Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ahjumma-Ahjumma Menyeramkan?

Long time no blog... selama di Korea aku expect wi-fi guesthouse yang aku tempati bakal secepat kilat, tahunya mak plendus. Katanya kalau jalan-jalan itu jangan ekspektasi apa-apa, tapi kan katanya internet Korea paling cepat sedunia, hehehe. Mungkin apes aja dapet guesthouse yang begitu. Yang mau kirim foto di LINE aja harus berkali-kali resend baru ke-sent.

Kali ini aku mau cerita tentang ahjumma-ahjumma (bibi-bibi, ibu-ibu paruh baya) Korea.

Tentang orang Korea, aku nggak tahu banyak, ditambah aku bukan penggemar drama dan film Korea. Mungkin hanya sekitar 30-an judul drama dan film produksi negeri Kimchi yang pernah aku tonton. Yang jelas, dari beberapa hal, salah satu yang aku ingat adalah, kalau di drama-drama, ahjumma-ahjumma di Korea itu suka teriak-teriak, galak-galak, dan menyeramkan.

Aslinya?

Beneran lah. Aku sampe... wih, yang di film-film itu beneran to ternyata. Ceritanya, aku lagi di depan sebuah warung makan, berusaha membaca menu apa saja yang mereka sajikan. Ngomong-ngomong, aku bisa baca hangeul, tapi kalau arti mah kadang-kadang doang tahu. Sambil menganalisis harganya, ahjumma yang sepertinya pemilik warung itu keluar, dan nggak tahu ngomong apa tapi kayak ngomel-ngomel. Aku cuma bilang ke ahjummanya, "Hangukmal mothaeyo." (Nggak bisa Bahasa Korea). Eh dia lanjut nyerocos ngomong apa mbuh keras-keras, yang positive thinking-nya bisa jadi dia aslinya nggak marah-marah tapi sumpahhh serem banget. Nggak jadi makan di situ dehhh...

Pernah lagi, waktu aku lagi duduk-duduk di depan mal di Daegu, ada dua ahjumma naik sepeda di trotoar dari arah yang berlawanan. Nggak lama... mereka tabrakan. Belanjaan salah satu ahjumma menggelinding deh tuh dari keranjang. Udah deh, abis itu berisik sampai 10 menit selanjutnya. Aku nggak tahu mereka membahas apa, yang jelas dari kelihatannya kayak ngotot-ngototan, ngomel-ngomel nggak mau kalah. Nggak ada yang minta maaf deh. Sampai satpam mal nyamperin mereka, nggak tahu lah, akhirnya ahjumma satunya ngambilin belanjaan ahjumma yang satu lagi dan masukin ke keranjang. 

Di Jeju, aku sekamar sama mbak-mbak Korea yang besar di Kanada, jadi bisa Bahasa Inggris dengan lancar. Suer, jarang banget orang Korea yang kutemui bisa Bahasa Inggris. Aku cerita kejadian sepeda di Daegu, dan mbak Korea itu berkomentar, "Kalau dua ahjumma, berantem, sudah terbayang seperti apa. Pokoknya prinsipnya, siapa yang marah lebih keras, dia yang menang." Oh gitu... trus aku bilang, beda banget sama di Jepang. Nggak salah aja bilang maaf. "Kita memang tetangga, tapi budaya memang beda banget ya..."

Tapi... memang nggak semua ahjumma menyeramkan. Aku juga bertemu dengan beberapa yang baik banget. Sampai-sampai, wah ada juga ahjumma friendly ya di Korea. Hehehe...

Salah satu sudut ruang ganti wanita. Motonya ngeliat kiri kanan dulu, nggak ada yang telanjang kan :v
Yang mengesankan buatku ada dua. Pertama, tiga ahjumma yang aku temui di jjimjilbang. Jjimjilbang merupakan pemandian umum, yang mana dengan membayar sejumlah uang, kita bisa mandi di sana, berendam di kolam bersama, sauna, dan bahkan menginap. Waktu itu, aku menginap di jjimjilbang di Intercity Bus Terminal di Seoul karena busku berangkat jam enam pagi. Jjimjilbang di terminal tidak besar, dan kolamnya hanya sedikit. Mau yang sedingin atau sepanas apa, tinggal pilih. Waktu itu tidak banyak yang mandi, hanya tiga ahjumma di kolam 38 derajat celcius. Aku mau masuk kolam itu juga, padahal kecil gitu, jadi aku permisi dulu.

