Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Semarang on Sandals (Part 1)

Gaya di Sam Po Kong
Lanjutan cerita dari Solo kemarin nih. Akhirnya setelah menempuh tiga  jam perjalanan dari Surakarta menggunakan travel bernama Joglo-Semar  (dari kata Jogja - Solo - Semarang), kami sampai Semarang! Di Jalan  Pemuda tepatnya sekitar jam 9 malam. Pas di perjalanan, saya deg-degan.  Lha ditanya sama supirnya, "Turun di mana, Mbak?" Gyaaaa, dan saya mana  tahu Semarang. Si Affi apalagi. Tapi karena ingat pemberhentian terakhir  travelnya di Jalan Pemuda ya udah sok-sokan aja jawab, "Jalan Pemuda,  Pak." Eh dia malah melanjutkan bertanya, kami akan menginap di mana, naik apa dari Jalan Pemuda, dan lain-lain dan kami jawab aja dengan asal-asalan, hahahaha...

Berhenti di Jalan Pemuda kami langsung mencari penginapan di situ. Niat menginap di Hotel Blambangan, eh kok ya ngga ketemu-ketemu. Nanya polisi militer juga ngga ada yang tahu. Akhirnya kami menemukan Hotel Merbabu, dari resepsionisnya sih cozy meskipun kamarnya enggak. Sebelum jadi menginap di sana, kami jalan-jalan dulu di Jalan Pemuda yang notabene waktu itu jam 10 malem, cuek aja lah yau. Kali aja gitu ada hotel murah dan bagus. Pas di ujung jalan, di kiri kita ternyata Lawang Sewu, kita ketakutan dan langsung muter balik ke Paragon (ke mana-mana, tetep mall wajib dikunjungi, hahaha.). Paragon sendiri letaknya sebelah Merbabu. Sampai Merbabu sekitar jam setengah 11, tidur!

Besokannya kami mampir dulu ke Tourism Information Center (TIC) Dinas Budpar yang letaknya di Jalan Pemuda juga. Anehnya tidak ada yang menjaga di situ. Kami disuruh langsung masuk saja, kalau mau ambil brosur silahkan. Kata orang Kaha (agen tur yang ruangnya di sebelah TIC) pegawainya pada plesir ke Tawang Mangu. Ckckck, mungkin dikiranya konsep Tourism Center itu adalah perkumpulan orang-orang yang suka plesir. Ya Allah! Pantesan aja Indonesia ngga siap buat jadi tujuan turisme T__T Udah gitu brosurnya ngga ada yang berguna buat kita. Hanya ada satu yang mengenai kota Semarang, itu pun dikasih sama orang Kaha, bukan karena kita ambil di TIC.

Kemudian, kami naik taksi ke Klenteng Sam Po Kong. Kukira sejauh apa gitu ya, ternyata lumayan deket dan taksinya cuma 12.000 kalau nggak salah. Bayar tiga ribu, kita bisa berjalan-jalan di tamannya. Kalau mau masuk klentengnya bayar lagi 20 apa 30 ribu gitu, lupa. Klenteng itu klenteng paling besar se-Semarang. Di sana ada pelayanan foto kostum. Naah~ mumpung di sana. Kita foto deh! Mana musti nungguin fotografernya pula sampai jam 09.30 dia baru datang, padahal kita udah dari jam 08.30 hihihi... Dari Sam Po Kong kita ke Masjid Agung Jawa Tengah, Kota Lama Semarang, masuk ke Gereja Blenduk, ke Paragon lagi (wkwk, ke mall lagi) trus ke Lawang Sewu, jalan kaki di Jalan Pandanaran-Simpang Lima, ke Pasar kaget Simpang Lima, McDonald's deket situ, ke Peacock Coffee (di mana semua minuman 16900!), ke stasiun sampai nginep di masjid, keliling polder Tawang jam 2 pagi padahal di situ tempat orang nakal, tiduran selonjor di kereta. Lengkapnya di blog Part 2! Bye bye!

Posting Komentar untuk "Semarang on Sandals (Part 1)"