Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jelajah Gedung Parlemen Jepang

Jepang memang bukan destinasi liburan yang relatif murah namun tidak berarti tidak bisa berhemat saat berwisata ke Jepang. Awalnya, aku hanya merencanakan menginap semalam di Tokyo. Namun setelah mencari di mesin pencarian, ternyata banyak sekali atraksi turis menarik yang gratis di Tokyo. Ini membuatku mengubah rencana dari semalam saja di Tokyo, menjadi empat malam.

Salah satu yang menarik bagiku adalah tur gratis di National Diet Building alias gedung parlemen a.k.a gedung para anggota dewan Jepang. Aku ingin sekali tahu dalamnya gedung yang biasa nongol sesekali di drama Jepang. Ditambah lagi turnya tidak memerlukan reservasi sebelumnya, jadi tinggal langsung datang saja.

Bagian depan National Diet Building.

Aku naik kereta dari stasiun yang paling dekat dari penginapanku (baca: warnet), yaitu Ginza dengan jalur Marunouchi, dan turun di stasiun Kokkaigijido (National Diet). Sesegera aku keluar dari stasiun, aku melihat ada seseorang laki-laki yang seperti marah-marah dan beberapa orang polisi mencegahnya. Nggak tahu itu orang gila, nggak tahu itu orang mau demo. Kepo sih, tapi nggak berani mendekati.

Di sekeliling luar pagar gedung parlemen berdiri beberapa penjaga. Aku pun bertanya di mana lokasi pintu masuk turnya, penjaga keamanan pun dengan senang hati memberitahuku. Ada papan bertuliskan 'Tours of the House of Councillors: Entrance' dan di dekatnya terdapat penerimaan tamu. Sebelum masuk, kami diharuskan mengisi formulir. Seorang penjaga keamanan wanita memberiku kertas formulir Bahasa Jepang, namun karena aku kesusahan mengisinya, ia pun memberiku form Bahasa Inggris.

Seusai mengisi, barang yang dibawa diperiksa oleh petugas, dan aku pun melewati metal detector untuk masuk ke dalam. Aku masuk dan memberikan formulirku kepada petugas yang di dalam dan diarahkan untuk turun menggunakan eskalator ke Visitor Lobby yang luas untuk menunggu waktu tur dimulai.

Asal tahu aja ya, aku masuk ke bagian gedung parlemen Jepang ini menggunakan kaos belel dan celana pendek di atas lutut yang tidak hot. Ternyata nggak masalah buat masuk ke gedung parlemen! Summer, cuy! Aku juga menggendong ransel yang gemuk namun tidak ditawarkan tempat penitipan, jadi keliling gedung bawa gembolan deh.

Di hall bawah tanah terdapat kursi duduk untuk menunggu, beberapa foto dan barang pamer terkait sejarah gedung parlemen. Ada beberapa sudut foto, misalnya kursi anggota dewan, yang bisa digunakan foto para pengunjung. Sayangnya aku sendiri, nggak enak minta fotoin... eh tapi lebih-lebih bukan karena itu sih, yang antre foto banyak banget, ya sudah lah ya, nanti ke situ lagi sama teman... tapi mesra...

Beberapa menit sebelum tur dimulai, kami disuruh membuat dua barisan memanjang ke belakang. Aku rasa hari itu 80 orang pun ada, ramai. Pas baris, aku didekati guide-nya dong, karena tahu aku nggak berbahasa Jepang, aku disuruh berdiri di sebelah kiri barisan. Sendirian. Tak ada yang menemani. Aku malah jadi bisa mengobrol dengan guide-nya sebelum tur dimulai, sekalian latihan Bahasa Jepang dikit-dikit. Aku bilang Bahasa Jepangku belum bagus. Aku bertanya apakah memang tidak ada yang orang asing lainnya. Ternyata, ada sekitar 10 turis dari Tiongkok, namun karena tak bisa berbahasa Inggris juga, akhirnya disatukan dengan turis domestik.

