Orang Tokyo Nggak Ramah?
Selain ialah ibukota Jepang, Tokyo merupakan area metropolis paling padat di dunia. Mengenai Tokyo, ada semacam stereotip kalau orang Tokyo memiliki sifat individualis, nggak ramah, dan bahkan kata guru Bahasa Jepangku sendiri, orang Tokyo minim ngomong. Jadi misalnya ada orang salah antre, nggak akan negor... didiemin aja...
Mungkin apple-to-apple sama Jakarta kali ya. Jakarta sebagai pusatnya uang dan urbanisasi, banyak yang bilang orangnya nggak ramah dan sumbunya pendek. Gue nggak gitu lho. Di 'ibukota perekonomian' negara, orang sibuk bekerja, bahkan commute sehari bisa empat jam pulang pergi dari rumah ke kantor, bikin banyak orang yang kayak dibilang banyak orang itu. Ngomong apa sih gue.
Kembali ke Tokyo... Apakah benar?
Jawabannya... gua nggak tahu, hahaha. Tapi di Tokyo, ya, aku menemukan staf-staf toko atau konbini yang juteknya minta ampun. Ngga cuma sekali dua kali. Agak syok, karena mostly di Kansai aku tidak pernah menemukan staf toko yang jutek. Even pun nggak senyum, nggak membuat muka yang galak gitu, dan really helpful. Tapi di Tokyo aku bertemu banyak muka-muka staf toko galak. Seperti saat aku mampir ke konbini (convenience store) di daerah Ginza 1-Chome.
Mas-mas kasirnya tidak banyak bicara seperti kebanyakan staf toko di Jepang. Waktu itu aku membeli nasi bento. Kemudian dia menanyakan kepadaku yang aku nggak tahu artinya. Aku balas, "Ha?"
Dia dengan muka (menurut gua) galak, memegang scanner bar code, dan dengan scanner itu dia memukul microwave tanpa berkata satu kata pun. Ternyata dia tadi nanya mau dipanasin atau enggak.
Kowaaaa! こわああああっ!(Sereeemmmm.)
Ada beberapa staf toko lain yang kutemukan juteknya macam gini juga. Tapi di sisi lain yang ramah dan sopaaaan banget juga ada. Kayak mas-mas yang jaga net cafe di Ginza, tempat aku nginep waktu itu. Ganteng lagi masnya. *toweltowel*
Selain itu, sepertinya kalau orang yang sudah berumur, di Tokyo, lebih ramah dan ngajak ngobrol. Kayaknya ada lebih dari empat orang nenek-nenek maupun ibu-ibu yang mengajakku ngobrol.
Sekali waktu itu, setelah aku ke coin laundry di daerah Kachidoki, aku menuju ke stasiun dan menggunakan elevator. Ya maklum orang hamil kan diprioritaskan pakai elevator. Hamil chicken katsu. Aku satu elevator sama nenek-nenek dan dia mengajak ngobrol duluan. Ia bilang bahwa hari itu panas sekali, tidak terik, tapi rasanya panas. Trus dia bilang umurnya 80 tahun. Tapi jalannya masih tegak dan nggak lambat. Tampangnya juga kayak masih 60-an, masih seger. Dia juga bertanya padaku...
"十六歳?" (Juurokusai? (Umur) enam belas tahun?)
"Eee? Enggak. Udah dua puluh tiga kok..."
Trus aku bilang ke neneknya,
"Tapi nenek kelihatannya seperti masih 60an lho."
Yah manusia memang rata-rata senang dikatain tampak lebih muda dan neneknya pun tersenyum berseri-seri sambil memukul pundakku dengan manja.
"Ah jangan ngomong yang ngga mungkin gitu ah..." sambil tertawa kecil.
Dalam ati gua... Ah simbahnya juga ngomong yang nggak mungkin. Jangan becanda dong Mbah hahaha... Ya kali muka gua muka 16 tahun... tapi mau mukul cantik ke pundak simbahnya kok ngga tega.
Selain itu, sempat juga mengobrol agak lama dengan ibu-ibu resepsionis Earthquake Memorial Hall di Yokoamicho Park. Biasalah ngobrol asal dari mana, sama siapa ke Tokyo, gratis nggak masuknya (ini gue yang nanya hahaha keliatan pelitnya), macam-macam, sampai dia nanya aku asalnya dari mana.
"Indone... si..."
Rasanya aku belum landing sempurna menyebutkan Indonesia ibunya sudah bilang,
"Eee? Indonesia? Keren... Keren... Indonesia..."
He?
"Orang Indonesia tuh... blablablabla."
Eh? Aku nggak paham dia ngomong apa, lalu dia mengulangi dengan bahasa yang lebih mudah.
"Anooo... Orang Indonesia itu orangnya pintar-pintar," ia kemudian menunjuk buku di depannya berulang kali, "urusan begini levelnya tinggi," kemudian menepuk kepala.
Aku bilang, menurutku lebih pintar orang Jepang deh. Kata beliau, "Yaaaa di Jepang orang macam-macam ada yang pintar ada yang enggak."
