Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kata yang Tak Pernah Dipakai

Tetiba, aku dan saudaraku membahas tentang bahasa. Berawal dari membicarakan pengucapan Bahasa Korea yang ada bagian susahnya, kemudian membahas pengucapan kata dalam Bahasa Indonesia yang tidak sesuai dengan tulisannya. Seperti kata 'delapan', aku selalu mengucapnya dengan 'lapan', tapi saudaraku mengucapnya 'dlapan'. Contoh lagi kata 'belum', kami tidak pernah mengucapnya dengan 'u' sempurna. Belom. Membahas tentang pengucapan kata 'peta' dan 'pegang' yang benar. Apakah e taling atau e pepet.

Tahu-tahu kami membahas kata yang tidak pernah dipakai dalam percakapan. Seperti kata 'tidak', kayaknya aku hampir tidak pernah menyebutkannya! Aku tidak mau makan! Aku hanya menulisnya saja. 'Hanya' pun juga tidak pernah kusebutkan. Biasanya ya 'cuma'. Bagaimana bila kita pergi ke Puncak? Baiklah. 'Bagaimana', 'bila', dan 'baiklah', aku juga tak pernah menyebutkannya secara lisan. Kata 'tak' juga... Mengapa ya? 'Mengapa' aku juga tak pernah ucapkan.

Kemarin aku pergi dengan dia saja. 'Dengan', 'saja', juga tak lazim diucapkan dalam percakapan. Setidaknya dalam kasus aku dan saudaraku. Yang ada 'sama' dan 'aja'. Kalimat salam, 'selamat pagi' dan teman-temannya, aku pun tak pernah pakai. Perasaan sih.

Kata apalagi ya yang sering muncul dalam teks apapun maupun pelajaran Bahasa Indonesia tapi kenyataannya hampir tidak dipakai?

Foxy... mengapa kamu menjilat tanganmu?

Namaku Una...
Senang berkenalan denganmu...

49 komentar untuk "Kata yang Tak Pernah Dipakai"

  1. Bingung nih hubungan antara kata yang jarang dipakai dengan gambar Kucing di bawahnya. *Salah Fokus

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha hubungannya sama captionnya... aku ga pernah nanya kucing pake mengapa. Biasanya "napa e Fox?"

      Hapus
    2. Whahahah belum turu e mba Una?
      Saya sedang ronda nih sama warga Komplek lainnya. Keren kan. Di Pos Ronda udah kaya warnet Sambil ronda bawa lappie

      Hapus
    3. Belum bisa tidur. Padahal nggak enak badan...
      Weh... ronda... trus keliling blog yaaa. Jadi kepikiran di area rumahku ada ronda ga yaaa...

      Hapus
    4. Wahahahhahah dats raitttttttttttt
      Bukannya pos walking alias keliling komplek atau blok dalam rangka ronda eh malah blog walking alias keliling blog

      Hapus
    5. Wakakakaka...
      Kalau ronda blog mah saya sering Om... ga usah pake sarung...

      Hapus
    6. Ahaaaaaaaaa sarung buat ronda saya sudah kemana mana dah

      Hapus
  2. Unaaa... aku pakai beberapa kata yang nggak kau pakai itu.
    Selamat pagi/siang selalu aku pakai di kantor krn kerjaanku nerima tamu/telpon
    Baiklah sering kupakai justruu sama si bungsu.
    Nah, yang mengapa ini yang jadi kenapa. Hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wekekekek... pasti ya itu kalau menerima tamu. Selamat pagi Mbak Titi!
      Baiklahhh...

