Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dari Maskne Hingga Patchouli

Sudah lebih dari setahun belakangan ini, setiap hari aku memakai masker saat keluar rumah dan bekerja. Aku ingat, mulai awal Februari, kami sudah diwajibkan untuk memakai masker saat bekerja.

Akibat pemakaian masker, masalah hidupku bertambah satu: maskne.

Maskne merupakan istilah terkini untuk jerawat atau acne yang disebabkan oleh penggunaan masker yang terlalu lama. Tak hanya breakout, tapi bisa juga dibarengi dengan kondisi kulit lain seperti kemerahan, iritasi, hingga gatal-gatal.

Penggunaan masker bisa membuat area wajah di bawah masker lebih lembab sehingga jerawat bisa tumbuh subur. Selain itu, kondisi kulit menjadi lebih berminyak, bakteri lebih banyak, sehingga menyumbat pori-pori dan memicu komedo. Tapi timbulnya maskne juga tergantung tipe kulit masing-masing ya.

Selalu maskeran ke mana pun.

Maskne yang aku hadapi adalah jerawat yang terus bertumbuhdi area wajah yang tertutup masker. Tumbuhnya jerawat, menyebabkan kulit kemerahan, dan bekasnya yang menghitam dan susah sekali hilang. Bahkan sampai berbulan-bulan bekas jerawatnya tidak juga hilang. Di area luar yang tertutup masker sih tidak masalah. Aku yang sudah hampir kepala tiga, mendadak merasa menjadi remaja yang sedang mengalami masa pubertas dan tumbuh jerawat banyak. Sudah gitu, tipe kulitku adalah kulit yang kalau sudah berjerawat, bekasnya butuh waktu lama untuk hilang. Jadilah pipi kiri kananku penuh dengan bekas jerawat.

Aku sudah berusaha dengan berbagai cara. Aku mencuci mukaku sebelum pergi keluar, setelah pergi dari luar, dan sebelum tidur. Aku mengganti masker sekali pakai. Kadang-kadang aku melepas masker, saat di luar dan tidak banyak orang, untuk membiarkan kulitku sedikit bernafas. Aku juga membeli beberapa produk jerawat, krim untuk mencegah hiperpigmentasi pada bekas jerawat, tapi semuanya tidak menghentikan pertumbuhan jerawatku.

Aku menyerah hingga suatu titik aku pasrah dan ‘tidak percaya’ dengan obat-obat jerawat itu dan mencoba mencari alternatif yang lebih 'organik', yang bahannya terbuat dari bahan natural sehingga lebih ramah lingkungan dan ramah sosial. Untuk memilih kosmetik, aku juga cukup perhatian soal apakah produk tersebut melibatkan hewan atau tidak.

Setelah membaca beberapa informasi dan bertanya pada teman, aku sadar bahwa tea tree oil bisa membuat kulit cantik tanpa jerawat. Aku jadi teringat bahwa dulu aku pernah mengobati jerawat dengan tea tree oil dan jerawat langsung kempes. Mungkin teman-teman sudah tahu, kalau tea tree oil itu bukan dari pohon teh lho ya, melainkan dari pohon tea tree yang bernama ilmiah Melaleuca alternifolia.

Pohon tea tree merupakan tumbuhan native dari Australia namun memiliki saudara satu genus yang merupakan komoditas lokal Indonesia dan Asia Tenggara yaitu Melaleuca cajuput alias kayu putih. Indonesia sendiri merupakan salah satu eksportir terbesar minyak atsiri (essential oil) cajuput (kayu putih) yang dihasilkan dari spesies Melaleuca leucadendron. Cajuput digunakan untuk bahan pada industri farmasi. Khasiat cajuput adalah mengobati asma, bronkitis, batuk, kulit berminyak, sakit tenggorakan, jerawat, dan lain-lain.

Suatu hari, aku main ke rumah seorang teman. Ia punya hand sanitizer dalam bentuk spray produksi Aceh, aku iseng coba dan baunya enak sekali. Baunya macam essential oil yang dijual di toko-toko organik. Oh ya, aku tadinya kurang perhatian soal essential oil.

Temanku bercerita kalau salah satu bahannya adalah minyak nilam.

Kemudian aku kebingungan, "Apa itu nilam?"

"Nilam itu, itu lho... patchouli." Aku sering mendengar patchouli tapi tidak tahu kalau Bahasa Indonesianya adalah nilam.

Kata temanku lagi, temannya memproduksi minyak atsiri nilam dan memiliki kontrak dengan salah satu brand fashion besar dunia. Nilam alias patchouli ini merupakan bahan pembuatan parfum yang juga berfungsi sebagai fiksasi, yaitu pengikat aroma sehingga lebih kuat dan tahan lama. Fungsi fiksasi dari minyak nilam belum tergantikan dengan minyak atsiri lain. Nilam juga digunakan untuk bahan obat nyamuk atau pembasmi serangga, obat jerawat, perawatan rambut, mengobati dermatitis, eksim, dan lain-lain.

"Indonesia itu keren lho, dik, kaya sekali, memproduksi banyak macam minyak atsiri," lanjut temanku.

Aku pun segera mencari informasi mengenai industri minyak atsiri di Indonesia dan memang mencengangkan.

Indonesia merupakan eksportir terbesar minyak nilam yang menguasai sekitar 85% pasar dunia (1). Dari 70 jenis minyak atsiri di dunia, Indonesia memproduksi 40 jenis. Antara lain, ylang ylang (Cananga odorata), pala, cengkeh, melati, sandalwood (cendana), dan lemongrass (sereh).

Data tahun 2010. Sumber data: Kementerian Luar Negeri (2)

Tak hanya komoditas unggulan Indonesia yang lain seperti kelapa sawit yang mengalami dilema karena tertahan oleh regulasi pasar Eropa, industri minyak atsiri pun mengalami dilemanya sendiri. Indonesia masih belum bisa menentukan harga di pasar dan membiarkan harga ditentukan oleh negara importir. Selain itu, Indonesia masih mengekspor minyak atsiri dalam bentuk bahan baku yang kemudian akan diolah di negara lain dan nilainya akan jauh dari bahan bakunya.

Padahal, Indonesia punya potensi untuk mengembangkan industri minyak atsiri dengan memproduksi produk hilir atau barang jadi yang memiliki nilai lebih tinggi daripada produk hulu alias bahan baku. Seperti sayang saja kalau hanya mengekspor bahan baku. Apalagi minyak atsiri sangat dicari oleh produsen di dunia. Dengan lebih menggerakkan industri hilir, akan lebih dapat memberdayakan masyarakat dan meningkatkan perekonomian.


Sumber:
1. Export News Indonesia: Patchouli Oil http://djpen.kemendag.go.id/app_frontend/admin/docs/publication/5291455002421.pdf
2. Indonesian Essential Oil, The Scents of Natural Life https://kemlu.go.id/download/L1NoYXJlZCUyMERvY3VtZW50cy9Fc3NlbnRpYWwtT2lsLnBkZg==
3. Dilema Komoditas Sawit, https://madaniberkelanjutan.id/2020/01/20/dilema-komoditi-sawit

4 komentar untuk "Dari Maskne Hingga Patchouli"

  1. Wah, ini kasusknya kayak temenku na. Sejak pandemi dan setiap hari harus pakai masker, muncul jerawat di area yang ketutup masker. Hitam-hitam gitu bekasnya..

    BalasHapus
  2. Duh sampai jerawatan karena masker ya..Banyak bahan alami dari Indonesia yang berkualitas untuk kecantikan ya hanya belum dikelola dengan baik

    BalasHapus