Masakan
Kira-kira paragraf pertama ini adalah ringkasan cerita tentang ongkos makanku saat liburan ke Gold Coast beberapa waktu lalu. Paket cheeseburgernya Mekdi harganya AUD5,45. Pernah makan bento isi komplit beli di restoran Jepang ada ikan, karaage, salad, harganya AUD10. Beli Pad Thai di warung makan Thailand yang tempatnya kecil dan biasa aja harganya AUD15. Sempat juga ke sushi bar tapi makan donburi ditambah natto sushi dan kue matcha ditagih bill AUD19. Kalau dirupiahin tinggal dikali saja sama 11.000 rupiah. Berapa tuh? MAHAL!
Enggak deng, enggak mahal.
Murah kok...
*mental kaya* *mental kaya* *mental kaya*
Makan bento cuma 10 perak! Apalagi Mekdi cuma 5 perak!
Ngomongnya sambil nangis......
Dari lima hari di sana, bisa aku perkirakan sekali makan di luar per orang rata-rata menghabiskan AUD15, sekitar 165 ribu rupiah. Salahkan nilai mata uang rupiah ya. Relatif untuk orang Indonesia mahal beud, tapi untuk orang Australia ya standarnya segitu. Dari hasil pengamatan pula, kebanyakan orang yang makan di luar, tidak membeli minum. Hanya minum air putih yang gratis disediakan oleh si warung.
Dari lima hari di sana pula, ongkos makan termahalku adalah ketika aku makan makanan... Indonesia! Hahaha iseng emang makan makanan Indonesia! Kurang kerjaan ya? Biarin!
Saat liburan kemarin, aku menginap di Coolangatta, pinggiran yang letaknya di selatan Gold Coast. Kira-kira kalau Gold Coast itu Jakarta, Coolangatta mah Depok lah. Jaraknya juga hampir sama, sekitar 20 kilometer. Bedanya sih di Gold Coast nggak pakai macet. Jadinya, tiap hari aku naik bus Coolangatta-Gold Coast-Coolangatta. Di sepanjang jalan, aku banyak melihat restoran Tiongkok, Thailand, Persia, Turki, Vietnam, dan lain-lain. Tapi yang menarikku ada satu restoran yang kulihat kalau arah Gold Coast ada di kanan jalan, di lantai bawah sebuah apartemen, yaitu restoran Indonesia yang bernama: MASAKAN INDONESIA.
Yang terlintas pertama adalah... nama restoran kok nggak catchy, hahaha. Maaf Bu...
Malam hari terakhir liburanku, aku sempatkan mampir ke sana. Aku naik bus dari Gold Coast dan turun di halte persis depan apartemen Palm Beach, lokasi restoran itu. Belanjaanku banyak banget, lupa berapa tas... eh sudah turun bus dan jalan cepet karena kedinginan, dipanggil-panggil dan disamperin bapak-bapak bule, ternyata ada tas kresekku ketinggalan satu di bus! Terima kasih Sir! My precious snacks, ohhh come to Mama! Hahahaha... belanjaannya cemilan waks!
Masuk ke restorannya, banyak ornamen-ornamen dan lukisan khas Bali dan Indonesia. Bangkunya juga terbuat dari bambu. Tapi aku nggak merasa ada Indonesia feel gitu deh. Nggak berasa aja. Selain itu menurutku tempatnya terlalu gelap. Buku menunya juga sudah tidak enak dipandang, mungkin harus dicetak ulang yang didesain bagus?
Ternyata yang memberikan menu kepadaku adalah si pemiliknya sendiri. Ia sangat ramah. Kami mengobrol tentang banyak hal dan lucunya ia kadang-kadang tidak mengetahui kosakata Bahasa Indonesia. Seperti saat dia tanya, kenapa aku bela-belain pergi ke restorannya. Aku bilang, aku penasaran. Eh dia tanya, "Penyasaran? Apa? Penasaran? Apa itu dalam English?" Meski begitu, logat Bahasa Inggris dia sangat Indonesia... nggak kayak orang Australia blas. Kalau logat Australia mungkin aku nggak mudeng, hahaha.
