Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

My Life in Tasmania

My life in Tasmania  is SO COLORFUL! 🌈

Sejak akhir November lalu aku tinggal di pulau yang terletak di selatan Australia daratan, Tasmania. Sebelumnya, aku memang berjanji dengan dua teman kerja di Ayr, kalau kami akan traveling bareng ke Tasmania dan akhirnya memang benar terwujud. Aku bertemu mereka lagi di Griffith, NSW, karena kami harus mendatangi sebuah wawancara kerja winery -yang akhirnya kami semua tidak diterima kerja di sana dan selanjutnya menyeberang ke Tasmania!

Dua temanku bernama UU (dibaca 'Yuyu'), berasal dari Cina dan Rainie, berasal dari Malaysia. Tapi kami tak hanya bertiga, karena pacar Rainie, Alex, menemani Rainie menggunakan visa turis. Mereka semua berbahasa Mandarin, jadi kalau mereka ngobrol, ketawa-ketawa sendiri aku nggak paham sama sekali. Di situ kadang sering aku merasa sedih. Kami tinggal di sharehouse yang mana ada enam backpacker lain dan mereka berasal dari Taiwan. #makinsedih

Sumpah, berasa kayak kudu banget belajar Bahasa Mandarin sebelum ke Australia.
Sumpah, rasanya ngga enak banget ketika teman yang lain ngakak terpingkal-pingkal tapi lu kagak paham apa yang lucu.

Awal-awal rasanya aku pengen cabut buru-buru dari mereka, ngga nyaman banget. Apalagi aku belum pernah tinggal sama UU dan Rainie sebelumnya. Aku udah hitung-hitung, pokoknya kalau sudah menghasilkan 1000 dolar aku mau cabut dari situ dan pergi sendiri saja meski entah ke mana.

Tapi lama-lama ngga masalah, karena UU selalu mengajakku ngobrol dan Alex selalu mem-bully-ku dan berbicara dengan Bahasa Malaysia denganku. Alex dan Rainie juga baik sekali karena membuatkanku masakan saat aku ulang tahun. Di tempat kerja pun makin asyik karena makin dekat dengan teman-temannya.

Fish and mashed potato yang dimasak Alex dan Rainie untuk ulang tahunku. Terharu T__T

Di Tasmania, aku tinggal di Deloraine, sebuah desa kecil dengan populasi manusia 2000 jiwa dan mungkin populasi dombanya tiga kali lipat dari itu. Hanya ada satu supermarket dan tidak ada McDonald's atau KFC.

Buat yang nggak tahu buah blackberry, ini buah blackberry. 😌
Aku bekerja di farm sebagai blackberry picker. Di farm tempatku bekerja juga ada stroberi dan rasberi. Untuk stroberi ada lebih dari 70 picker, rasberi sekitar 50 picker, dan blackberry tak pernah lebih dari 20 picker (sekarang sekitar 18). Ini dikarenakan di farm ini tidak banyak blok untuk blackberry.

Jalan-jalan ke Cataract Gorge. Satu couple dan 4 single.
Anyway, karena orangnya sedikit justru berasa makin dekat di antara sesamanya.

Dalam dua bulan, setidaknya ada empat party yang mengumpulkan para blackberry pickers. Kebetulan rumah tempatku tinggal adalah rumah milik supervisor blackberry, jadilah pestanya selalu di rumahku. Mulai dari Christmas Party, pesta ulang tahun si supervisor, BBQ habis gajian (karena gajiannya per dua minggu -kebanyakan farm gajiannya per minggu) dan terakhir Chinese New Year Party.

Chinese New Year party.
Fastest picker dan landlord-ku sekaligus supervisor.
Mana aku kan anaknya shy shy introvert ngga jago ngobrol gitu kan, tapi di sini aku berasa banyak temannya. Kayak berasa nyaman gitu deh. 😌

Udah gitu di farm ini kayaknya farm yang paling berkesan buatku. Yang bikin aku nangis sambil kerja karena kesengat lebah di kepala lah, yang bikin aku takjub karena mendadak aku mengangkut mayat wallaby (semacam kangguru kecil) dari row ke depan blok, yang lempar-lemparan buah sama si fastest picker lah. Dan masih banyak hal yang berkesan dari farm dan desa kecil ini. Ah...

Aku bakal menulis cerita-cerita yang kualami secara detil per postingan dan mungkin (nggak berani janji) bakal rajin posting karena aku udah punya komputer! 😩 Sekarang aku lagi di Indonesia dan bakal balik Tasmania nggak lama lagi, hmmm... antara enak banget di Indonesia tapi kangen Tasmania juga!

Udah lama ngga nulis, gilak kaku beud.
Kayak gue.
Trus kayak tulisan gue ciyus beud.
Kayak gue.

7 komentar untuk "My Life in Tasmania"

  1. looks like you're having tons of fun down under Una...share terus yaaa cerita-ceritanyaaa

    BalasHapus
  2. Unaaaaaa....kangennnnnn....!!!
    aku tunggu cerita seru lainyyaaa

    BalasHapus
  3. Una, blackberry itu kalau jaman kecil dulu suka makan. Nyebutnya tapi murbey. Eh ga tau sama apa ga yak.

    Semoga bisa rutin baca2 postinganmu lagi kayak dulu. Seruuu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bapakku lihat blackberry dan bilang itu murbei/mulberry. Ngga tahu sama apa engga, kugugling mirip beud sih.

      Amiin, semoga aku rajin terus. LOL

      Hapus
  4. Aaa terharu :') Kayaknya berwarna banget kalo jadi petani sejahtera kayak mbak. Job goals banget nih banget bangettttt

    BalasHapus