Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Aw, Aku Terpukau di Macau! (Day 3)

Free Time

Di hari ketiga, kami diberi waktu bebas untuk menikmati Macau. Mengetahui waktunya dari pagi sampai jam setengah satu siang, aku sengaja makan pagi di waktu restorannya buka, alias jam 06.30. Tidak benar-benar tepat jam segitu sih, tapi jam tujuh lebih sedikit aku sudah selesai makan. Eh kok ya teringat, tempat yang ingin kukunjungi baru buka jam 10 pagi. Jadi aku leyeh-leyeh dulu beberapa jam di kamar hotel.

Jam sembilan aku turun kemudian mencari halte bus yang sudah aku cari sebelumnya di Google Maps. Haltenya tidak persis di seberang hotel tapi harus jalan dulu ke arah selatan... jalan... jalan... kok tidak ketemu ya! Waduh! Mana hapeku nggak nyala pula, nggak bisa browsing. Ya sudah akhirnya dalam hati kuputuskan jalan kaki ke arah selatan saja, kalau menemukan halte baru berhenti, kalau tidak ketemu juga gampang lah tinggal naik taksi. Don't like people difficult deh, begitu aku berkata kepada diriku sendiri.



Aku jalan kaki melewati tempat main golf dan water reservoir, sampai kemudian tiba di Rotunda Seac Pai Van. Hampir dua kilometer aku berjalan akhirnya melihat halte bus tapi nomor yang ingin kunaiki tidak lewat situ. Setelah melihat peta yang diberikan oleh MGTO, aku memutuskan naik bus nomor 26, ternyata bisa juga naik itu. Aku naik dan... bayarnya kurang, hahaha. Harusnya 5 MOP, namun aku bayar 3.2 MOP. Karena bayarnya pakai koin dan tinggal masukin uangnya di kotak, jadi kurang ya rapopo.

Dalamnya bus di Macau. Yang merah tempat masukin uang, di atasnya ada mesin scan MacauPass. Di atas supir sebelah kiri ada kecepatan bus melaju.
Seingatku di Macau kalau berhenti halte harus pencet bel, tapi kok nggak nemu di kiri kanan. Takutnya nggak berhenti di halte yang aku ingin berhenti. Eh taunyaaa... belnya di atas gitu aja kayak logam panjang di langit-langit bus, nggak ada pencetan khusus.
Rute yang aku naiki sebenarnya agak memutar, tapi memutarnya di Macau kayak apa sih, areanya saja hanya seperduapuluhnya DKI Jakarta. Karena sudah lewat jam orang kerja, bus sepi sehingga tak semua halte bus berhenti. Tak lama turunlah aku di Macau Stadium (Estadio de Macao). Jalan-jalan dulu ke beberapa toko lalu jalan ke arah tempat yang ingin aku kunjungi... dan akhirnya ketemu!

Tempat yang ingin aku kunjungi adalah supermarket! HAHAHA!
Tepatnya bernama Grand Mart, supermarket yang menjual barang yang sebagian besar dari Jepang. Aku ingin membeli beberapa snek asal Jepang, mumpung tidak semahal di Indonesia.


Usai berbelanja, aku menyeberang supermarket dan melihat kuil kecil yang bernama Four-Faced Buddha Shrine, yang merupakan kuil Buddha bergaya Thailand. Ada patung Buddha dengan empat wajah yang mewakilkan empat elemen di bumi.

Kembali ke hotel, aku pergi ke gift shop di area kompleks Sands (di area tempatku menginap) untuk mencari prangko dan mereka menjualnya. Untuk mengirim kartu pos, wisatawan di Macau tak perlu khawatir. Karena tinggal pergi ke concierge hotel dan menitipkannya. Kalau tidak punya prangko pun, bisa titip belikan prangko di concierge loh. Untuk destinasi luar negeri, butuh prangko 6 MOP.


Paradise Gardens, Sands Cotai Central.
Narsis dulu kita...

Aku duduk di Paradise Gardens untuk menempelkan prangko. Setelah itu tak tahan untuk tak foto-foto karena taman dalam ruangan itu sangat cantik. Waktu itu sedang ada acara DreamWorks Experience, bisa berfoto dengan karakter DreamWorks, aku pun sempat berfoto dengan Po-nya Kungfu Panda. Padahal aku belum nonton filmnya, sih.