Turis asing selain dari Tiongkok cuma aku. Sendirian. Tak ada yang menemani.

Setelah waktu tur dimulai, pintu dibuka, kami pun mulai berjalan. Aku masih bisa mengobrol dengan guide-nya dong. Kemudian kami harus naik beberapa anak tangga. Bagi para wisatawan dengan kebutuhan khusus, tenang saja, petugas gedung parlemen siap untuk melayani dan membantu pindah lantai dengan menggunakan elevator.

Kami dijelaskan beberapa hal mengenai gedung parlemen (dengan Bahasa Jepang) dan digiring menuju Chamber of the House of Councillors atau ruang rapat majelis dewan. Ruangannya sangat luas, megah, kayak di televisi-televisi, dan beraura antik kecokelatan. Luasnya sekitar 736 m2 dan memiliki tinggi langit-langit 13 meter. Di ruang ini, kursi anggota dewan berjumlah 460 meski anggota sebenarnya hanya 242. Aku tidak masuk melalui pintu yang sama dengan para pengunjung lain. Aku bahkan harus menunggu sebentar karena guide harus mengambil kunci pintu khusus untukku.

Kursi rapat para anggota House of Councillors dan di atasnya terdapat Public Gallery untuk pengunjung umum dan press. Foto milik: House of Councillors, Japan.

Jadi, ketika pengunjung lain duduk di bagian Public Gallery yang menghadap ke pemimpin rapat, aku duduk di samping kanannya. Ya, enak yang menghadap ke depan sih. Tapi aku duduk sendirian di sisi kanan. Berasa tamu VIP!

Sayangnya nggak boleh memotret di dalam gedung parlemen.

Sayangnya lagi kalau di bagian aku duduk, aku harus mendengarkan rekaman penjelasan gedung parlemen dalam Bahasa Inggris sekitar 10 menit. Sedangkan untuk turis Jepang, pemandunya langsung yang menceritakan. Karena banyak istilah yang susah, kalau aku di bagian situ, juga nggak ngerti sih... Tapi, gedung parlemen menyediakan rekaman panduan dalam Bahasa Inggris pun sudah oke banget. Keren!

Yang dapat dijelajahi pengunjung wisata adalah bagian House of Councillors, yaitu semacam majelis yang lebih tinggi. Kalau di Indonesia mungkin MPR kali ya. House of Councillors letaknya di sayap utara, sedangkan sayap selatan untuk House of Representatives. Pada dasarnya setiap hari kerja selalu dibuka untuk tur, kecuali ketika ada rapat. Eh, berarti rapatnya jarang ya? Rapat pun juga bisa dikunjungi oleh pengunjung umum apabila punya surat rekomendasi dari salah satu wakil rakyat.

Gedung National Diet yang sekarang didesain oleh arsitek pemenang kompetisi desain nasional untuk Gedung Diet, Watanabe Fukuzo dan Takeuchi Shinsichi. Pembangunan dimulai tahun 1918 dan selesai tahun 1936. Meski bangunannya bergaya keeropaan, Gedung Diet ini merupakan kebanggaan negara Jepang dengan hampir seluruh material yang digunakan berasal dari dalam negeri kecuali tiga hal: kaca patri berwarna, gagang pintu masterkey, dan kotak pos bersistem pneumatic tube.

Central Hall. Foto milik: House of Councillors, Japan.

Emperor's Room. Foto milik: House of Councillors, Japan.

Setelah mendengarkan penjelasan mengenai Gedung Diet dan House of Councillors, kami diajak menjelajahi sebagian dari gedung. Beberapa ruang yang ditunjukkan adalah Central Hall, Emperor's Room, dan Imperial Family's Room. Kami juga diperlihat benda logam yang menempel di dinding, yang merupakan kotak pos pneumatic tube yang dibuat di USA. Masih belum terbayang cara kerja mesin ini bagaimana.

