In a (Emotional) Relationship with Museums
Aku tidak terkejut mengetahui bahwa museum punya hari museum –ya, meskipun tadinya aku tidak tahu kapan hari museum-, tapi aku malah terkagum-kagum kalau ternyata dalam rangka memperingati hari museum internasional, 35 ribu museum sedunia mengadakan acara dengan tema yang sama. The International Council of Museums (ICOM) menetapkan tema 18 Mei tahun ini adalah "Museum Collections make Connections".
Apa maksud tema tersebut? Tema tahun ini mengingatkan bahwa museum sebagai institusi yang hidup harus mampu membuat koneksi antara pengunjung, generasi yang lalu, dan budaya dunia melalui koleksi-koleksinya. Aku pernah datang ke museum dan merasa ada koneksi dengan koleksinya. Seperti waktu aku ke sebuah museum patung lilin dan melihat Robert Pattinson di sana, ya, aku merasa ada koneksi dengannya. ❤❤❤
Aku dan Museum
Sejarah bukan favoritku dan bertahan membaca buku novel sejarah sampai habis adalah langka buatku. Tapi aku suka pergi ke museum. Tidak selalu aku membaca penjelasan koleksi dan mengerti sejarah yang disajikan museum. Tak jarang kadang-kadang hanya melihat-lihat koleksi saja, seperti yang banyak dilakukan para pengunjung. Tapi aku suka saja yang namanya pergi ke museum.
Aku selalu menyempatkan pergi ke museum kalau aku pergi ke luar kota dan luar negeri. Beruntungnya, teman perjalananku selalu penikmat museum. Pernah suatu saat aku pergi ke salah satu museum di Siem Reap, Kamboja. Koleksinya berkenaan dengan sejarah Khmer Empire. Banyak disebutkan kata Java (Jawa) di sana. Pendiri Kerajaan Khmer, Jayavarman II, pernah tinggal di Jawa. Dahulu pun wilayah Kamboja dikuasai oleh Dinasti Syailendra, dinasti Buddha dari Jawa. Meski tidak diketahui maksud Jawanya adalah Pulau Jawa atau kah semua wilayah Syailendra disebut Jawa, aku merasa ada koneksi yang berasal dari koleksi-koleksi museum itu. Ditambah lagi pernah kudengar, arsitek Angkor Wat dicurigai adalah orang yang sama dengan desainer Candi Borobudur. Menarik, bukan?
Indeed, Museum Collections make Connections.
Baik itu koneksi antara koleksi museum dengan museum yang lain, maupun dengan pengunjungnya. Tentu saja banyak museum di Indonesia yang punya koleksi yang didapat dari luar negeri. Misal andaikan pengunjung dari negara tersebut melihatnya pasti akan merasa ada koneksi. Mungkin aku akan pergi ke museum di luar negeri yang memiliki koleksi dari Indonesia dan merasakan koneksi yang sama.
David Crosson dari California Historical Society mengungkapkan bahwa ketika pengunjung (museum) merasakan koneksi, maka itu adalah koneksi emosional sebelum menjadi koneksi intelektual. Hati harus disentuh sebelum pikiran.
Untuk membuat koneksi dengan pengunjungnya, museum harus baik penataan koleksinya, bersih, jelas penjelasan koleksinya, dan membuat nyaman pengunjungnya. Jujur saja, beberapa tahun silam, banyak museum di Indonesia sangat tidak menarik, tidak membuat betah pengunjungnya. Membandingkannya dengan kondisi museum di luar negeri pun tak tega. Namun sekarang, sudah banyak museum yang diperbaiki, direnovasi, ditata ulang koleksinya, sehingga makin segar dan makin menarik untuk dikunjungi.
Aku dan Museum Nasional
Salah satu museum paling utama dan terbesar di Indonesia adalah Museum Nasional Indonesia atau lebih kerap disapa dengan Museum Gajah karena patung gajah perunggu hadiah dari Chulalongkorn yang dipasang di halaman depan. Koleksinya yang mencapai 140.000 buah merangkum budaya dan sejarah Indonesia dalam satu bangunan museum, menjadikannya salah satu museum yang punya koneksi erat dengan seluruh manusia yang tinggal di Indonesia. Entah sudah berapa kali aku mampir ke Museum Nasional. Tahun ini pun sudah dua kali ke sana saat menghadiri acara Srikandi Blogger 2014. Itu pun aku belum menjelajah ke semua penjuru museum.
Tapi yang pasti aku tahu… Museum Nasional Indonesia (MNI) berubah semakin baik.
