Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jatuh Cinta Itu Menakutkan

Hari itu panas sekali. Sepertinya sekitar 31 derajat celsius, tidak cerah, berawan, namun sangat lembab dan rasanya seperti sauna. Kemudian aku dan temanku membahas mengenai sauna. Temanku yang berasal dari Estonia bercerita kalau ia suka sekali sauna, menyetel suhu sauna setinggi-tingginya dan kemudian lompat ke kolam renang saat musim dingin. Katanya, sauna saat musim dingin adalah perasaan terbaik. Setelah jatuh cinta.

NO. 😒

Jatuh cinta itu nggak enak. 😩😩😩

Lebih dari seperempat abad hidup, aku sama sekali nggak punya pengalaman dalam hal ini. Sekalinya suka orang, ya sudah. Ngga akan ada usaha apa-apa, ngga akan rajin kirim pesan atau dandan cantik supaya sananya tertarik (ngga perlu juga sih kan aku sudah memesona 😏). Lagi pula biasanya suka hanya sebentar. Aku memang anaknya pemalu apalagi soal beginian. Kata temanku UU, aku hobinya flirting sama cowok. Tapi aku cuma bisa flirting sama cowok yang aku biasa aja. 😙

Kali ini, aku suka sama orang sampai bikin aku nangis karena ngga enak banget rasanya. I'm so suffering inside LOL. Orang ini temanku di tim blackberry (bukan si Estonia ya). dan merupakan teman yang aku paling sering ngobrol saat kerja. Ngga tahu kapan mulai sukanya wong awalnya kerjaan kami tuh ngobrol bullshit sama lempar-lemparan blackberry. Sudah mana kalau ngobrol tuh kami berisik banget sampai dikatain kayak radio karena seluruh blok bisa dengar. Padahal kami dibayar per berapa bisa picking (bukan per jam), dan kalau ngobrol tuh bisa bikin jadi melambat. Tapi dia tetap cepat-cepat saja dan speed-ku juga segini-segini saja.

Awalnya mah aku suka sama orangnya kayak aku suka sama teman blackberry lain, biasa aja. Tapi lama-lama.......... 😩



💛 Pagi-pagi sebelum picking, kami harus menyiapkan troli untuk picking. Aku mengambil packaging untuk ditaruh di troli. Kemudian dia ada di belakangku, melihatku dan bilang kalau mukaku putih. Oh, mungkin sunblock. Aku pun bertanya kepada teman perempuan yang ada di sebelahku di mana sunblock yang tak rata di mukaku. Tapi aku dicuekin. 😒

Aku pun mengusap-usap pipi kananku untuk meratakan sunblock-ku. Kata dia bukan bagian situ dan tiba-tiba ia memegang pergelangan tanganku dan menggerakkan tanganku mengusap pipi kiriku untuk meratakan sunblock-ku. Biasa aja sih rasanya waktu itu.

Temanku, Rainie, kebetulan berdiri tak jauh dari orang ini dan ia melihatku sambil senyum-senyum tanda tak sabar menceritakan kejadian tadi ke teman-teman yang lain. Duh. Kata Rainie, situasi tadi seperti adegan dalam drama dan so sweet. Hmmm...

💚 Suatu hari, kami bekerja memotong runner (cabang yang menjulur) pohon stroberi. Setelah selesai bekerja, mendadak hujan turun. Kami pun berjalan cepat menuju tempat parkir mobil. Aku berjalan sendirian sementara teman-temanku jauh di belakangku. Tiba-tiba ia mendekatiku dan berkata, "Aku akan buka bajuku untuk mayungin kamu."

Dalam hatiku, becanda nih orang. Eh tahunya betulan dong dia buka baju luarnya dan kayak ala ala mayungin pakai baju di atas kepala kita berdua. Tapi sayang bajunya bau, hahaha, dan aku malu karena di belakang kita ada puluhan orang yang lihat, aku pun mendorongnya.

Teman-temanku di belakang pun men-cie-cie-in kami dan teriak, "One more time, one more time!"

Ia pun kembali melihatku dan berbisik, "Like drama, like drama," dan mengulangi yang ia lakukan sebelumnya. Kali ini aku cuma berjalan cepat dan menunduk. Ngga lama kemudian kudorong lagi sih tuh orang.

💙 Sempat ada mayat wallaby di row tempat aku picking. Aku teriak dong, dan lapor ke supervisor kalau aku ngga mau picking di row itu. Tapi supervisor bilang kalau aku bisa skip si wallaby-nya, dan tetap picking di row itu. Oke. Aku sebenarnya tidak takut dengan bangkai wallaby, hanya saja malas kalau ada bau-bau yang tidak sedap.

Ngga lama, ia datang dan aku pun laporan kalau ada wallaby mati di row-ku. Dia pun melihat si wallaby dan bilang kepadaku, "Aku bakal ambil buat kamu." Awalnya aku kira dia bercanda, maksudnya dia bakal angkat wallaby-nya trus bakal dikasih ke aku.

Kemudian aku mengambil sarung tangan plastik di meja untuk segera memulai picking. Eh dia malah minta sarung tanganku. Ia pun kembali ke row-ku dan mencoba memegang si wallaby. Malah ketakutan sendiri.

