Ada Macet di Macau! (Day 4)
Hari keempat (28/11) adalah jadwal kami pulang. Jam setengah 10 kami harus ke Macau Ferry Terminal. Zahra dan Sofi ingin sekali melihat A-Ma Temple karena merupakan asal mula Portugis menyebut daratan tersebut adalah Macau. Kami janjian jam 06.30 sudah sarapan. Tapi kenyataannya aku baru bangun jam 06.29, morning call bangun cuma tidur lagi, hahaha. Karena kebetulan aku masih kenyang dari Gosto, makan pada malam sebelumnya, sarapanku cuma dua piring hari itu. *cumaaa?* Jadinya tak lama dan kemudian kami cabut ke seberang hotel.
Kami naik bus nomor 21 ke arah A-Ma Temple. Karena masih pagi jam orang berangkat sekolah dan kerja, bus ramai, dan selalu berhenti di setiap halte. Sampai A-Ma Temple, kami langsung foto-foto. Aku aslinya ingin membeli kertas merah yang bisa dituliskan doa lalu digantung di luar kuil. Tapi karena kepagian, tokonya belum buka. Oh ya, aku tidak tahu kalau pemandangan di atas A-Ma Temple sangat bagus (Ibu Ningsih memberitahuku kemudian), kalau tahu aku pasti naik tangga yang ada di A-Ma Temple itu.
A-Ma Temple merupakan sebuah kuil Tao tertua dan yang paling terkenal di Macau. Kuil ini berfungsi untuk memuja Dewi Matsu (Ma-zu), dewi para nelayan dan pelaut. Orang Macau menyebut kuil ini adalah Maa1 Gok3, dan Bangsa Portugis mengira itu adalah nama daerah yang sekarang Macau itu. Padahal sebenarnya nama kuil tersebut. Hingga kemudian Portugis menyebut daerah yang bernama 澳門 (Ou Mun) ini dengan kata 'Macau'.
Sementara itu Zahra dan Sofi ingin melihat Gereja Lady of Penha yang letaknya di Penha Hill. Aku tidak berminat ikut mereka karena tahu jalan kakinya hiking banget, capek, dan aku sudah pernah ke sana di perjalanan ke Macau-ku yang pertama. Tapi memang bagus banget sih, apalagi pemandangannya dari atas. Oh ya jadi ingat, Pak Alan memberitahu kalau suster di Gereja Lady of Penha ada enam, dan keenamnya bisa Bahasa Indonesia, karena pernah bertugas di Indonesia. Penasaran ingin bertemu jadinya.
Sementara itu Zahra dan Sofi ingin melihat Gereja Lady of Penha yang letaknya di Penha Hill. Aku tidak berminat ikut mereka karena tahu jalan kakinya hiking banget, capek, dan aku sudah pernah ke sana di perjalanan ke Macau-ku yang pertama. Tapi memang bagus banget sih, apalagi pemandangannya dari atas. Oh ya jadi ingat, Pak Alan memberitahu kalau suster di Gereja Lady of Penha ada enam, dan keenamnya bisa Bahasa Indonesia, karena pernah bertugas di Indonesia. Penasaran ingin bertemu jadinya.
Sembari menunggu Zahra dan Sofi yang pergi ke puncak Bukit Penha, aku mencari-cari kertas doa yang berbahasa Indonesia. Ternyata sulit ditemukan. Mungkin saat-saat dekat ini tidak banyak jumlah wisatawan Indonesia yang mampir ke A-Ma Temple. Kemudian aku merenung sambil tiduran di atas kursi di Largo do Pagode de Barra (semacam alun-alun kecil di kuil di Barra/A-Ma Temple). Meski ada rombongan turis lewat aku tetap tiduran, sambil melihat Museu Maritimo de Macau dan berkontemplasi. Halah! Tak betah aku jalan lihat-lihat gerbang kuning bertuliskan Patrimonio do Estado (berstatus warisan budaya). Kemudian melihat-lihat sebuah kotak merah besar.
