Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dari Panda Sampai India (Day 2)

Berkunjung ke Macao Giant Panda Pavilion adalah jadwal pertama kami di hari kedua (26/11) FamTrip ini. Aku sangat excited datang ke sini karena belum pernah melihat langsung panda sebelumnya. Panda Pavilion ini bisa dibilang seperti kebun binatang yang kecil. Meski hewan utamanya adalah panda, namun juga ada hewan lain seperti flamingo dan berbagai jenis burung eksotis.

Panda Pavilion merupakan rumah bagi dua panda bernama Kai Kai (jantan) dan Xin Xin (betina). Dua panda tersebut merupakan hadiah dari Presiden Tiongkok saat itu, Hu-Jin Tao dalam rangka perayaan 10 tahun kembalinya Macau ke Tiongkok. Kai Kai dan Xin Xin tiba di Macau pada akhir tahun 2010, saat umur mereka sekitar dua tahun. Sayangnya bulan Juni tahun ini, Xin Xin meninggal akibat gagal ginjal. Menjadikan Kai Kai sendirian di Panda Pavilion. Ada yang berminat menemani?

Tiketnya hanya 10 MOP (sekitar 16.000 rupiah), bahkan kalau Anda berumur di bawah 12 tahun atau di atas 65 tahun gratis. Pakai 'Anda' segala, ya kali aja pembaca blog ini ada yang masih kecil atau lansia,
hehehe!




Kai Kai si panda jomblo.
Giant Panda Pavilion ini letaknya di area Seac Pai Van Park. Di dalam taman ini terdapat juga area bermain anak, Nature and Agrarian Museum, kebun tanaman obat dan tanaman eksotis, maupun taman hewan lain. Area ini tak jauh dari Lord Stow's Bakery, sebuah toko Portuguese Egg Tart yang paling terkenal di Macau.

Lord Stow's Bakery didirikan oleh Andrew Stow yang berasal dari Inggris pada tahun 1989. Ia membuat egg tart dengan cara yang berbeda. Tak sekadar pasteis de nata (nama Portugis dari egg tart) namun  Andrew memberikan sentuhan Inggris pada custard-nya, sehingga menjadikan 'Portuguese' egg tart milik Lord Stow's ini begitu berbeda. Satu buah dijual dengan harga 8 MOP. Sementara itu, kami ditraktir egg tart oleh Kak Alex, ia membeli satu lusin dengan harga 90 MOP (sekitar 144.000 rupiah). Tidak mahal kan?

Toko pertama Lord Stow's Bakery. Sekarang sudah punya beberapa cabang.

Rasanya... endang bambang! Custard-nya hmmm... crispy-nya pastry-nya... hmmm. Gitu deh. Rasain aja sendiri ya, hahaha!

Sambil makan egg tart kami duduk di area umum untuk duduk-duduk tak jauh dari Lord Stow's. Terlihat Kota Zhuhai yang sudah termasuk Mainland China dan samar-samar bisa kita lihat juga Chimelong Hengqin Bay, hotel raksasa bertema laut yang terletak di Zhuhai.

Kemudian kami mampir sebentar ke Chapel of St. Francis Xavier yang didirikan tahun 1928. Bergaya Barok, bangunan gereja kecil ini didominasi dengan warna krem kekuningan dan biru untuk pintu dan teralinya.

Chapel of St. Francis Xavier.
Pantai Hac Sa.
Selanjutnya kami pergi ke Pantai Hac Sa. Hac Sa sendiri berarti pantai hitam dan pasirnya memang kehitaman. Kalau untuk orang Indonesia yang biasa melihat pantai yang cantik, pantai ini biasa. Namun rupanya dulu merupakan destinasi favorit bagi penduduk Portugis pada musim panas. Tak jauh dari Hac Sa, ada restoran Macanese/Portugis bernama Miramar. Kami makan siang di sana.

Siang itu rasanya lapar sekali... tapi ada satu, Kak Barry Kusuma kalau nggak salah, yang ingin foto makanan satu meja jadi musti menunggu semua keluar, sampai meja penuh, difoto dulu, baru boleh dimakan. Huft.

Untuk pembuka kami disajikan roti dan butter, Ameijoas à Bulhão Pato (clams), Sonhos de Bacalhau (perkedel codfish), Salada de Polvo (salad gurita), dan Gambas à Alhinho (udang). Untuk main course ada Barbequed Chicken, Lamb Chop, dan Arroz de Marisco (seafood rice). Alhamdulillah aku doyan semua, hahaha!

Barbeque chicken and potato.
Perut kenyang, kami pun menuju salah satu destinasi nomor satu di Macau! Reruntuhan gereja St. Paul dan Senado Square! Sebelumnya kami diajak ke toko suvenir tak jauh dari St. Paul. Aku  hanya membeli beberapa kartu pos untuk kukirim ke temanku. Sembari menunggu teman yang masih asyik berbelanja, aku menyicil menulis alamat di kartu pos. Dari sana, kami pergi ke Museu de Macau (Macau Museum).

Museum ini terletak di Mount Fortress, sebelah St. Paul. Tempat ini merupakan tempat yang sangat sempurna buat teman-teman yang ingin tahu detil bagaimana sejarah Macau. Di lantai bawah, terdapat penjelasan bagaimana perbedaan perkembangan budaya Tiongkok dan Eropa. Ada tentang jalur sutra, teh, properti kepercayaan tradisional Tionghoa, dan katolik. Di lantai dua berisi tentang budaya dan kehidupan sehari-hari di Macau. Mulai dari bagaimana kehidupan di Macau jaman dahulu, kedatangan Portugis, profesi penduduk, kuliner, sampai tentang pernikahan di Macau.