Sebelum dua bulan lalu aku ke MNI, terakhir aku ke sana ialah tahun 2011. Waktu itu aku dan sepupuku mengikuti acara salah satu komunitas sejarah. Sayangnya, karena merupakan tur rombongan tentu ada batas waktu yang ditentukan. Tidak lama kami menjelajahi MNI karena harus pindah lokasi yang lain. Pun tidak sempat pergi ke Gedung Arca, gedung baru MNI yang diresmikan pada tahun 2007 lalu.
Sejarah bukan favoritku dan bertahan membaca buku novel sejarah sampai habis adalah langka buatku. Tapi aku suka pergi ke museum. Tidak selalu aku membaca penjelasan koleksi dan mengerti sejarah yang disajikan museum. Tak jarang kadang-kadang hanya melihat-lihat koleksi saja, seperti yang banyak dilakukan para pengunjung. Tapi aku suka saja yang namanya pergi ke museum.
Aku selalu menyempatkan pergi ke museum kalau aku pergi ke luar kota dan luar negeri. Beruntungnya, teman perjalananku selalu penikmat museum. Pernah suatu saat aku pergi ke salah satu museum di Siem Reap, Kamboja. Koleksinya berkenaan dengan sejarah Khmer Empire. Banyak disebutkan kata Java (Jawa) di sana. Pendiri Kerajaan Khmer, Jayavarman II, pernah tinggal di Jawa. Dahulu pun wilayah Kamboja dikuasai oleh Dinasti Syailendra, dinasti Buddha dari Jawa. Meski tidak diketahui maksud Jawanya adalah Pulau Jawa atau kah semua wilayah Syailendra disebut Jawa, aku merasa ada koneksi yang berasal dari koleksi-koleksi museum itu. Ditambah lagi pernah kudengar, arsitek Angkor Wat dicurigai adalah orang yang sama dengan desainer Candi Borobudur. Menarik, bukan?
Indeed, Museum Collections make Connections.
Baik itu koneksi antara koleksi museum dengan museum yang lain, maupun dengan pengunjungnya. Tentu saja banyak museum di Indonesia yang punya koleksi yang didapat dari luar negeri. Misal andaikan pengunjung dari negara tersebut melihatnya pasti akan merasa ada koneksi. Mungkin aku akan pergi ke museum di luar negeri yang memiliki koleksi dari Indonesia dan merasakan koneksi yang sama.
David Crosson dari California Historical Society mengungkapkan bahwa ketika pengunjung (museum) merasakan koneksi, maka itu adalah koneksi emosional sebelum menjadi koneksi intelektual. Hati harus disentuh sebelum pikiran.
Aku dan Museum Nasional
Masih belasan tahun... ❤
Salah satu museum paling utama dan terbesar di Indonesia adalah Museum Nasional Indonesia atau lebih kerap disapa dengan Museum Gajah karena patung gajah perunggu hadiah dari Chulalongkorn yang dipasang di halaman depan. Koleksinya yang mencapai 140.000 buah merangkum budaya dan sejarah Indonesia dalam satu bangunan museum, menjadikannya salah satu museum yang punya koneksi erat dengan seluruh manusia yang tinggal di Indonesia. Entah sudah berapa kali aku mampir ke Museum Nasional. Tahun ini pun sudah dua kali ke sana saat menghadiri acara Srikandi Blogger 2014. Itu pun aku belum menjelajah ke semua penjuru museum.
Tapi yang pasti aku tahu… Museum Nasional Indonesia (MNI) berubah semakin baik.
Aku dan Ganesha dulu dan kini. Ada kemajuan, selfie sekarang pakai senyum.
Sampai akhirnya, aku baru berkesempatan lagi datang ke MNI pada Maret lalu. Ada banyak yang berubah dari MNI. Misalnya saja, tulisan Museum Nasional di bagian depan, adanya instalasi seni yang menyerupai pusaran air, mesin informasi elektronik di beberapa sudut MNI, dan ruang pamer baru di Gedung B (Gedung Arca) yang bertemakan 'Keanekaragaman Budaya dalam Persatuan'. Aku pun baru tahu kalau MNI punya auditorium saat acara Srikandi Blogger 2014.
Dulu belum ada ini ^^
MNI sebagai museum pertama di Indonesia kian menunjukkan wajahnya dan mampu menghadirkan koneksi antara pengunjung dengan sejarah manusia, Indonesia, dan perkembangan zaman. Tak sekadar masa lalu, namun juga masa kini, dan masa yang akan datang. Buktinya banyak event seperti pameran, pertunjukan, yang diadakan di Museum Nasional Indonesia. Seperti sekarang ini, MNI sedang mengadakan rangkaian acara lho dalam rangka International Museum Day dan ulang tahun Museum Nasional ke-236!
Jadi ingat zaman aku masih kecil, yang teringat akan MNI adalah museum arca. Karena perasaan isinya hanya arca yang banyak... Tapi sekarang tidak lagi karena aku tahu MNI bukan hanya sekadar 'museum arca'!
