Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Book Review: A Cat In My Eyes

Judul: A Cat In My Eyes
Penulis: Fahd Djibran
Penerbit: GagasMedia
Isi & Harga: xiv + 162 halaman & Rp 29.000,-

Ada dua alasan mengapa saya membeli buku ini:
1. Kata teman saya ceritanya bagus.
2. Kovernya lumayan menarik juga.

Saya beli tahun 2009, akhirnya saya tamatkan beberapa minggu lalu. Hehehe, maafkan saya Mas Fahd Djibran. Loh siapa itu??? Oke, Fahd Djibran merupakan penulis buku A Cat In My Eyes. Judul bukunya diambil dari salah satu cerita dalam buku ini.

Ada 28 cerita, termasuk 'pengantar'nya yang tak seperti sebuah pengantar. Cerita-cerita pendek dan sangat pendek yang terlihat sederhana namun di dalamnya terdapat perenungan-perenungan hidup, kadang tentang cinta. Karena saking makna ceritanya tersirat tak terlihat dan betapa bodohnya saya, ada cerita yang saya tidak tangkap maknanya. Contohnya cerita A Cat In My Eyes. Ceritanya mengenai tokoh 'aku' yang melihat kucing buang air besar di kebun ayahnya. Di subuh yang lain ia melihat orang buang air besar di kebun ayahnya. Terus? Terus? Sumpah saya nggak paham maksud ceritanya.

Oke, saya memang bloon tetapi cerita lainnya saya paham kok. *defensif* Cerita lainnya berjudul 'Gaia yang Sakit' menceritakan bumi yang sudah semakin parah dan para penduduknya pindah ke mars. Di footnote-nya dijelaskan bahwa Gaia merupakan superorganisme yang besar yang merupakan istilah bumi. Kalimat dalam cerita seperti "Gaia terus menerus sakit, demamnya semakin hari semakin tinggi. Tubuhnya semakin ringkih. Rambutnya mulai rontok. Kulitnya jadi kering dan kasar," mungkin artinya bumi yang mengalami global warming dan kini makin banyak kebakaran hutan sehingga 'rambutnya mulai rontok.'

Satu kalimat yang saya selalu ingat dari buku ini "cinta selalu tak pernah tepat ketika berusaha didefinisikan." Kalimat ini ada dalam cerita berjudul 'Cinta, Masa Lalu dan Sepotong Kue Bolu.

Kebanyakan dalam cerita ini bertokoh 'aku' yang banyak berkontemplasi mengenai kehidupan, Tuhan, dan cinta. Mungkin penulisnya juga begitu. Menurut saya buku ini semacam buku Paulo Coelho, tulisan yang simpel namun artinya dalam sekali. Bedanya Paulo Coelho menulis novel, sedangkan A Cat In My Eyes merupakan cerita-cerita pendek atau bahkan ada yang teramat pendek. Mungkin buku ini cocok untuk pembaca tipe-tipe pemikir dan perenung. Bukan yang seperti saya, huehehehe...

Artikel ini diikutsertakan pada Book Review Contest di BlogCamp

11 komentar untuk "Book Review: A Cat In My Eyes"

  1. Unaaa...aku udh lama lho nyari2 buku ini, habis mulu stocknya, beruntungnya dirimu udh baca :(

    Eh...salam kenal, baru berkunjung keknya hihihi

    BalasHapus
  2. Wkwkwk ini juga aku belinya udah 2 taun lebih mbak...
    Salam kenal jugaaa...

    BalasHapus
  3. kirain bukunya tentang cerita anak-anak gitu.. hehe..

    kunjungan balik nih..:)

    BalasHapus
  4. aduh buku ini saya lupa simpen dimana.. soalnya udah lama belinya. dan ternyata, sekarang banyak yang baca, saya juga jadi pengen baca lagi.. T_T

    BalasHapus
  5. Hihihi, iya bukunya emang terbit udah dari 2008 yang lalu mbak...

    BalasHapus
  6. Saya telah membaca dengan cermat artikel sahabat.
    Segera saya catat sebagai peserta kontes.
    Terima kasih atas partisipasi sahabat.
    Salam hangat dari Jombang

    BalasHapus
  7. Wah nyesel juga nggak ambil buku ini. Padahal aku udah dua kali liat dan tertarik untuk beli tapi ragu2 apa aku bakal suka, soalnya aku kurang suka baca kumpulan cerpen. Next time kalau ada uang saku lagi pasti aku bakal beli deh. thnx ulasannya, jadi nambah reading list. :D
    (sori double comment)

    BalasHapus
  8. salam kenal..
    faiz nasrullah (malang)
    mbak sitti, boleh saya pinjam bukunya karya mas Fahd djibran,,?
    082330721691

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maaf banget yah Mas,
      aku ngga nemu di mana bukunya ini, hahaha...
      Ada yang pernah mau beli juga tapi ngga ketemu, entah nylimpet di mana...

      Hapus