Inside The Ferry From Mokpo To Jeju Island
Menuju Pulau Jeju bisa dengan dua cara, menggunakan pesawat atau kapal. Saat itu, aku menggunakan kapal feri menuju Pulau Jeju namun kembali ke Busan naik pesawat. Aku berangkat dari Mokpo, kota di Provinsi Jeollanam-do, menggunakan kapal feri. Harga tiketnya 24300 KRW dan perjalanan ditempuh sekitar empat jam.
Yang sempat bingung, aku berhenti di halte bus Terminal Feri Domestik, eh tahunya feri menuju Jeju berada di Terminal Internasional. Untungnya jalannya tidak jauh jadi nggak perlu lari-lari. Setelah sampai terminal, aku menukarkan print-out bukti pembelian tiket dengan boarding pass. Untuk masuk ke feri, akan ada pengecekan boarding pass dan identitas (paspor).
Sepertinya baru beberapa kali naik feri, jadi aku excited banget! Aku cuma pernah naik feri Merak-Bakauheni, Ketapang-Gilimanuk, sama Kartini-Karimun Jawa (ï¼´_ï¼´ ) Naik cruise macam di Titanic juga belum keturutan. Soon, lah soon. <- nggak tahu pernah berapa kali menulis begini di postingan. Tapi doa yha, kan?
Tampak depan gedung Terminal Feri Internasional Kota Mokpo.
Boarding pass kapal feri yang panjaaaang sekali.
Tampak kapal feri yang membawaku dari Mokpo ke Jeju. Sebenarnya ini aku foto di pelabuhan Jeju, sih. Besar ya...
Setelah lewat dari pengecekan, penumpang berjalan ke arah feri. Aku nggak punya ekspektasi apa-apa terhadap kapal feri, mengingat yah, yang pernah kunaiki sebelumnya biasa-biasa aja. Ternyata... dari saat masuk aja aku ternganga. Dari pintu masuk kapal naik ke lobinya pakai eskalator aja dong! *norak*
Di bagian lobi, terdapat resepsionis, tempat duduk, toko roti Paris Baguette, dan toko suvenir. Aku pun segera berjalan ke bangku penumpang sesuai tiket. Aku naiknya kelas ekonomi. Eh eh eh ternyata, nggak ada 'bangkunya'. Melainkan ruangan kosong dan lesehan.
Setiap ruangan memiliki kapasitas penumpang masing-masing, menyesuaikan luasnya karena ada yang berbeda. Aku mendapat ruang 408 yang mampu menampung 17 penumpang. Tapi saat itu 10 saja tidak ada, itu pun karena tiduran, penuh banget jadinya. Nggak ada space. Di depan ruangnya terdapat rak untuk menyimpan alas kaki dan di dalam ruang juga disediakan jaket pelampung.
Di bagian luar kapal (apa ya istilahnya?)
Di dalam feri ada beberapa vending machine.
Lorong ruang kelas ekonomi. Yang di sebelah kiri ruang 412 mampu menampung 55 orang.
Ini ruang yang aku tempati.
Dalam ruangannya, nggak ada apa-apa.
Bahkan di dalam tersedia ruang untuk main game dan mesin....... mesin apa itu yang dimasukin koin trus bisa ambil boneka. Apa namanyaaaaaa *stres sendiri*
Toko suvenir di lobi.
Ada Paris Baguette loh~ yang nggak ada mekdonal.
Oiya, ada juga 7-Eleven. Jadi nggak perlu khawatir kalau pengen ngemil atau butuh pembalut.
Laper? Bisa makan di restorannya...
Di lobi juga ada petanya. Bisa lihat kapalnya sudah sampai mana, kecepatannya berapa, dan informasi lainnya.
Sayangnya, aku nggak jalan-jalan ke kelas non-ekonominya, nggak tahu deh kayak gimana.
Oya, meskipun aku excited untuk naik feri, tapi tetep takut, loh. Pasalnya, jadi mengingatkan sama kejadian tenggelamnya Feri Sewol tahun 2014. Kapal feri yang berangkat dari Incheon menuju Jeju ini mengangkut 476 penumpang, tenggelam, dan 302 penumpang mati. Sebagian penumpangnya adalah murid SMA Danwon yang akan study tour ke Jeju.
Masalahnya lagi, sebelum berangkat ke Jeju, aku pergi ke Seoul dan di depan Gyeongbokgung sedang ada peringatan korban Feri Sewol itu pulak. Jadi teringat-ingat.
Tapi nggak apa sih, malah bikin aku jadi shalehah. Soalnya sepanjang perjalanan di feri jadi banyak berdoa.
Saat di feri karena nggak ada wi-fi, ya aku nggak bisa main fesbuk. Bawa buku satu biji, buku kanji, akhirnya mencoba belajar kanji di dalam feri. *pencitraan* *anaknya rajin belajar* Eh pas lagi belajar sambil tengkurep, ibu-ibu Korea yang tiduran di sebelahku menyapaku. Pakai Bahasa Jepang -karena ia melihat bukuku.
Ternyata ibu ini berasal dari Jeju tapi dulu pernah tinggal di Jepang selama belasan tahun. Makanya Bahasa Jepangnya fluent abis. Jadi ngobrol-ngobrol deh... padahal sini Bahasa Jepangnya masih acakadut yaaa ada bagian yang nggak ngerti sih.
Empat jam berlalu, sampai akhirnya tiba di Pulau Jeju. Pas turun dari kapal aku ngomong dalam hati, "Eh serius aku ke Jeju? Mau ngapain sih gue?"
Memang perjalanan yang random...........
Kepoin ahh, mungkin akan ada yg nongol ditengah syuting drakor. Hihihi
BalasHapusWkwkwkwk ya kali
HapusDi Jeju ada apaan sik? Perasaan temen temenku pada ke sana. Sungguh aku tak kekinian :(
BalasHapusTapi asyiknya dapet oleh oleh mulu, Na. Gantungan hpnya lucuk lucuk :D
Ngga ada apa-apa wkwkwk banyakan museum sih sama kalo suka naik gunung boleh lah~
HapusJeju tuh yang ada museum saru-saru gitu bukan sih. Kayaknya pernah baca di blog cumi lebay tentang jeju. Duh, kenapa yang saru yang keinget -_-
BalasHapus