Ibu Doris, yang namanya aku tahu setelah googling, gaya tingkah dan berbicaranya mirip oma-oma yang tumbuh di jaman Belanda. Dan emang iya sih. Soalnya, dia bilang dia pindah ke Australia tahun 1954 saat umurnya 17 tahun, lulus SMA. Jadi tahun ini umur dia sudah 77 tahun. Serius? Aku kira awalnya dia berumur 50-an akhir atau 60-an.
"Yeah, I'm serious. Di sini, bos tetap bekerja tidak hanya di belakang meja saja. Jadi orang di sini lebih active, physically active, and brain juga lebih active. Jadi lebih young."
Aku yakin kalau kamu lihat beliau nggak percaya dia sudah hampir 80 tahun.
Ya nggak?
Ibu Doris ini rupanya seorang radiografer. Waktu masih kecil, ia tinggal di Jalan Maluku, Menteng. Wis mesti anak orang sugih ini, hahaha... Dia membangun bisnis warung makannya, yang dia sebut sebagai hobi, sejak tahun 1984. Gile ini sih gue aja belom lahir. Sudah 30 tahun loh restorannya! Rupanya dia menyesal memberikan nama 'Masakan' bagi restorannya. Tapi terlanjur sudah lama begitu, masak diganti 'kan.
Masakan menawarkan beberapa menu Indonesia seperti sate, gado-gado, bihun goreng, bakwan udang, rendang, dan lain-lain. Pilihan menunya tidak terlalu banyak. Aku memilih nasi campur. Nasi campur Masakan ini porsinya besar sekali, tiga kali kalau di Indonesia kali ya. Isinya nasi putih, rendang daging, ayam opor, mi goreng, pecel, dan kerupuk. Tampilannya ada di bawah ini:
Rasanya? Kurang Indonesia, hahaha... Nasi campurnya disajikan sudah agak anyep. Bumbu pecelnya diblender jadi tampilan halusnya berasa aneh. Rendangnya juga kurang nendang tapi somehow aku suka karena tidak pedas sama sekali! Ayam opornya juga biasa, potongan ayamnya besar sekali. Tapi aku nggak kecewa dan menyesal hanya karena rasanya. Aku suka mampir ke sana, bertemu yang punya, ramah sekali, orangnya juga sangat positif, jadi kebawa happy saja...
Aku membayar AUD22 untuk satu piring nasi campur besar ini. Kalau dirupiahkan yaaa sekitar 250 ribu rupiah. *die*
Ini aja didiskon, tadinya AUD22.90, hahahaha... diskon splewuuu (sepuluh ribu)...
Terlepas dari kekurangannya, aku senang ada yang membuat warung makan Indonesia di luar negeri. Ada rasa bangga, ada yang memperkenalkan masakan Indonesia ke bangsa lain. Jadi teringat, aku punya satu keinginan untuk membuat warung makan Indonesia dengan seorang teman yang konsepnya masih rahasia (tidak tahu pun kapan bakal diwujudkan hahaha). Ingin seperti Ibu Doris juga, bisa bertahan lama seperti itu...
Masakan menawarkan beberapa menu Indonesia seperti sate, gado-gado, bihun goreng, bakwan udang, rendang, dan lain-lain. Pilihan menunya tidak terlalu banyak. Aku memilih nasi campur. Nasi campur Masakan ini porsinya besar sekali, tiga kali kalau di Indonesia kali ya. Isinya nasi putih, rendang daging, ayam opor, mi goreng, pecel, dan kerupuk. Tampilannya ada di bawah ini:
Rasanya? Kurang Indonesia, hahaha... Nasi campurnya disajikan sudah agak anyep. Bumbu pecelnya diblender jadi tampilan halusnya berasa aneh. Rendangnya juga kurang nendang tapi somehow aku suka karena tidak pedas sama sekali! Ayam opornya juga biasa, potongan ayamnya besar sekali. Tapi aku nggak kecewa dan menyesal hanya karena rasanya. Aku suka mampir ke sana, bertemu yang punya, ramah sekali, orangnya juga sangat positif, jadi kebawa happy saja...
Aku membayar AUD22 untuk satu piring nasi campur besar ini. Kalau dirupiahkan yaaa sekitar 250 ribu rupiah. *die*
Ini aja didiskon, tadinya AUD22.90, hahahaha... diskon splewuuu (sepuluh ribu)...
