Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cantik yang Lestari, yang Bagaimana?

Seminggu lalu (9/7), aku menghadiri acara blogger gathering bertajuk #LestarikanCantikmu yang diadakan oleh Lingkar Temu Kabupaten Lestari, Yayasan Madani Berkelanjutan, dan Blogger Perempuan Network (BPN).

Mungkin kamu baru pertama kali mendengar Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL) dan Yayasan Madani Berkelanjutan? Aku juga sebenarnya baru-baru ini mengetahui tentang LTKL dan Yayasan Madani Berkelanjutan.


LTKL merupakan forum kolaborasi yang dibentuk oleh pemerintah kabupaten untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan. LTKL berdiri sejak bulan Juli 2017 dan didirikan oleh delapan (8) pemerintah kabupaten. Sekarang, LTKL memiliki 13 kabupaten anggota dari delapan provinsi. Di antaranya, Aceh Tamiang, Labuhanbatu Utara, Siak, Batanghari, Sanggau, dan Bone Bolango.

Sedangkan Yayasan Madani Berkelanjutan adalah sebuah asosiasi nirlaba yang dibentuk sejak 2017 yang berusaha menjembatani antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk mencapai solusi inovatif yang berkaitan dengan tata kelola hutan.

Aku sangat senang apalagi sudah lebih dari dua tahun tidak pernah ikut acara blogger gathering. Meskipun sedang pandemi, aku bersyukur karena segalanya jadi via online jadi aku yang jauh pun bisa ikut. Selain itu, akhir-akhir ini aku tertarik dengan isu lingkungan yang dihadapi dunia ini terutama di Jepang (karena sekarang aku lagi di Jepang) dan potensi komoditas lokal Indonesia. Jadi aku cukup excited untuk mendengar sharing dari para pembicara.

Blogger gathering ini diadakan serangkaian dengan lomba blog #LestarikanCantikmu beberapa waktu lalu. Aku yang sudah lama ngga pernah ikutan lomba menulis dalam blog, saat melihat temanya langsung tertarik untuk mengikutinya. Dalam acara ini pun ada pengumuman pemenang lomba blog #LestarikanCantikmu, tapi by the way, aku kalah. 😄

Oke, mari aku ringkas isi acara blogger gatheringnya.


Acara kali ini dipandu oleh Mbak Fransiska Soraya (Ocha) dan dihadiri oleh tiga pembicara: Mas Danang Wisnu Wardana, seorang Skincare Content Creator, Mbak Christine Pan, pemilik Segara Naturals, dan Mbak Gita Syahrani, Kepala Sekretariat Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL).

Sebelum sesi sharing dari pembicara, ada games menebak kalimat dari gambar yang tertera di layar. Tentunya berhadiah dan aku menang dong. Padahal pengumuman ada di akhir acara tapi aku tulis kalau aku menang di awal tulisan. 👀👀👀

Pembicara pertama, Mas Danang Wisnu Wardana menceritakan pengalaman hidupnya dengan skincare. Beliau bercerita bahwa sudah sejak SD memakai sunblock dan saat SMP sudah menggunakan double cleansing.

Menurutnya, salah satu cara mensyukuri atas kulit kita adalah menggunakan skincare yang baik yang tentunya terbuat dari bahan yang baik juga.

Lalu, bahan yang baik itu yang bagaimana?

Mas Danang mengungkapkan bahwa untuk menggunakan skincare itu harus jelas tujuannya. Sehingga dalam memilih skincare, kita harus melihat bahan yang terkandung, apakah bahan itu sesuai dengan tujuan kita menggunakan skincare. Misalnya, apakah bahan tertentu bisa melembabkan, bisa meregenerasi kulit, dan lain sebagainya.

Lanjutnya lagi, yang paling penting adalah pemakaian skincare itu harus membuat kita happy.

Setelah Mas Danang, sesi pembicara dibawakan oleh Mbak Gita Syahrani dari LTKL. Di sini Mbak Gita menekankan soal produk kecantikan sebaiknya ramah lingkungan dan ramah sosial.

Beliau mempresentasikan hasil survey yang menunjukkan bahwa sejatinya concern utama konsumen produk kecantikan adalah bahan yang terkandung. Alangkah baiknya, apabila saat membeli skincare atau produk kecantikan kita memeriksa bahan yang terkandung, apakah fairtrade, apakah bahannya membantu potensi komoditas lokal, membantu petani/pekebun yang menanam bahannya, dan lain-lain.

Berikut ini tips cara memilih produk kecantikan dari Mbak Gita Syahrani:

1. Baca label
2. Kenali bahan
3. Pahami komoditas asal
4. Apa dampaknya
5. Pilih yang lestari
6. Berbagi cerita kamu

Bagaimana, kalau kamu sudah concern belum sama hal-hal ini?
Perjalanan Segara Naturals.

Selanjutnya, Mbak Christine Pan sharing latar belakangnya mengapa beliau membuat Segara Naturals. Awalnya, beliau yang menyukai wisata domestik sangat miris karena meski ia mengunjungi tempat wisata yang tidak ramai orang pun, mudah sekali ditemukan sampah plastik sampo sachet. Dari pengalaman wisatanya, ia pun menyadari bahwa Indonesia itu kaya sekali dan punya banyak potensi komoditas lokal yang bisa dijadikan bahan produk kecantikan yang ramah lingkungan sekaligus ramah sosial.

Dengan latar belakang itu, menginspirasinya untuk memproduksi produk kecantikan yang ramah lingkungan dengan brand Segara Naturals.

Segara Naturals memiliki jangkauan produk dari mulai produk perawatan rambut hingga sabun cuci. Yang tentunya ramah lingkungan karena tidak mengandung kimia berbahaya dan proses produksi yang sangat meminimalisasi limbah. Salah satu produk Segara Naturals adalah shampoo bar. Sampo dengan bentuk padat ini dikemas tidak menggunakan plastik dan praktis dibawa ke mana-mana tanpa risiko tumpah. Menarik kan?

❤❤❤

Setelah sesi pembicara, kemudian ada sesi tanya jawab dan pengumuman pemenang lomba blog #LestarikanCantikmu.

Kesanku ikut blogger gathering kali ini... discovering something brand new lah *shape of you*. Ada banyak yang aku tidak tahu sebelum ini, salah satunya sih keberadaan minyak tengkawang. Yang ternyata native Pulau Kalimantan dan bisa dijadikan bahan produk kecantikan.

Selain itu aku dapat voucher Yagi Natural hasil menang games dan aku tukarkan dengan beberapa produk buat ibuku. Harusnya hari ini sampai. Bye.

1 komentar untuk "Cantik yang Lestari, yang Bagaimana?"

  1. Senangnya bisa ikutan ya nambah wawasan dan obat kangen ketemu blogger lain..

    BalasHapus