      Hapus
  3. hehe, mengapa kerasa janggal aja, na. kayak bahasa resmi, baku, dan kaku gitu kan jadinya :D

    BalasHapus
  4. Negeri kita kaya bahasa ya mbak. Satu kata bisa memiliki padanan yang kadang lebih dari satu. Masih dalam pengucapan belum berbicara sinonim

    BalasHapus
  5. Kalau sapaan, kamu sering koq menggunakannya.
    Baca tulisan ini kpq jd inget iLearn, ya?. Apakabar iLearn?. Hahahahha

    BalasHapus
  6. aku malah jarang menggunakan Bahasa Indonesia :D
    namun, akhir2 ini sering karena istriku ga bisa bahasa Jawa :v

    BalasHapus
  7. hahaha ya itu bedanya bahasa formal sama slang (bahasa sehari2) ya... :D

    BalasHapus
  8. sepertinya, bahasa yang jarang dipakai itu, seringnya teks aja deh.

    BalasHapus
  9. bener-bener tuh Na... bedanya bahasa tulisan dan percakapan.. kan lucu yak,, Na, nulis tentang pelajaran bahasa sekalian :P

    BalasHapus
  10. pakai bahasa baku malah nanti diketawain ....

    BalasHapus
  11. Bahasa sehari-hari emang informal banget ya Un. Kalau memakai Bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam percakapan sehari-hari, malah kedengarannya aneh :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Versi informalnya bedaaa banget wkwkwk.

      Hapus
  12. Namaku Lidya, senang berkenalan dengan Una

    BalasHapus
  13. Kalau ngomong sama dosen pake bahasa yang baku nggak Na? Kadang nggak juga ya... kecuali seminar.

    BalasHapus
  14. jadi ingat sama nihonjin yang datang ke kampus, rata-rata mereka semua pake kata-kata itu un. bakuuuu

    BalasHapus
  15. kumpulan kata ini juga jarang dipakai: "saya rajin belajar."

    BalasHapus
  16. iya bener banget..aku juga hampir jarang banget pake bahasa yang baku kalo komunikasi lisan..kecuali kalo lagi bikin surat resmi aja..mau ga mau ya pake bahasa baku..hihihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbaaa... komunikasi tulisan doang ya kalau bahasa baku itu :D

      Hapus
  17. Hahaha, memang perbedaan bahasa antara percakapan dan tulisan ya Na. Ada beberapa kosakata yg nggak terpakai jadinya, hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaaa...
      Apa Bahasa Belanda bisa beda banget gitu juga Mas?
      Percakapan ama tulisannya?

      Hapus
  18. Ebeuhhh.. udah lama nggak mampir, makin sexy aja ini blog :-D

    Apa kabar kak una? Lama tak bersua :-)

    Kata-kata kyk gitu biasanya ada di film2 indonesia lawas kak. Film-nya bang haji rhoma, warkop DKI, suzanna, dll.

    Aku pengen nambahin nih kak. Kata yang kyknya makin jarang dipakai: kami. Coba, pernah pake nggak? Pasti lebih sering oake kata "kita". Hehe.. aku sampe sempet ngebahas satu kata ini sendiri dalam 1 post.

    Btw, aku mungkin salah satu orang yang masih pake kata "hanya". Liat aja di tagline blog aku. Abisnya udah terlanjur menempel, jadi nggak tega ngegantinya :-D

    Salam kangen dari Bogor, kak!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alohaaaaaa!!!
      Eh aku barusan add FB mu, mau tanya sesuatu wkwkwk.

      Kami biasanya di situasi agak formal, kalau ama temen enggak pernah ahahaha. Eh serius kamu pake 'hanya' di percakapan?

      Hapus
    2. Nggak lah kak. Kalo ngobrol sama temen sih biasanya pake "cuma". Hanya pada saat diskusi dengan dosen saja :-D

      Btw, pesbuknya kak una yang mana?

      Hapus
  19. Sekarang apalagi ngetrrn pake bahasa gaul, bahasa alay, vickinisasi ato apalah itu, bahasa indonesia jd makin gak karuan deh bentuknya yah :(

    BalasHapus
  20. bahasa lisan emang jauh beda Na. kebayang dulu susahnyaaaaaaa belajar bahasa indonesia. nilai 6 mulu eh gak dipake juga. hihihi.

    BalasHapus