Kotak merah tersebut adalah milik Macau Post, yang mana kita bisa mengirim paket domestik (ke Macau, HK, dan Mainland China) dan internasional. Di sisi kotak tersebut juga terdapat tarif pengiriman dokumen maupun paket baik domestik maupun internasional. Di sisi lainnya terdapat vending machine prangko/postage, hanya tinggal masukkan koin, klik nominal yang diinginkan, lalu keluar prangkonya. Aku iseng-iseng mencoba 1 MOP. Prangkonya sedikit berbeda dengan prangko biasa karena nilai postagenya dicetak dalam mesin tersebut.
Menarik. Semoga di Indonesia secepatnya ada mesin ini!
Eh, rupanya Zahra dan Sofi sudah kembali sampai A-Ma Temple. Kemudian kami naik bus MT4 untuk kembali ke hotel. Kami menuju Cotai melalui Ponte de Amizade Bridge. Jembatannya dari bawah bercabang dua, dan macet! Ada juga ya macet di sana... ternyata macetnya hanya di cabang dua tersebut, ketika sudah sampai ke satu jalur, tidak macet lagi. Sesampainya di hotel kami bergegas ke Macau Ferry Terminal untuk menuju ke Hong Kong International Airport.
Dan... bye bye Macau... Mh goi sai! Kita pasti bertemu lagi ya... dan oh ya, selamat ulang tahun ke 15! Feliz Aniversário Macau! Serta terima kasih banyak MGTO dan VIVALog, sehingga aku bisa menikmati Macau lagi dan bertemu teman-teman baru.
Sebelum pulang selfie dulu dengan pemandu kami selama empat hari di Macau, Pak Alan. |
❤❤❤
*Mh goi sai = terima kasih banyak, kanton.
Macau Government Tourist Office Representative in Indonesia
Twitter: @macauindonesia
Facebook: MGTO Indonesia
Website: http://id.macautourism.gov.mo/
Wah kapan kapan tak ajak selfie bareng saya ya mba Una
BalasHapusNggak di Macau kalau selfie sama sayah
Di mamang bakso juga bole hihihihihihi
Ayo lah kapan selfie sama aku?
HapusBayar ya, hahaha...
sama kayak disini ada vending machine buat beli prangko...
BalasHapus*sirik*
HapusHuhu...aku belum dikirim nih foto selfie bareng Pak Alan.... padahal pengen banget pamerin di blog. Syukur macetnya cuma 5 menitan, gak kayak Bogor... sepanjang jalan macet :'(
BalasHapusLoh emang yang moto siapa Sof? Di kamera siapa?
HapusHahaha iyaaa... di Jakarta jugaaa macet di mana-mana :P
keren mbak Una,,eh disana ada mobil merek hyundai ya...eh ada truck tronton juga,,,pengen selfie juga bareng mbak Una :)
BalasHapusSelfie an sama mba Una gratis malah ada door prize nya
HapusDapat goodie bag juga 100 orang pertama :P
Hapusudahan ya??kurangggg..masak cuma segitu aja ceritanya na??kenapa pas kamu tidura2an g di foto ya??penasaran hahahaha
BalasHapusHahaha tenang masih banyak postingan lagi... Ngga ada yang motoooo... hahaha...
HapusUnaaaa,....asyik bgt jalan-jalannya sih *_*
BalasHapusAsyik dong Mbaaa :)
HapusPak Alan ganteng ya, Na.. Buahahah.. :D
BalasHapusEh, ini yang barengan sama Bang Fahmi ngga sih?
Iyaaa nggak kebayang mudanya deh...
HapusIya betul... Mas Fahmi Catperku kan?
Wkwkwk.. Bisa kali disepik kalok mudaan dikit.. :D
HapusYap. Barengan ih keliyaaaan.. Enaknyaaaa.. Huhuhu.. :'(
Keren Na. Selalu suka ama cerita-cerita lu deh. :) vending machine perangko bakalan laku gak ya di sini..
BalasHapusBakal cepet rusak kali ya? Ngga tau deh hahaha...
HapusCeritamu gawe envy..
BalasHapusAaahhh *mupeng*
BalasHapus