Depan Museum Nasional Indonesia Tahun 2011.
Selamat Ulang Tahun Museum Nasional!
Tanggal 24 April tercatat sebagai hari peringatan ulang tahun MNI. Pada tanggal 24 April 1778, berdirilah Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (BG), lembaga independen yang mengembangkan penelitian di bidang seni dan ilmu pengetahuan. Pertama kali, markas lembaga ini adalah di Kalibesar, sempat pula pindah ke Jalan Majapahit yang kini menjadi lokasi Gedung Sekretariat Negara. Karena koleksi kian banyak, akhirnya Pemerintah Hindia-Belanda memutuskan membangun gedung museum di Jalan Koningsplein West (kini Medan Merdeka Barat) dan menjadi lokasi MNI hingga saat ini.
Pada tahun 1950, BG berubah nama menjadi Lembaga Kebudayaan Indonesia. Kemudian pada tahun 1962, diserahkan pengelolaannya kepada Pemerintah Indonesia dan menjadi Museum Pusat. Tujuh belas tahun kemudian, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 092/0/1979, statusnya ditingkatkan menjadi Museum Nasional.
Sekarang MNI sedang mengadakan rangkaian acara festival dalam rangka International Museum Day yang bertemakan 'Museum Collections make Connections' sekaligus ulang tahun MNI yang ke-236. Acaranya dimulai sejak 5 Mei lalu hingga acara puncaknya pada tanggal 24 Mei mendatang.
Ada acara apa saja ya?
❤ Pembukaan Festival 236 Tahun MNI dan Hari Internasional Museum, 17 Mei 2014
❤ Pameran "Potret Museum Nasional Dulu, Kini, dan Akan Datang, 17-24 Mei 2014
❤ Pertunjukan Kesenian, 17-24 Mei 2014
❤ Pertunjukan Film, 17-24 Mei 2014
❤ Pertunjukan Video Mapping, 23-24 Mei 2014
❤ Demonstrasi dan Workshop Kreativitas Budaya (Batik, Wayang, Seni Kriya), 17-24 Mei 2014
❤ Lomba Penulisan Esai Blog, 5-20 Mei 2014
❤ Lomba Pembuatan Komik, 5-24 Mei 2014
❤ Seminar Kekunaan Singhasari, 23-24 Mei 2014
❤ Acara Puncak Gebyar Festival 236 Tahun MNI dan Hari Museum Internasional, 24 Mei 2014
❤ Pameran "Potret Museum Nasional Dulu, Kini, dan Akan Datang, 17-24 Mei 2014
❤ Pertunjukan Kesenian, 17-24 Mei 2014
❤ Pertunjukan Film, 17-24 Mei 2014
❤ Pertunjukan Video Mapping, 23-24 Mei 2014
❤ Demonstrasi dan Workshop Kreativitas Budaya (Batik, Wayang, Seni Kriya), 17-24 Mei 2014
❤ Lomba Penulisan Esai Blog, 5-20 Mei 2014
❤ Lomba Pembuatan Komik, 5-24 Mei 2014
❤ Seminar Kekunaan Singhasari, 23-24 Mei 2014
❤ Acara Puncak Gebyar Festival 236 Tahun MNI dan Hari Museum Internasional, 24 Mei 2014
Harapan untuk Museum Nasional Indonesia
Museum Nasional Indonesia sudah menunjukkan peningkatannya. MNI semakin baik dari masa ke masa. Di dalam situs webnya juga terdapat informasi bahwa MNI menyediakan tur dengan guide berbahasa Inggris, Prancis, Jepang, dan Korea. Sebagai penikmat museum tentu aku punya harapan besar bagi semua museum di Indonesia, khususnya untuk MNI. Jujur, aku sirik sama Louvre yang bisa punya pengunjung hampir 10 juta per tahun. Aku ingin museum di Indonesia bisa seperti itu.
Laman web MNI sudah baik desainnya namun kontennya harus di-update dan diperbanyak. Kemudian ketersediaan brosur (yang didesain bagus) mengenai isi museum juga bermanfaat bagi pengunjung. Selain itu perbanyak mesin informasi elektronik dan juga kalau bisa itu lho disediakan alat plus headset yang kalau misal kita ingin tahu penjelasan koleksinya kita hanya tinggal klik nomor koleksi, lalu kita bisa mendengar dari headsetnya. Tanda dilarang menduduki arca harap diperbanyak, karena masih banyak pengunjung yang menduduki arca hanya untuk berfoto. Banyak ya sarannya? Hihihi ^^
Intinya aku mengharapkan improvement lagi dari MNI supaya pengunjung bisa merasakan koneksi, hubungan emosional dengan MNI. Selanjutnya, MNI akan mampu meningkatkan jumlah pengunjung baik domestik maupun dari mancanegara.