Eh kemudian ahjumma-ahjumma-nya mewawancaraiku. Pakai Bahasa Korea, mamam. Dengan kosakata terbatas, aku cuma menangkap dia nanya aku dari mana, besok mau ke mana. Islam ya? Ketemu teman? Sudah selesai berendam dan ganti baju. Aku siap-siap mau tidur di sleeping area-nya. Ada matras disediakan. Aku pun sudah siap-siap berbaring, eh ahjumma yang sekolam tadi memberikanku kode untuk mengambil bantal di tumpukan salah satu sudut. Aku pun mengambil dan... siap-siap berbaring. Eh lagi-lagi ahjumma berkata padaku, yang intinya ambil di bawah selimut, nanti kedinginan. Aku paham karena dia kasih kode dan aku tahu Bahasa Korea-nya dingin, hehehe. Padahal panas malam itu, tapi aku ya ambil aja biar ahjumma-nya ayem.

Agak terharu aja... ada juga ahjumma yang baik, perhatian amat... hehehe...

Jeruk dari Yon Jin Ahjumma.
Yang kedua, ahjumma yang sekamar denganku di Jeju. Ahjumma ini kocak banget, bahkan mbak Korea tadi juga bilang kalau ahjumma ini sangat berbeda. Nama ahjumma ini Park Yon Jin. Waktu aku tiba di kamar, dia sedang menonton tivi dan sepertinya usai menyelesaikan makan siangnya, terlihat dari piring kosong di depannya. Ahjumma pun bertanya-tanya kepadaku dengan Bahasa Inggris yang terbatas. Aku pun juga berusaha menjawab dengan beberapa kosakata Bahasa Korea yang aku tahu.

Ternyata ahjumma ini berasal dari Seoul, berumur 58 tahun, dan liburan di Jeju, sendirian, selama 10 hari. Dalam hatiku, apa single kali ya ahjumma ini... tahunya enggak. Keluarganya baik-baik saja dan ia cerita bulan November mau ke Jeju lagi dengan suaminya. Ia bercerita punya dua anak, satu laki-laki berumur 32 tahun dan perempuan berumur 29 tahun yang sudah memiliki anak berumur 9 bulan. Ahjumma ini memang positif banget auranya... katanya dia merasa free. Pas dia mau ke Jeju dia bilang 'bye bye' ke anak-anaknya... "I am freeeee..."

Ahjumma Yon Jin bercerita dalam setahun ia berlibur ke Eropa satu kali, dan Jeju sekitar lima kali. Memang penting ya piknik itu. Kalau nggak piknik, para ahjumma jadi ahjumma yang jutek dan suka teriak-teriak galak. Hahaha...

Suatu malam, ia pulang tengah malam karena usai minum soju dengan temannya. Mukanya merah dan sepertinya agak mabok. Ia bercerita banyak kepada mbak Korea, cuma kan aku nggak paham, lalu mbak Korea menerjemahkan kepadaku kalau ahjumma tak sengaja meninggalkan botol minumnya di bus dan setelah ia menelepon  terminal, si supir bus meminta nomor teleponnya dan ahjumma menangkapnya si supir mau nggodain ahjummanya... Apalahhhh!

Lama deh ahjumma cerita-cerita. Sampai ke topik babi. Kan di Jeju ini terkenal babi kulit hitam yang memang khas Pulau Jeju. Cuma kan aku nggak bisa makan. Lalu ahjumma bilang ke aku yang lagi tiduran di bed atas. Pakai Bahasa Korea. Cuma ngerti dia ngomong bagian 'Itali' dan 'Roma'. Tahunya dia bilang kepadaku quote yang, "When in Rome, do as the Romans do." Jadi kalau di Indonesia nggak bisa makan babi, di sini ok ok, nggak apa-apa. Hahaha aneh banget ini ahjumma. Aku cuma iya iya aja...