Lucky row.
"Aku ngga apa-apa kok. Aku bisa skip dan picking jauh setelah bangkai wallaby."

Ia kembali memegang wallaby dan mencoba mengangkatnya.

"Berat, berat. Bareng, bareng," ia berkata kepadaku dengan Bahasa Inggrisnya yang terbatas.

Dalam hatiku, sialan, kenapa aku jadi kudu angkat wallaby-nya juga. LOL. Untungnya wallaby mati ini masih segar jadi lalat pun hanya satu dua, dan badannya masih utuh banget. Aku pun mengangkat wallaby berdua dengannya dan menaruhnya di depan blok. Mimpi apa gue tadi malam sampai harus gendong mayat wallaby.

💜 Sore setelah kejadian wallaby adalah pesta ulang tahun supervisor-ku. Kebetulan aku tinggal di rumah supervisor. Dia datang dan memberiku bubble milk tea buatannya. Bubble-nya masih ada di panci dan milk tea-nya di dalam botol soda dan masih agak hangat.

Aku sudah lama bilang aku pengen minum bubble tea dan dua hari sebelumnya ia berjanji akan membawanya saat pesta ulang tahun supervisor. Aku kira dia tak akan ingat karena sebenarnya kan tidak penting-penting amat. Meskipun aku benar pengen minum bubble tea sih. Eh tahunya...

Aku pun segera menyimpannya di dapur (bagian tempat tinggalku agak pisah sama rumah supervisor). Aku melihatnya sedang duduk dan aku bilang 'terima kasih' dengan ceria tapi dia hanya menatapku dengan tampang malas menanggapi, "Jangan bicara terlalu banyak."

Kemudian teman serumahnya bilang kalau orang ini sedang sakit, muntah-muntah, dan sakit kepala berat. Sepertinya karena kena heatstroke karena hari itu panas banget (bukan karena wallaby seperti yang diisukan teman-teman). Ia yang ceria pun hanya diam dan ngobrol pun tidak sambil tertawa-tawa. Ia tak makan apapun dan hanya sekitar setengah jam di sana. Tak lama kemudian ia pulang. Setelah ia pulang, teman serumahnya bercerita kalau dia sebenarnya sudah bilang kalau tidak usah datang ke pesta ulang tahun kalau tidak enak badan. Tapi orang ini, dengan muka zombie, bilang, kalau ia harus buat milk tea buat Una. 😓

Aku ngga percaya dong, masa lebay banget. Lagian bikinin aku kan bisa kapan-kapan. Tapi temanku bilang dia ngga bohong sampai sumpah segala kalau bohong besok cuma picking satu tray, LOL. Aku jadi terharu 😢. Temanku menyuruhku meneleponnya atau mengirim pesan untuk menanyakan apakah dia sampai rumah dengan selamat, tapi aku ngga mau.

"Heartless."

Rainie yang tadinya nimbrung di percakapan lain pun tiba-tiba nengok dan bilang, "Cold-blooded."

EMANG!

Setelah berapa lama akhirnya aku kirim pesan dan mengirim foto dia bersama mayat wallaby siangnya. Pesanku baru di-read besokannya dan dibalas dengan foto-fotoku yang dia ambil saat makan siang bareng blackberry picker lain beberapa hari sebelumnya. Tanpa kata-kata.

Makanya aku males kirim pesan. 😔

dan masih banyak momen lainnya yang ngga bisa aku tulis semuanya di sini.

Orang ini orang pertama yang bikin aku mengaku ke temanku yang lain, seorang cowok Taiwan, kalau aku suka orang ini. Sebelumnya aku ngga pernah cerita aku suka sama orang ke teman laki-lakiku. Waktu aku bilang kalau aku suka sama orang ini, tapi rahasia ya, dan dia pun berkomentar, "Semua juga sudah tahu keleus. Tapi anak-anak mengira, kamu hanya suka sebagai teman sedangkan dia suka kamu lebih dari itu." Aku hanya menghela nafas, karena sepertinya yang terjadi adalah kebalikannya.

Di waktu lain, seorang teman picking, cewek Korea, membantuku untuk packing. Kemudian si orang ini menggangguku dan mengambil ember penuh blackberry-ku. Aku pun marah-marah dan malah debat ngga jelas. Eh si cewek Korea ini bilang, "Lucu sekali melihat kalian setiap hari. Aku kira, kalian saling suka."

Sebelum aku pulang ke Indonesia pun, teman picking lain, cowok Korea nan lugu bertanya padaku, "Kamu bakal kangen aku ngga?"

"Tentu saja. Aku bakal kangen kamu. Aku bakal kangen semua picker blackberry."

"Terutama dia ya?"

"Jadi kamu kira aku suka sama dia?"

"Hu um, aku rasa kalian suka satu sama lain."

DUH. NGGA TAHU DEH.

