Pengalaman Pertama Naik Malindo Air

Saat bulan lalu ke Sri Lanka, awalnya kan baru beli tiket Kuala Lumpur - Colombo - Kuala Lumpur ya. Berarti kan aku harus cari tiket Jakarta - Kuala Lumpur - Jakarta. Mana agak mepet belinya sekitar semingguan sebelum berangkat, pas cek Air Asia yang dikata low cost pun udah mihil banget sekitar 1,3 juta pulang pergi. Andaiii gue sudah nggak price sensitive... Baru ngeuh juga pas masa aku pergi itu tanggal merah di Indonesia, jadi ya terang aja mahal.

Karena nggak belum mungkin beli tiket Garuda atau Malaysia Airlines, aku keingetan Lion Air. Dan ehhh lebih murah daripada Air Asia, sekitar 900 pulang pergi. Berangkatnya 575 ribu, tapi pulangnya hanya 325 ribu - tiket ke Jogja aja lebih mahal cyin. Nah tapi pas booking tahunya pas berangkat, nama pesawatnya bukan dioperasikan Lion Air, tapi Malindo Air. Namanya mengingatkanku sama nama tante-tante cantik yang punya Hummer. Aku juga nggak cari tahu di google kayak apa dalamnya Malindo Air (well yeah aku cuma tahu kalau Malindo itu pesawat patungan Lion Air ama Pemerintah Malaysia) meski aku tanya temanku katanya Malindo Air itu bagus banget.

Jeng jeeenngg... Pas hari H aku ketemu Malindo Air... ini sih Batik Air dalam nama yang lain! =)) Batik Air yang pengumuman dan sign-sign di pesawatnya pakai Bahasa Melayu!

Bagus ya iya, lebih bagus daripada Lion Air tapi nggak selebay yang temanku cerita... hihihi.

Yang aku naiki waktu itu pesawatnya adalah Boeing 737-900ER dengan formasi tempat duduk 3-3. Aku dapat window waktu itu. Setiap tempat duduk ada inflight entertainment-nya meskipun koleksi video dan lagunya nggak banyak. Nggak kayak Garuda Indonesia (nggak usah dibandingin deh wkwkwk). Ada colokan USB di layar juga jadi lumayan lah bisa ngecharge. Sayangnya untuk menikmati inflight entertainmentnya harus bawa headset sendiri karena kalau nggak bawa harus beli. Mana aku anaknya nggak pakai headset jadi yaaa nontonnya pakai speaker gitu nggak pakai suara gitu.

Di Malindo Air penumpang diberikan air minum dan snek, waktu itu aku cuma biskuit aja. Kecil lagi. Kalau masih lapar dan haus bisa beli.

Aku suka seragam pramugarinya, pakai kebaya putih simpel dan rok batik ngepres. Rapi, rambutnya juga disanggul rapi (nggak digerai gitu kayak Air Asia). Seneng lihatnya.

Kemarin pas ke Kuala Lumpur itu, tulisan di logo boarding pass-nya tetap Lion Air. Tapi pas balik dari Kuala Lumpur, dan aku naik Lion Air, ehhh logo boarding pass-nya Malindo Air. Hihihi segrup sihhh tapi wondering aja kali ada yang bingung XD

Naik Malindo lagi? Tentu saja mau kalau ada kesempatan. Low cost gitu. Lega pula jarak antar kursinya. Mana dia punya rute ke India juga. Kalau naik lagi mungkin harus bawa headset.