Ahjumma ini baik banget. Ngasih aku jeruk dan nawarin makan bareng. Jadi ahjumma ini liburan tapi masak sendiri di guesthouse, bahkan nyimpen kimchi di kulkas. Usai masak, ia masuk ke kamar dan menawarkan kepadaku. Cuma aku bilang sudah makan, dan aku lihat dia bawa sumpit dua pasang... jadi merasa bersalah menolak.

Hari aku harus check out, aku masih ngantuk banget, ahjumma sudah pamit mau naik gunung. Ya sudah aku salaman dengan posisi tiduran mata kriyip-kriyip... dan nggak sempat foto deh...

Memang banyak ahjumma yang jutek, tapi yang baik, friendly juga banyak. Kalau masalah jutek dan serem, kalau di Korea nggak cuma para ahjumma aja... semuanyaaaa... semua golongan, hahaha. Sampai teman sehostelku  bilang, "Di Korea orang nggak boleh senyum ya?"

Au dah tuh!

29 komentar untuk "Ahjumma-Ahjumma Menyeramkan?"

  1. Intinya gak bisa di generalisir ya na... Ada yg galak tp ada juga yang baik :)

    BalasHapus
  2. Intinya gak bisa di generalisir ya na... Ada yg galak tp ada juga yang baik :)

    BalasHapus
  3. hwaaaa.. tapi kalau cowok2 Koreanya Una? :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nggak berinteraksi ama mas-mas Korea... hihi tapi yang jelas kalau sama pacarnya, PDA banget dehhh...

      Hapus
  4. Ahjumma itu kayak tante2 galak gitu ya Un hahaha

    BalasHapus
  5. Ahjumma, di K-drama sering banget nih pake julukan ini untuk pemain wanita yang cerewet.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hooh, kayak ahjumma kalau cewek galak cerewet hahaha =))

      Hapus
  6. dibalik ahjuma2 yang serem ada ahjuma yang baik hati ya na...
    kamu pakabar na??

    BalasHapus
  7. wooo kalo gitu ada kompetisi lomba teriak nggak?

    BalasHapus
  8. Wooh, jadi kudu siap ketemu orang jutek di Korea ya? Kirain manis2 semua kaya mamas Lee Min Ho.

    BalasHapus
  9. Na, dirimu di sana jutek juga-kah?
    Cerita oplas dong Na.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku kan jutek selalu di mana pun wkwkwk. Okeee... aku udah cerita di chat belum sih wkwk

      Hapus
  10. ternyata ada yg baik juga ya na ngak semua galak2 kayak di K drama :)

    BalasHapus
  11. Baru tau kalo semuanya suka jutek hehehe.
    Itu ahjumma berantem di pinggir jalan kayak berasa di drama aja ya. Sampe dilerai gitu. Bener-bener baru tauuu. Thank you Una :D

    BalasHapus
  12. AAhhhh Una keren bisa bahasa korea, walo dikit seh... Kebayang kl ak yg dsana, pas 2 wanita tabrakan, berasa di planet asing kali denger bahasa yg ga mudeng dg intonasi tinggi spt itu... Berasa nonton drakor kali ya Na...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dikit doang Mbak... hahaha iya udah kayak drama Korea banget marah-marahnya =))

      Hapus
  13. Jadi banyak yang galak di korea na? Kalau di seoul gimana bahasanya? Kacau neh kalau gak ngerti bahasanya 😆

    BalasHapus
    Balasan
    1. Paraaaaaah banyak banget... Pakai Bahasa Korea lah :p
      Nggak apa-apa kok Mbak, sign semua ada Bahasa Inggrisnya...

      Hapus
  14. itu deket cermin ada sapa sih Una?

    BalasHapus
  15. org korea ini emg unik2...Aku kerja di bank asing, dan nasabahku ada bbrp yg Korea.. beda2 deh sifatnya.. kalo boleh milih, lbh enak serve org Jepang memang drpd org korea ;p. Korea yg di kantorku lbh tertutup dan agak judes ;p..tapiiiii bhs ingris mrk masih jauh lbh lumayan drpd yg nasabah jepang :D

    BalasHapus