Terlepas dari kekurangannya, aku senang ada yang membuat warung makan Indonesia di luar negeri. Ada rasa bangga, ada yang memperkenalkan masakan Indonesia ke bangsa lain. Jadi teringat, aku punya satu keinginan untuk membuat warung makan Indonesia dengan seorang teman yang konsepnya masih rahasia (tidak tahu pun kapan bakal diwujudkan hahaha). Ingin seperti Ibu Doris juga, bisa bertahan lama seperti itu...
❤❤❤
Ibu Doris juga sempat menanyakanku,
"What do you think about Gold Coast?"
"Bagus Bu, aku suka banget. Lebih bagus dari Jakarta!"
"Off course! Anywhere better than Jakarta! Penuh sekali, macet, tidak bagus itu. Except you pergi ke mall."
Hahaha... tapi aku juga cinta Jakarta sih.
❤❤❤
Follow me on:
saya juga lama-lama cinta jakarta.
BalasHapusWhy whyyy? <3 <3
HapusSepertinya saya keduluan ke sini
HapusGagal; PERTAMAX lagi
Huh
Jiah hahaha, ya KEDUAX Om...
HapusMenu Kuliner GADO GADO merupakan sajian yang sangat saya sukai. Nah sodara sodara semuanya bisakah membedakan mana Gado gado, Karedok (kredok) dan pecal (pecel)? Saya nanya betulan ini. Yang bisa kasih jawaban yang cespleng nanti dikasih hadiah sama Mba Una
BalasHapusBisaaa... hahahaha. Karedok mentah kan :P
HapusUntung kamu gak nawar lebih, Na. Atau ngomong kek sama Bu Doris gak boleh kurang, Bu, harganya? mahal amat wkwk *ditendang sama rendang*
BalasHapusAku nggak nawar Mbaaa... meski aku ngarep didiskon 50% hahahaha.
HapusYa ampunnn....masak diskonya cuma seuprit???kuraaaangggg.....
BalasHapusDuh na..mbok ya kl mau foto sm bu doris kreseknya ditaruh gitu.masak ditenteng hahaha
Wakakakak udah nggak fokus waktu ituuu. Itu juga kreseknya dua udah tak taruh *belanjanya banyak amat hahaha*
HapusGADO-GADO,,,,ahhhhhh,,,aku suka,,,menu diet yang oke punya itu,,,tapi kok potongannya cuma se uprit doank,,gak puas ah,,,,seharusnya gak usah bayar ya,,kan udah masuk blog,,,,,,jiahahahahaha
BalasHapusWakakakak iya ya, malah dia yang harusnya bayar hahahaha... *maunyeee*
Hapushihihi.... untung ibu doris gak tanya, ntar kamu mampir sini lagi yak... kira2 jawab apa mbak un?
BalasHapusGak maoooo hahahahaha... sekali aja udah
Hapusjaman dulu nggak ada kata penasaran apa ya..
BalasHapuskok ibu Doris nggak ngerti
Hahaha, iya aku juga penasaran deh
HapusMasa kata itu baru... hihi
Itu pas masuk berasa Indonesia jaman dulu yaaa hihihi
BalasHapusHahaha enggak sih, cuma nggak berasa Indonesia aja :D
HapusKalau ke luar negeri, memang makanan asli negeri sendiri pasti lebih mahal harganya. Tamunya mungkin jarang-jarang jadi wajar dibuat harga tinggi, apalagi kalau gak ada saingan hehe..
BalasHapusKayaknya karena urusan nilai mata uang aja Mbak. Rupiah kan jelek banget, jadi kalau di LN makanan Indo ya pasti lebih mahal :)
HapusDi sini pecel 9000 doang Na. Kalo aku jalan2 ke Ostrali pasti pulang2 mewek liat saldo tabungan.
BalasHapusWakakakak... po dodolan pecel yuk di Australi hahaha....
HapusRumah makan Indo yang di Berlin juga modelnya mirip Na.. Pakai hiasan bambu gt dan dibagian barnya dibikin kayak warung kopi.. Lucu sih.. Tapi memang kalo udah urusan rasa ga bisa dibandingin sama yang asli yaa.. Bahan2nya juga belum tentu sama.. Lidahnya jg udah beda.. ;D
BalasHapusIyaaa hihihi... ada yang bikin tempat makan Indo aja udah bagus wkwk
Hapusnama restorannya literal banget ya. hahaha.