Museum Nasional Indonesia
Jl. Medan Merdeka Barat No.12
Gambir, Jakarta Pusat 10110
Indonesia
+62 21 386 8172
http://www.museumnasional.or.id/
Referensi:
Foto koleksi pribadi.
http://236museumnasionalindonesia.com/latar-belakang/
http://www.nst.com.my/life-times/sunday-life-times/the-right-connections-1.599711
musium nasional keren juga ya,ayo ke siak na,ada istana siak disono eh dimari hehehe......
BalasHapusMau Mbaaa tapi jaoohhh...
HapusMbak kalau di foto museumnya kok apik bikin pengen ke museum. Tapi kalo ke museum kok kek gitu. Apa MNI karena nasional jadi emang beda dengan museum2 di daerah ya
BalasHapusEmang museum di daerah gimana Mbak?
HapusTergantung pengelolaannya deh kayaknya...
kita punya musium yang lumayan itu sempat bikin saya seneng, tapi kemarin dulu ada kabar kalau musium itu kecolongan, saya jadi ngenes
BalasHapusIya kok bisa ya :(
Hapusooh tidaaaaaaak , edward kamu selingkuh ya :-D
BalasHapusIya dia selingkuh. Kasian aku ya Mbak, dia lebih milih Kristen Stewart :P
HapusKepo nih sama acara Puncak Gebyar Festivalnya :)
BalasHapusSama Mbak...
HapusUna... kereeen...
BalasHapusNoooooo...
HapusAyo Ke Museum .... Acaranya sampai tanggal 24 Mei 2014. :)
BalasHapusYesss :)
HapusDisini kadang museumnya bangunannya sendiri juga keren banget Na! Hehehe
BalasHapusMauuu Mas ke Belandaaa!
Hapusgua sih bukan penggemar museum. tapi karena punya anak, mau gak mau kadang2 (walaupun jarang banget) ya bawa anak ke museum ya. hahaha.
BalasHapusHahahaha wuuuu...
HapusAku uga suka main ke Museum, enak dan bisa santai di sana ya Un, apalagi bisa nyantai sekalian, tempatnya unik dan aman, dan yang tidak kalah menariknya, tentang ilmu pengetahuan yang bisa kita dapatkan di sana. Sukses lombanya ya Un.
BalasHapusSalam
Yesss Mas, asik ya...
HapusAku tidak terkejut, aku tidak tahu <-- kayaknya ada yg beda dri gaya bahasanya na.
BalasHapusAku koq agak geli baca kalimat itu yaa..
Mungkin krna uda lama ga baca2 postingan mu lg na 😄😄😄
Aku kan bisa ganti kepribadian...
Hapusmoga menang, Na.. aku juga punya foto di sekitaran Monas.. :D
BalasHapusKok tiba-tiba ngomongin monas?
HapusAmiin :D
In a (Emotional) Relationship with Museums ATAU with picture of orang ganteng? Hiehiehiehiee. Tumben futu futunya nda diblur khas nya mba Una.
BalasHapusAda apa gerangan? Sepertinya sedang ceria. Apakah sedang jatuh cinta?
Ahaiiiiiiiiiiiiiiiiiiii
With museums especially with Edward Cullen, hahahaha...
HapusMasak sih kelihatan lagi jatuh cinta?? <3 <3
Pengen deh ke museum lagi. Terakhir 8 tahun lalu hehehe...
BalasHapusHah sherina Mbak?
HapusAku suka jalan-jalan ke Museum. Sayang pasanganku nggak jadi gak bisa puas menikmatinya hehe
BalasHapusWah sayang sekali Mbaaa...
HapusSekarang MNI lebih nyaman ketimbang saya ke sana waktu SD heheh
BalasHapusEsai nan keren Una, ikut menikmati koneksi melalui postingan ini....sukses ya
BalasHapusAwesome post!
BalasHapusEnjoy bacanya ^^
Wahh ku baru tau kalo ada hari museum wkwk
iya, una sering banget mesum yah, eh ke museum gitu ^_^
BalasHapusKeren nih tulisan kamu, Na... lengkap, detil dan aku jadi tau lebih banyak tentang museum nasional.
BalasHapusSetuju dengan saran dan harapanmu, semoga museum2 di Indonesia akan semakin baik pengelolaannya yaaa, sehingga membuat pengunjung betah, tertarik untuk rekomendasikan ke teman2 mrk yang lain, sehingga makin banyak deh pengunjungnya.
Sukses untuk lombanya ya, Na! Smg menang!
makan2 ;) menang voucher map
BalasHapusoh Una...
BalasHapusdaripada R-Pats itu... aku lebih naksir sama coat merahmu
hehehhee