengalami hal serupa. Merasa paling sial sedunia hanya karena hal "kecil". Padahal kalau dipikirkan lagi, seharusnya aku merasa beruntung sudah bisa hidup seperti ini ya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha iya Mas... au lu Mas, aku aja sirik sama kamu :p

      Hapus
  5. inspiratif sekali..

    terima kasih..

    BalasHapus
  6. Kartu Commuter Line harga 2,4 juta ilang?? Klo akuh nangis bombay dulu, Un baru beli lagi. Atau nunggu Perusahaan KA ngadain lomba lalu ngarep hadiahnya wkwkwk

    BalasHapus
  7. hmmmm.... aku kok pingin uwel uwel rambutmu ya terus bikin kartun ala Una ^^

    udaah, u are so blessful kok Una :D

    BalasHapus
  8. Una selalu beruntung harus di syukuri :) Jadi perpanjang gak di Jepangnya?

    BalasHapus
  9. good luck buat giveawaynya...

    BalasHapus
  10. Pas scroll ke bawah... foto terakhir bikin kaget, Na. Close up bingiiit.

    BalasHapus
  11. Iyaaaaa. Harus bersyukur ya na udah sehat aja.

    *tapi tetep pengen ke jepang mah akunya* hahahaha

    BalasHapus
  12. Wah... kartunya memang per nama ya Mbak? Bisa tahu itu ditemukan di mana dan ada di mana.

    BalasHapus
  13. Jepang bikin kamu tambah cakep dan bersinar ya, btw.

    BalasHapus
  14. Ah Unaaaaaa.... selama aku kenal kamu, fotomu kali inilah yg best of the best. Rada vintage gimana gituuuu... sukaaa ;*

    BalasHapus