Tak Henti Terpukau di Macau

Jadwal makan siang hari ketiga (27/11) adalah di Grand Emperor, sebuah hotel di kawasan Semenanjung Macau, tak jauh dari Lisboa dan Wynn. Uniknya dari hotel ini adalah bergaya Kerajaan Inggris. Di luar terdapat kereta kencana, penjaganya pun seperti penjaga istana di Inggris, di dalamnya interiornya pun Kerajaan Inggris banget! Ketika masuk ke dalam hotel, kita disambut oleh Golden Pathway, lantai yang bawahnya terdapat emas batangan satu kilo dengan kemurnian 999,9. Jumlah emas batangannya ada 78 batang. Yang perlu diketahui lagi, salah satu shareholder hotel ini adalah Jackie Chan. Dulu sih katanya sempat ada kamar Jackie Chan yang boleh didatangi, tapi sekarang sudah tutup, hiks.

Di depan kereta kencana Grand Emperor.
Golden Pathway~ pengen emasnyaaa...
Di Grand Emperor Court, kami menikmati berbagai masakan khas Kanton dan Chiu Chow (daerah di Guangdong). Aku suka semua! *apa sih yang aku ngga doyan* Tapi baru kali itu makan di Macau, tapi aku nggak kenyang. Bukan karena makanannya sedikit, lebih karena aku makan jam 06.30 pagi dan kecapekan jalan kaki jauh, hahaha...

Cabut dari Grand Emperor, kami mengunjungi Taipa Houses Museum, museum yang bangunannya adalah bekas rumah keluarga kaya Portugal. Terdapat lima buah rumah yang menghadap ke danau kecil dan gedung-gedung di Cotai Strip, hasil reklamasi daratan yang kini terbangun hotel-hotel besar. Masih di area Taipa Houses Museum sebenarnya ada taman cantik yang ditumbuhi bunga-bunga, namun ternyata masih sibuk ditanam tanaman bunganya, jadi belum 'cantik'.

Pemandangan dari Taipa Houses Museum.
Selanjutnya, kami menuju ke City of Dreams, salah satu properti di Cotai Strip yang terdiri dari beberapa hotel, Hyatt, Crown Towers, dan Hard Rock. Di sana kami disambut oleh Carmen, PR Officer-nya Melco Crown Entertainment, perusahaan pemilik City of Dreams. Carmen mengantar kami untuk menonton Dragon's Treasure, sebuah hiburan visual berdurasi 18 menit yang diputar dalam teater dengan layar berbentuk kubah. 'Film' Dragon's Treasure bercerita tentang Dragon Pearl dan empat Dragon Kings. Aku nggak bisa menjelaskan dengan kata-kata, tapi selesai pertunjukan itu cuma bisa bilang, "Keren banget!"

Setelah itu kami dibawa ke SOHO, area hiburan terbaru milik City of Dreams. Letaknya di lantai dua City of Dreams, SOHO menawarkan berbagai pilihan restoran khas dunia, dan hiburan serta interior bergaya Soho, New York. Di SOHO ada photobooth dan game interaktif yang sangat menarik, sampai kami menghabiskan waktu di depan layar tersebut lama sekali. Pengunjung tak hanya makan saja di sana tapi disuguhi hiburan, misalnya street dance performance. Aku sempat tertipu, kirain mereka staf, chef, pelayan yang menonton, ternyata mereka yang nge-dance!

Di Dragon's Treasure.
Hasil dari photobooth di Soho. Bersama Kak Alex, Om Harris, Kak Puput, Zahra, dan Sofi.

Tak lama kami di SOHO, karena harus menuju ke teater The House of Dancing Water. Aku penasaran banget nih, mana Ibu Ningsih dari MGTO menyebutkan kalau beliau sudah menonton enam kali dan tidak bosan! Aku tanya ke Carmen pun dia bilang, "You have to watch it several times." Waks! Sekeren apa sih show satu ini?

Stage The House of Dancing Water (THDW) bukan stage biasa melainkan sebuah kolam yang volumenya 3,7 juta galloon air atau lima kali volume kolam standar olimpiade. Ada sebelas panggung hidrolik yang bisa mengubah kolam menjadi panggung datar dalam waktu tak sampai satu menit. THDW ini merupakan kombinasi pertunjukan air, tari, akrobat, musik, dan visual. Bercerita tentang nelayan Coloane yang tenggelam di laut hingga kemudian selamat namun tersesat. Sementara itu seorang lelaki jatuh cinta dengan putri cantik yang dimasukkan dalam kurungan oleh ratu jahat, si ibu tiri. Si nelayan memutuskan untuk membantu lelaki tersebut dan ia mendapatkan hadiah yang tak terduga.

Kapal di pertunjukan THDW. Para pemainnya lompat ke kolam dari atas kapal.

Inti ceritanya sih gitu. Tapi... pertunjukannya, gileee... sampai mau foto-foto aja nggak sempet karena ternganga sama atraksi air dan akrobatnya. Parah sih ini kerennya! Harga tiketnya dipatok mulai dari 522-1480HKD. Mahal? Mahal! Tapi sebanding sama kerennya tontonan ini sih! One of the best shows I've ever watched. 