Selanjutnya, kami digiring ke arah luar gedung, yaitu ke bagian Front Courtyard. Setelah di luar barulah boleh foto-foto. *padahal kan pengen fotonya di dalam* Foto-foto di luar Gedung Diet menandakan berakhirnya tur gratis House of Councillors ini. Kira-kira waktu yang diperlukan dalam jelajah sayap utara Gedung Diet ini 50 menit hingga satu jam.

Aku foto dong di depan, minta tolong mas-mas Jepang yang sepertinya juga pergi sendirian ke tur ini. Sayangnya, aku yang abis berjemur panas-panasan di Jepang dua minggu, dan mandi lebih dari 12 jam sebelumnya, dekil banget, dan tidak menghasilkan foto (dengan muka) yang bagus.



Kalau teman-teman mau ke Jepang dan suka tempat wisata bersejarah atau yang perginya on tight budget, wisata gratis di National Diet Building di Tokyo ini bisa jadi salah satu destinasi yang bisa dipertimbangkan untuk dimasukkan dalam itinerary (⌒▽⌒)☆.

National Diet Building 国会議事堂
Jadwal tur: Monday–Friday 9:00–16:00 setiap jam.
Subway: 3 menit jalan kaki dari Exit 1 Stasiun Nagatacho (Yurakucho, Hanzomon dan Namboku Lines) ; 6 menit jalan kaki dari Exit 1 Kokkai Gijidomae Station (Marunouchi dan Chiyoda Subway Lines)





20 komentar untuk "Jelajah Gedung Parlemen Jepang"

  1. Kereeen. Aku baru tahu soal gedung ini. Dulu cm ke TMG, Tokyo Metropolitan Government di Shinjuku. Duh, bikin mupeng :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ke Observation Deck-nya yaaa... aku mau ke situ lupaaa

      Hapus
  2. Kenapa nama gedungnya "Diet" ya Na? Ahahahaha...

    Btw, tapi tempatnya keren banget kayaknya ya. Dan itu siapa yang motoin di dalam ruangan rapat parlemennya? :P

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha aku juga penasaran tapi nggak pernah gugling, nemu: https://www.quora.com/Japanese-language-What-is-the-origin-meaning-of-the-word-diet-when-referring-to-parliament-in-Japan *baru tahu*

      Fotografer parlemen =)) Kalik.

      Hapus
  3. Un ini bagus yah gedung mpr di jepun...tapi ksana mhl bgt,kpn yaaa :))
    Eh tapi bsk2 ke jpn nyaa.sama tmn tapi mesraa yaa unaa uhuy

    BalasHapus
  4. Jadi pengen, ajakin donkkk, kapan ya bisa kesana.

    BalasHapus
  5. buildingnya aja diet ya una hehehe

    BalasHapus
  6. Una kok gak dicampur dengan turis domestik aja pas masuk ruang rapat? apa karena bahasa seperti halnya pas baris?

    BalasHapus
  7. Kapan ya bisa begini Indonesia

    BalasHapus
  8. Hmm keren tuh wah kayanya lebih muantappp kalau bisa berkunjung langsung kesana nih.

    BalasHapus
  9. Mudah2an tercapai ke sini lagi bareng teman tapi mesranya ya Una..hehe

    BalasHapus
  10. Waaah, boleh juga neh National Diet Building di Tokyo ini :)

    BalasHapus
  11. Keren. Kalo mok bilang ini sekolahnya Harry potter, aku percoyo lho, Un. Hihihihihi

    BalasHapus
  12. Yang masuk situ ngga harus diet, doooong.

    BalasHapus
  13. cakep, kalau ke Jepang, ini harus masuk list kunjungan ya

    BalasHapus
  14. Pengen ke DPR RI aja dulu na. Kayak mana ya didalamnya. Tapi pengen masuk ke ruang kerjanya. Bukan ruang rapatnya 😆

    BalasHapus