Hah? Apa mungkin memang orang Indonesia terkenal pintar di Jepang? Tapi memang kalau lihat teman-temanku di Indonesia pada pintar-pintar sih... Gue doang yang kurang encer nih... Tapi kalau orang kita pintar-pintar, negara kita kok belum maju-maju banget ya udah 70 tahun merdeka, hihihi...
![]() |
Teman baru dari Tokyo, K-san... Baik banget, nraktir aku juga lhooo =)) |
Anyway lagi aku juga mendapat teman baru dari Tokyo. Ibu-ibu yang dari tampangnya sekitar 30 tengah-40an. Ia sudah tinggal di Tokyo selama 16 tahun. Aku bertemu dengannya di shuttle bus khusus Factory Tour di Suntory Brewery Musashino Factory. Ia duduk di sebelahku dan aku tanya-tanya kepadanya karena aku nggak reserve tour-nya. Blablablabla... Pas arah pulang, dia nawarin nganterin aku jalan-jalan di sekitar Tokyo untuk keesokan harinya... Baik banget ibunyaaaa dan ibunya pengetahuannya banyak, jadi aku seneng banget bisa belajar macem-macem.
Ke mana aja kita yaaaa... Kapan-kapan tak ceritain hahahaha #males.
Mungkin... Pas aku ketemu orang yang ngga ramah, orangnya lagi pusing kali ya, stres, banyak masalah. Sementara itu kalau yang tua-tua di Tokyo relatif ramah kok... Mungkin karena sudah tua sudah mengerti arti hidup jadi bahagia selalu... dan ramah. Hahahahaha au lah.
Senengnya ya kalo ketemu orang ramah kayak gitu di antara beribu orang jutek di luar sana :)
BalasHapusIyah hepi Mbaaa...
HapusPara orang tua yang sering saya temui hampir semuanya ramah, pengenya ngomonggg melulu. Ya mungkin krn anak cucu jarang nengok, para lansia ini kan sebenarnya butuh teman ngobrol, makanya pas ketemu anak muda ya maunya ngobrol melulu :D .
BalasHapusOiya ya ngga kepikiran aku... kasian juga sih kesepian...
Hapuswaduh aku di Indonesia aja ada lho orang jutek... ha ha
BalasHapusBanyaaaakkk
Hapuskalau penjaga toko jutek, disini sih aku gak akan datengin lagi hehehe. Una sumbunya panjang kan yaaaa ? :)
BalasHapusUdah mejen aku Mbak hahaha
Hapusnah,, setuju sama kamuu.. kali yg lagi judes itu sedang galau akut atau lg PMS ahahha..
BalasHapuskalo di jakarta sih kalo ketemu pelayan atau penjaga toko yg jutek pasti langsung aku amuk trus nulis kritik di kotak saran mereka hahahah
Amazing hahaha... langsung ye ditindaknya =))
HapusMalah pas aku ke Tokyo kemarin orangnya ramah-ramah semua lho Na, haha. Paling ada sih yg agak menghindar karena ga merasa bisa bahasa Inggris lancar. Dan aku pernah satu kali juga ditegur karena salah antrian :P
BalasHapusMasih muda? Baru merantau kali belum lama, hahaha...
Hapusmungkin karena Tokyo kota metropolitan, ngaruh juga ke kepribadian orang di sana. Tapi masih penasaran sih Tokyo itu kayak gimana wkwk
BalasHapusIyah hahaha... nggak gimana-gimana sih hahaha, ke sini-ke sini :P
Hapusingetnya ke film jepang muluu..
BalasHapusOshin? hah mba Una Oshin?
HapusWedewwwwwwwwwww
hahahaa..
Hapusjaman dulu banget itu pak film oshin
jaman tivi hanya tvri
sampe nangis2 sedih nontonnya..
Aku ngga tau Oshin itu apa...
HapusWah kalau nyari yang jutek jutek di Pontianak juga banyak mba Una
BalasHapusSering dijutekin yiaaaa...
Hapusberutungnyaaa dipertemukan sama ibu yang cantik dan baik itu yaa
BalasHapusAlhamdulillahhh :)
Hapussuatu saat nanti aku juga mau ke tokyo
BalasHapussama kayak Tante una
Yuk Dijaaa... Dija pemotretan pake baju bagus-bagus gitu di Tokyo pasti keren :D
Hapuswah asik bgt Una..kalau ketemu teman yang asik pasti jalan2 tambah asik ya
BalasHapusIyaaa... pengetahuannya nambah dikit hihihi
HapusBiasanya ngg ramah karena bahasa inggrisnya ngg bagus hehehehe.. Tapi temen deketku di Jenewa, Mirai, baik bangeeet .. Et my partner in crime hehehe
BalasHapusNgga juga sih Mbak, di daerah Kansai nggak bisa Bahasa Inggris ramah-ramah aja, hihihi XD Wahhh... Mirai-san orang Jepang ya...
HapusYup, ibu2 Jepang di Indo yg dari Tokyo jg blg gitu, Una.
BalasHapusMrk blg, (katanya) skrg org Jepang cuek2, ga kayak dulu ramah2. Malah mereka lbh suka Indonesia krn orgnya ramah. Hhhhmmm...sawang sinawang yak e ya.
berarti ya sama aja. Dimana-mana selalu ada jutek dan ramah :)
BalasHapus