Pemandangan dari atas Mount Fortress.

Di Mount Fortress Park.
Di depan Reruntuhan St. Paul's
Sayangnya kami tak sempat ke lantai tiga dan langsung ke luar menuju Mount Fortress (Fortaleza do Monte), sebuah benteng yang mulanya dibangun untuk melindungi Jesuit ketika St. Paul belum menjadi reruntuhan. Selanjutnya benteng tersebut dijadikan pertahanan Kota Macau. Sekarang sih sudah jadi objek wisata utama dan dari sana kita bisa lihat Macau dari atas.

Turun dari benteng, kami ke Reruntuhan St. Paul! Hari itu St. Paul penuh sekali, di sana kami hanya berfoto di depannya dan mampir ke Na Tcha Temple, kuil kecil di sebelah Reruntuhan St. Paul yang berfungsi untuk memuja dewa Na Tcha, dewa anak perang. Kuil tersebut dibangun tahun 1888 saat terjadi wabah epidemik di Macau dan untuk menyembuhkannya membutuhkan obat tradisional Tiongkok.

Di Senado Square, ada sekitar dua jam free time. Aku menghabiskannya untuk ke supermarket (wisata minat khususku) dan berkeliling Senado Square.

Ramainya gang dekat St. Paul hari itu.

Senado Square.
Sebelum makan malam, kami diajak mengunjungi Grand Prix Museum dan Wine Museum. Dua museum tersebut berada dalam satu lokasi. Grand Prix Museum dibuka saat perayaan 40 tahun Macau Grand Prix. Pendirian museum ini merupakan tribute to Theodore "Teddy" Yip, seorang yang dianggap menjadi Bapak Grand Prix-nya Macau. Yang sangat mengejutkan, Teddy Yip ini berasal dari Medan yang kemudian mengenyam pendidikan di Belanda, dan pindah ke Macau. Ia memiliki kemampuan berbahasa enam bahasa dan enam dialek Bahasa Tiongkok. Kereeennn! Ah!

Tentu saja isi Grand Prix Museum adalah mobil dan motor yang pernah digunakan dalam perlombaan balap di Macau.

Wine Museum, yang terletak di depan Grand Prix Museum, berisi tentang sejarah wine, bagaimana proses wine dibuat, dan pakaian petani anggur yang dipakai di berbagai provinsi di Portugal. Bahkan ada organisasinya sendiri, dan di Wine Museum ada seragam para anggotanya. Buat yang hobi minum wine, menurutku museum ini sangat menarik.

Roman Amphitheatre, di Macau Fisherman's Wharf. Berfungsi untuk konser dan pertunjukan lainnya.
Pemandangan dari Fisherman's Wharf. Romantis... coba kalau......... *isi titik-titik sendiri*
Hari kedua di Macau ditutup dengan makan malam di Taste of India, sebuah restoran yang menyajikan kuliner khas India Utara yang terletak di Macau Fisherman's Wharf. Bagi wisatawan muslim, mungkin ini bisa jadi rekomendasi, karena dipastikan makanannya semua halal. Taste of India merupakan restoran pertama di Macau yang memiliki sertikasi halal yang didapatkannya pada tahun 2012.

Chutney sebagai pendamping makan papadum.

Macau Government Tourist Office Representative in Indonesia
Twitter: @macauindonesia
Facebook: MGTO Indonesia
Website: http://id.macautourism.gov.mo/


17 komentar untuk "Dari Panda Sampai India (Day 2)"

  1. Kamu jahat sekali, ngepost gambar egg tart dan ayam, tapi gak bawain buat oleh-oleh.... jahat jahat jahat.
    Ahahah :D
    Keren ya tempatnya, kamu beruntung deh bisa kke sana :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yahahaha...
      Memang ngga bawa oleh-oleh :P
      Tapi belanja banyaakkk...
      Alhamdulillah Kak

      Hapus
  2. murah amet tiket masuk zoo nya. itu egg tart nya juga menggoda banget hihihi.

    btw, Chapel of St. Francis Xavier-nya kayaknya gak asing. pernah ada di film/serial drama apa yaaa?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kurang 0 satu kemari, salah tulis hihihi tapi tetap murah yaaa...
      Apa ada di BBF ya? Aku ngga nonton full soalnya...

      Hapus
  3. aih kerennya bisa lihat panda beneran ya,,,duh makanannya gak nguatin mbak una,,

    BalasHapus
  4. bener2 dimanjakan ya na di macau,semua dijelajahi...pingin egg tartnyaa,penasaran banget,terkenal di macau itu ya na..^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaaa dimanjakan dan dibayari hahaha... Ayo Mbak ke Macauuu *duta wisata Macau :P *

      Hapus
  5. ketinggalan,fotonyaaa...aish,pesonamu,,shine bright like a diamond ^^

    BalasHapus
  6. Pandanya lucuuuuu.. *ndusel-nduselin*

    Ayamnya keliatan enak.. Uda jam makan siang pulak ini.. -_-

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makan dooong makan :)
      Lucu banget sayang cuma satu di Macau~

      Hapus
    2. Ih kesiannya dia.. Ngga punya pasangan. Pasti hidupnya terasa hampa.. :'

      Makannya cumak pakek anaknya.. Telor.. ._.

      Hapus
  7. Eh Na Cha itu dewa ya Na? Baru tahu. Hahahaha. Dulu suka lihat sinetronnya tapigfak ngeh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaaa... wow? Ada sinetronnya? Keren banget...

      Hapus