Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Officially a Freeter in Japan!

Freeter atau furitaa merupakan istilah Jepang yang berarti orang yang tidak sedang menempuh pendidikan, tidak memiliki pekerjaan tetap, bisa pengangguran atau tidak bekerja sama sekali, atau 'hanya' bekerja sebagai pekerja paruh waktu yang biasanya jenis pekerjaannya berupah rendah. Mungkin aku salah, tapi kalau misalnya freelance yang kaya, yang kerjanya banyak, atau dokter yang freelance, ngga bisa disebut dengan freeter. Freeter lebih ke yang underemployed, gajinya kecil, atau bahkan sama sekali ngga kerja.

Beberapa kali aku ditanya, kamu ngapain di Jepang? Pakai visa apa kok bisa di Jepang?
Kamu sekolah? Enggak.
Kamu kerja? Enggak.

Ngga ada yang nanya pertanyaan, 'kamu udah nikah ya?' sih.


Saat ini aku merupakan freeter di Jepang. Tiga bulan lalu, aku lulus dari sekolah dan aku tidak punya pekerjaan tetap dan tidak terafiliasi dengan sekolah atau perusahaan apapun. Aku bekerja paruh waktu menjadi penjaga toko di dua konbini, kadang-kadang menulis blog, dan sesekali bekerja freelance lain. Seperti menjadi ads quality rater untuk perusahaan IT berbasis di India, yang aku lakukan bulan April-Mei. Sayangnya aku diberhentikan karena dinilai rendah oleh Google 😓 Minggu lalu, aku melakukan pekerjaan yang sangat aneh: memisahkan prangko yang tertempel di amplop. Aku dibayar 70 USD untuk 1 kg prangko 😂

Aku juga menggunakan waktuku untuk ikut tiga kursus bahasa online. Saat ini, aku sedang belajar Prancis, Rusia, dan Hindi. Aku mengikuti kursus Prancis di IFI, kursus Rusia di Pusat Kebudayaan Rusia, dan Hindi di Linguo. Aku juga sudah membayar kursus Spanyol online di cabang salah satu universitas Spanyol yang ada di Jakarta. Cuma 'tertipu' karena dijanjikan mulai setelah lebaran sampai sekarang belum mulai. 

Meski aku sekarang freeter, tapi ngga nganggur-nganggur banget lah ya.

Selain itu, karena aku sudah bukan mahasiswa lagi, visa yang aku pakai tidak lagi merupakan visa pelajar. Visa yang aku gunakan adalah visa Designated Activities yang dikhususkan untuk mencari pekerjaan di Jepang. Visa tipe ini memiliki rentang waktu enam bulan dan bisa diperpanjang maksimal satu kali.

Ya, tentu saja aku sekarang sedang mencari pekerjaan. Cuma belum bisa cerita karena belum pasti. Harapannya, sebelum Oktober aku bisa mendapatkan visa kerja. Ya kalau tidak mungkin, perpanjang lagi visa yang sama seperti sekarang.

Di postingan selanjutnya, aku mau sharing bagaimana aku mendaftar visa pelajar, dan visa Designated Activities yang aku gunakan sekarang. Bisa ngga ya, rajin nulis lagi.

12 komentar untuk "Officially a Freeter in Japan! "

  1. Wah, udah lulus. Selamat ya. Semangat nyari kerjanya. Enjoy ya, Na, di sana. Jaga kesehatan.

    BalasHapus
  2. ya na, ditunggu tulisan tentang visanya

    BalasHapus
  3. Na, itu misahin pernagko dari amplop buat apa? dijual perangkonya?. Aq pernah beli perangko anggrek Indonesia, beli dari Belanda. 1 kg prangko berapa lama itu ngerjainnya? dapat segitu :D .

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Mbak dijual. Satu kilo prangko, suggested-nya 15 jam, dari merendam sampai kering dan misahin sesuai tema. Tapi aku kerjain dua minggu hahaha, sehari cuma sejam dua jam. Capek ternyata, lol.

      Hapus
    2. Iyalah cape kalau sekilo :D . Belum lagi misahin sesuai tema, tapi buat pengalaman gpp lah dikerjain kan :) . Sukses selalu ya Na.

      Hapus
    3. Iya buat pengalaman aja. Ngga lagi-lagi deh, hahaha punggung pegel.

      Hapus
  4. Wah, Una udah lulus. Selamat!
    Tadinya kupikir freeter itu sama kaya NEET. Ternyata beda ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih!
      Kalo NEET kayanya part-time job aja sama sekali engga gitu.

      Hapus
  5. Wak, misahin perangko...ada ya kerjanya. Terus habis itu perankonya diapain na...auto penasaran ahaha..
    Semangat ya Na,semoga dimudahkan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dijual ke luar negeri kayaknya, Mbak. Amiin, terima kasih.

      Hapus