Btw, kemarin pun sempat hampir dua minggu ngga ngobrol ngga bully-bully-an sama orang ini karena dia mendadak berubah 180 derajat. Dari yang orangnya ceria, cerewet, selalu menyapaku (meskipun hanya dengan jari tengah), menjadi pendiam, tidak lagi mem-bully-ku, tidak lagi mengajakku ngobrol tidak penting meski picking berhadapan atau sebelahan. Dia berubah sejak supervisor menyuruhnya untuk day off karena dia ketahuan picking tidak bersih dan menyisakan banyak buah. Sepertinya dia down karena itu.

Kata teman serumahnya ia berhari-hari mengeluh kalau supervisor-nya tidak adil dan lain-lain. Di tempat kerja, ia tak lagi ceria, tidak pernah membantu teman lain packing dan langsung kembali ke mobil, ah pokoknya vibe-nya beda sekali. Melihatku pun ia ngga tersenyum. Yang jadi masalah, di rumah ia happy-happy saja. Hanya di tempat kerja saja begitu.

Sampai suatu saat, aku picking berhadapan dengan dia. Aku memulai percakapan. Aku bertanya kenapa dia berubah.

"It's my real face." Yang kalau dia sedang biasa saja, akan kutanggapi, "Real face your ass!"

Kemudian aku cerita kalau akhir-akhir itu aku banyak menangis -- bukan karena dia lah, tapi aku sempat disengat lebah di kepala dan luka di kaki pas dia day off. "Jangan nangis. Kamu sudah 26 tahun." Ia menanggapi sambil tertawa kecil. Ingat juga dia sama umurku. Aku melanjutkan, "Tahu ngga? Aku berasa kehilangan teman setelah kamu berubah."

"It's okay. Kamu punya banyak teman."

"Tapi kan beda. Kalau kamu ngga ngobrol sama aku lagi, aku mungkin bakal nangis lagi."

"It's not my business."

Padahal dia ngga kayak gitu sebenarnya. Sok-sokan not my business not my business, orang dia tuh tipe orang yang bakal perhatian dan nanya, "Celanamu baru ya?" "Kok ganti sepatu?" atau yang bakal teriak namaku dari jauh cuma buat ngasih tahu kalau ada alpaca di farm.

Kzl bat gua. 😡 Kayak dia tuh kemasukan spirit-nya manusia lain.

Setelah hampir dua minggu ngga sapa-sapaan sama sekali, aku sedang di lunchroom dan dia pun masuk. Dia melihatku dan mengepalkan tangannya seperti hendak menonjokku. Kami tidak berbicara satu patah kata pun tapi aku sudah yakin kalau dia sudah 'kembali'.

Benar saja, besokannya aku pulang bareng dia karena teman barenganku masih ada kerjaan. Sudah acung-acungan jari tengah dan bully aku.

"Jangan rusakkan mobilku. Ini apa ini apa?" sambil menunjuk ban.

"Tire. Apaan?"

"Ngga ada udara, you know. You so fat."

"FU** YOU!"

Kalau sudah berantem gini, aku senang karena lega. Sudah biasa lagi! 😂

Anyway, ngga tahu ya, aku kalau suka sama orang, kalau lihat orangnya langsung biasa saja. Tapi kalau ngga pas ketemu, perutku mules dan kayak males ketemu lagi ---bukannya pengen cepet-cepet ketemu. Udah gitu, aku juga males melihat matanya. Takut rasanya.

Aku ngga tahu sananya gimana sama aku dan aku emang ngga punya perasaan jadi ngga bisa ngerasain sananya gimana. Di dalam hatiku mah, ah paling dia sama yang lain juga begitu. Lagian sana ngga pernah kirim LINE aku atau telepon, hehehe. Yang jelas  sih aku cuma berharap aku tidak lagi suka sama orang ini dalam waktu dekat dan kemudian aku akan menghapus postingan ini.

Capek suka sama orang itu. 😩
Tuh kan suka sama orang bisa bikin aku nulis postingan sepanjang ini.

10 komentar untuk "Jatuh Cinta Itu Menakutkan"

  1. Jatuh cinta,berjuta rasanya.....eciyeeee unaaa,pingin tau kekanjutannyaaaa^^

    BalasHapus
  2. Jangan diapus Uuuuun! Ntar kalo pas baca lagi dan berasa geli, dijadiin draft aja. Biar tetep bisa dibaca2 sendiri.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini aja aku baca ulang, udah geli sendiri. Ngapain aku posting kaya gini, bhahaha...

      Hapus
  3. Eciyeeeee jangan dihapus dong buat kenang2an. Una jangan2 kenjen kiii :))

    Na, seneng baca postinganmu lagi.^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kenjen sih tapi kalau ntar ketemu takut, hahaha.

      Hapus
  4. Jangan dihapus dong Una postingannya. 5 atau 10 thn lagi baca ulang bakalan senyum2 deh :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sekarang aja juga senyum-senyum nih Mbak.

      Hapus
  5. Ah unaaa. ciyeee ciyeee. Jangan digapus dong. Etapi aku ada satu blog yang isinya curhatan aku suka sama cowok jaman kuliah. Dibaca sama abang dong, jadi bahan olokannya setiap ada momen. jadi aku hapus blognya ��

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha dipost lagi dong, keluarin dari draft...

      Hapus