BalasHapusgile mahal banget itu nasi nya AUD 22!
Iya terlalu lugas... hahahaha.
HapusBaca reviu lain memang overprice harga di situ,
tapi kalau pun dijual sekitar 15AUD, tetep mahal hahahahahaha...
Ngga papa lagi kucel Na, yang penting eksis! Buahahah.. :D
BalasHapusTapi iseng bener sih kamu, mau-maunya beli makanan Indonesia yang mahal banget.. *cek recehan*
So pasti... wahahaha...
HapusYa abis penasaraaan Mbak. Kali aja dapet inspirasi hahaha... *inspirasi apa mbuh*
eyampuuuun...
BalasHapusmakan begitu 250 rebow Naaaa?
Aku pengen streeees...bhuahahaha...
*mental kurang kaya*
Wakakakak...
Hapustante doris cantiiik ya
BalasHapusuntuk ukuran umur segitu
Iyaaa udah tuaaa pula :D
Hapuscantik dan masih energik..tentunya suka masak pula. Tuh buktinya Restonya
HapusKayak aku tuh hobi masak...
HapusHahaha, namanya nggak catchy kan karena kita tahu bahasa Indonesia Na. Kalau nggak tahu bahasa Indonesia mah mungkin kedengeran keren dan unik ya, hahaha :P . Ah, tapi kalau dipikir2 di Australia kan lumayan banyak yang bisa bahasa Indonesia ya? Hmmm...
BalasHapusDi Belanda juga banyaak loh bertebaran restoran Indonesia, hahaha :P .
Hahaha... mungkin sebenernya restoran makanan khas negara lain, nama-namanya bahasa lugas gitu kali ya hahaha...
Hapusmakan pecel di jogja aja 10.000 doang, ihihihi muahalnya
BalasHapusHihihi...
HapusKalau perkiraanku umur 65 tahunan lah... Ye.. salam 2 jari ya Un :D
BalasHapusNggak keliatan tua kan...
HapusTempat yang sederhana berimbas pada rasa makanan yang sederhana ya un -_-
BalasHapusHihihi... ya maklum Mbak nggak di negeri aslinya jadi ya rasanya pasti beda :)
Hapuspengsan baca harganya Na. Huaaaaaa....
BalasHapusBu Dorisnya emang gak kelihatan kayak umur 80an.
Hahahahahaha dieee.
HapusIya awet muda ya :)
Owhw..owhh..owhh.. so expensive for us ya mbak.. tapi emang di sana katanya hidangannya jumbo2.. -maklum belum pernah ke ausie-.. kebab juga begitu katanya buuuueeesar sekali katanya.. teman saya ga habis, padahal dia klo makan banyak loo.. :)
BalasHapuslanjutkan mbak jj nya.. habis itu ceritain lagi ya..!
Wahahaha... iya porsi orang bule yaaa besar-besar...
Hapuskereeen bener berani banget itu cewe naik bis belabelain makan di restoran indonesia ...hahahahaha
BalasHapusWeks!!
Hapusaduh.. bu doris 80 tahun muda sekali yaahh... ngriii
BalasHapusIyaaa tampangnya itu loh mudaaa...
Hapussaddddiiiiiis banget harganya segitu 250ribu *pasung jiwa* :v
BalasHapusWakaka normal kok segitu :P
HapusPergi sendirian ke LN itu yg sadis menurutku una, xixixi....
BalasHapusWihihihi asik tau Mbak... :D
HapusWah Ibu Doris keliatan baru jelang 60 an ya....awet muda bgt..*kagum...
BalasHapusIyaaa sirik maks dehhh...
HapusIbu Doris ngomongnya pasti seperti cinca laura ^^
BalasHapusTp emang sih, ngebanggain bgt ktmu warung makan yg mungkin gak kita sangka ada disana. :D
Ayoooo, Un...bikin warung makan di LN.
Wahahaha Bu Doris logat Indonesia kok wkwkwk
HapusIyaaa Mbaaak seneng rasanyaaa....
Amiin amiin!
dulu pas ke seoul juga bela-belain nyari warung indonesia. nemu di gang sempit, becek, tapi ya tetep hepi karena bisa makan nasi goreng, setelah semingguan ketemu kimchi mulu hahaha
BalasHapus