Tas Baru Dari Brisbane

I try my best untuk selalu travel light. Bawa baju nggak usah banyak-banyak, malah sepertinya kalau pergi aku selalu nyuci baju. Apalagi kalau pergi sama mamaku, sebisa mungkin koper nggak masuk bagasi. Kalau tujuannya ke luar negeri yang negaranya lebih makmur mah nggak apa-apa, keluar imigrasi biasanya bagasinya udah ada di conveyor belt. Nah di Soekarno Hatta... aku pernah dong nunggu bagasi keluar sampai lebih dari satu jam. Bete nggak tuh? Eh tapi pada praktiknya... terakhir pergi ke Gold Coast pergi sih travel light, isi koper cuma seperempat, masuk kabin. Balik-balik, di sana belanja ini itu, berat juga koper, masuk deh bagasi, hahaha...

Selain itu kalau jalan-jalan, maunya sesimpel mungkin. Nggak mau ribet. Nggak lagi bawa SLR dan cuma bawa poket. Kalau jelek warna gambarnya... ada photoshop. Ruginya poket nggak bisa foto wide, ah tapi nggak masalah.

Stasiun Nerang.

Ceritanya, dari Gold Coast aku pergi ke Brisbane. Jaraknya sekitar 80 km dan ditempuh menggunakan kereta. Aku cuma membawa tote bag tipis dan terbuka dari recycled material yang aku beli seharga 2 AUD dari toko sepatu Rubi karena katanya hasil penjualan bakal didonasikan. Dalam tote bag, aku hanya membawa pouch berisi paspor dan dompet, tongsis, kamera poket, dan kunci apartemen tempatku menginap. Kalau tas nggak pakai ritsleting, ah aman lah, Australia ini, begitu dalam hatiku.

Bagus ya keretanya. Ada free wifi lho... cuma berapa menit gitu tapi zzz.

Naik kereta dari Stasiun Nerang kemudian aku turun di Stasiun Fortitude Valley di daerah Chinatown, di suburb Brisbane. Aku membeli cokelat Wonka pesanan temanku di supermarket di stasiun. Kemudian kumasukkan di tote bag.

Tadinya aku hendak pergi ke supermarket Jepang yang aku masukkan dalam list destinasiku di Brisbane. Tapi karena hari Minggu, bus yang ke arah sana tidak beroperasi dan aku nggak tahu harus naik apa sebagai gantinya. Akhirnya aku jalan-jalan di Chinatown, makan Mekdi, kemudian masuk ke supermarket Burlington dan Yuen's Market. Oh iya, aku ini pehobi supermarket. Di sana aku membeli banyak snek. Kemudian kumasukkan di tote bag.

Di Chinatown, papan nama jalan pun ada karakter Cinanya.

PERMEN FAVORITKU! Yang bawahnya kopikooo... permen white rabbit <3 <3

Lanjut dari Chinatown, aku pergi ke pusat kota Brisbane. Di sana ada Queen Street Mall, mal pedestrian. Toko di kanan kiri trus di tengahnya area khusus pejalan kaki gitu. Aku masuk ke toko suvenir, dan membeli beberapa kartu pos dan tisu uang Australia. Kemudian kumasukkan di tote bag.

Tadinya aku hendak pergi ke HMV, toko CD, sudah kucatat alamatnya dalam notebook. Tapi pas kutanya, semua bilang tidak ada toko HMV di Brisbane. Setelah ku-googling lagi, sudah closed down sejak beberapa tahun lalu, ahhh... padahal aku mau cari CD artis idolaku. Akhirnya, salah satu staf toko suvenir merekomendasikan toko HI-FI, toko elektronik tapi juga ada section CD-nya. Aku masuk dan lihat-lihat CD, dan kemudian tersadar... tali tote bag-ku copot satu!

Gue lupa tas yang kubawa tipis tapi menyiksanya dengan masukin belanjaan ke dalam tote bag. Aku keluar dari toko, sambil mendekap tasku supaya tidak ada barang terjatuh, dan security di pintu memintaku membuka tasku. Hiks... padahal yang lain kagak =))

Segera mungkin aku cari toko buat beli tas. Tadinya mau masuk toko Louis Vuitton... tapi teringat di sana kan nggak ada tas 10 dolaran...

Akhirnya aku masuk ke toko suvenir (yang berbeda dari sebelumnya). Lihat ada tas tapi menurutku kurang bagus seharga 10 AUD (sekitar 100 ribu) dan nggak ikhlas belinya karena aku tahu di Paddy's Market dijual cuma 4 AUD. Yang bagus paling tas Robin Ruth. Tahu kan? Kalau nggak tahu ingat aja tas atau dompet bermotifkan nama kota atau negara. Tapi kan Robin Ruth mahal yaaa... bagus sih... tapi nggak pernah ada di pikiranku untuk membeli Robin Ruth. Maunya dibeliin.

Pilihan tas handbag Robin Ruth-nya ada beberapa. Semuanya mahaaal njir. Display tas Robin Ruth kebetulan ada di depan kasir, jadi aku ada tuh lebih dari lima menit di depan kasir. Untungnya nggak ada yang antre. Aku curhat ke kasirnya kalau tasku jebol jadi butuh tas emergency. Karena aku nggak berhenti pilih-pilih juga, sampai mas kasirnya bilang, "Sepertinya pilihan yang amat sulit ya?"

Ho oh.

Mbelgedhes banget jalan-jalan sesimpel mungkin, antirempong. Ini milih tas buat darurat aja mikirnya lama... hahaha abis kalau beli yang jelek kan sayang yaaa...

Akhirnya kubeli juga tas Robin Ruth senilai nraktir sekelas beefburger Mekdonal. Huft.

Aku juga beli card holder Kimmidoll. Kupakai buat taruh kartu kereta. Mumpung murah, cuma 5 AUD.

Next time, ngga kemayu lagi sok-sokan bawa tas tipis yang bikin keluar duit lebih. Mungkin aku harus cari foldable shopping buat belanja. Tapi selalu lihatnya yang motifnya biasa aja. Ah, ya udah deh. Perasaan dari dulu aku nggak bisa nulis catatan perjalanan yang runtut dan indah, hahaha...

Facebook | Twitter | Instagram | Bloglovin | Zomato | Dayre