Dari City of Dreams, kami bertolak ke Galaxy Macau. Berasa sedih karena ini jadwal jalan-jalan terakhir di Macau. Nah, di lobi hotel Galaxy ada Fortune Diamond, pertunjukan diamond setinggi empat meter yang dipadu musik dan lampu yang dramatis. Setelah Fortune Diamond usai, pengunjung dimanjakan dengan Peacock Dance Performance yang ditarikan oleh empat pasang penari. Menurut tradisi Tiongkok, burung merak merupakan penanda keberuntungan dan kemakmuran.

Kata Pak Alan, guide kami, "Hari ini kita disuguhin show terus ya."

Iya, dan bagus semua. Memukaunya nggak santai banget!

Fortune Diamond, Galaxy Macau. 
Sopa de Tomate, Portuguese Tomato Soup with Poached Eggs. Enak banget <3

Makan malam hari itu kami makan di Gosto, sebuah restoran yang menawarkan masakan Portugis di Galaxy. Sebagai starter ada roti dan butter, Salada de Polvo (salad gurita), udang, dan Sopa de Tomate (sup tomat ala Portugis dengan telur rebus setengah matang). Main course kami disuguhi Galinha à africana (ayam ala Afrika yang dimasak dengan saus pedas Piri-Piri) dan ada side dish dari ikan tapi aku lupa namanya. Untuk penutup ada Egg Tart dan Biscuit Mousse. Alhamdulillah, aku doyan semua! Hahaha dari tadi bilang gini. 

Setelah makan malam, bersama dua finalis lainnya, Zahra dan Sofi, Kak Puput, dan Pak Alan kami menuju Senado Square menggunakan shuttle bus-nya Galaxy tujuan San Ma Lo (Avenida de Almeida Ribeiro). Anggota grup yang lain yang laki-laki langsung menuju kembali ke hotel.

Jalan ke Senado Square kami mencari toko yang masih buka, karena saat itu sudah hampir jam 10 malam, dan pergi ke supermarket untuk membeli oleh-oleh. Aku penasaran dengan salah satu toko steamed milk pudding di Senado, tapi malam itu sudah tutup. Kami pun pulang ke hotel menggunakan bus umum.

Macau Government Tourist Office Representative in Indonesia
Twitter: @macauindonesia
Facebook: MGTO Indonesia


17 komentar untuk "Aw, Aku Terpukau di Macau! (Day 3)"

  1. Herman eh heran. Artikel sebagus ini kok sepi yang kasih komen Apa sedang liburan kali ya. Hiehiheie. Mantap e mba Una travel notesnya
    Makyusssssssssssssssss

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha... publishnya berurutan soalnya. Langsung semua.

      Hapus
  2. Jadi pengen ke luar negeri >w<
    Postingannya racun sekaliii

    BalasHapus
  3. pastinya aku terpukau juga mbak kalo seperti ini,,enaknya yg jalan2 gratis mbak una emang keren deh :)

    BalasHapus
  4. pertunjukannya bagus banget pastinya yak,gambarnya aja bagus gitu..eh na,km bawain pulang piring satu itu g buat aku??xixixixxi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha... aku bawanya selusin buat dijual lagi =))

      Hapus
  5. Aaaaa.. Mau gelendotan sama Po jugaaaak.. :'(

    Itu emas asli ya? Pengen nggarongin.. Eh. :P

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama mantan aja Kak Beb :P

      Iyaaa asliii... hahaha.

      Hapus
    2. Kemudian Febri langsung ninggalin aku.. NGGAK MAU! T_T

      Sempet nyolong ngga? Mayan dikiloin. Wkwkwk.. :P

      Hapus
  6. Msh banyak yg harus di eexplore dr macau... sebener nya lebih enak kesana musim dingin tp pertanyaannya apakah kuat dingin ? Karna bisa sampai 5 derajat... saya bolak balik jkt hk mcu chn.... jd seengak nya udah tau jalan di hk dan macau.... china ?? No.... hahahahah.... macau kalau malam bener2 bagus sama lampu2.... kalo yg suka gamble juga lumayan fair di macau

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah yang ngga fair memang di mana Om? Sebelumnya aku pernah ke Macau bulan Januari, nggak sampai 5 derajat sih. Tapi 10-15 derajat, itu saja sudah nggak tahan :)

      Hapus
  7. Una iki nggarai kepingin ae rek....

    BalasHapus
  8. Dont like people difficult. Juara abis na. Hahahaha.

    BalasHapus
  9. aku menanti foto-foto pertunjukannya sih.. hihi..

    BalasHapus