Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Life is Full of Bullshit

Belum lama ini aku pergi ke Kobe dan mampir ke sebuah toko. Toko ini yang punya orang Belanda dan orangnya suka ngobrol banget. Aku ngga beli seberapa, eh dikasih gratisan plus dikasih kuliah berasa satu jam pelajaran sama dia.

Dia ngomongin macam-macam. Dari fisika, komputer, Indonesia, tentang anaknya, dan lain-lain. Tapi yang mau kumention sih kalau dia bilang kalau semua fakultas di universitas itu bullshit. Salah satu contohnya aja ya, kayak misalnya ekonomi. Manusia tuh dari dulu ya bekerja sama tapi di fakultas ekonomi malah diajarin berkompetisi. Di sekolah pun murid-murid dinilai pakai angka. Ya meski pun di luar negeri udah ada yang engga ya, tapi most masih kan. Macam-macam lah kalau diceritain panjang.

Gara-gara si orang Belanda ini ngomong kalau semua itu bullshit, aku keingetan waktu aku kerja beberapa bulan lalu di sevel. Jadi kan harus pakai masker ya. Waktu aku ambil satu masker dari kotak masker yang disediakan di toko, aku melihat ada yang janggal dari maskernya. Pas aku perhatiin ternyata ada serangga di dalam maskernya dong!

Pulang-pulang aku buka maskernya. Kayaknya nyamuk sih.

Kalau di dalam masker ada serangganya berarti maskernya ngga higienis dong?
Di pabriknya juga ngga higienis dong?
Trus fungsinya pakai masker apaan?
Bullshit banget ngga sih?

Waktu itu aku mikir gitu. Aku bilang ke teman sevelku kalau maskerku dalamnya ada serangganya, tapi dia kayak nggak peduli blas, dan cuma bilang dengan muka datar, "Ya ambil masker yang baru aja."

Padahal tuh dia orangnya agak heboh, dan pedulian gitu. Tapi pas aku cerita soal masker berserangga dia kayak cuek.

Pas aku cerita sama teman kuliahku via LINE, temanku komentar, "Mungkin dia sudah paham kalau dunia ini full of BS."

Iya juga ya. Aku ngga tahu sih umur teman sevelku ini berapa, tapi kayaknya lebih tua dan sudah makan banyak asam garam pengalaman.

Beberapa hari lalu, aku pergi ke McDonald's dekat rumah. Di McD di Kyoto, biasanya tempat sampahnya dipisah antara sampah kertas, plastik, dan sisa minuman. Pas aku ke sana, yang sedang bekerja bersih-bersih tuh teman sekolahku. Aku melihat dia membuka tempat sampah untuk meng-collect sampahnya kan. Eh... dia mengangkat kotak sampah plastik dan menuangkan ke kotak sampah kertas yang artinya dia menggabungkan sampahnya jadi satu.

Kalau sampahnya ujung-ujungnya dijadikan satu, ngapain sebagai customer kita harus misah sampah kertas dan plastik?

Ah, lagi-lagi memang benar dunia itu penuh dengan bullshit.

Mungkin produsen tempat sampah McDonald's-nya bikinnya satu jenis itu kali ya. Ah, mbuh.

Gara-gara menyadari kalau dunia itu full of bullshit, aku agak lebih santai menghadapi apapun sih. Atau kalau mau nge-judge orang. Ya meskipun tetap masih suka panik ya.

Kemarin saat aku pulang kerja, aku menuntun sepeda karena trotoarnya ternyata 'no riding' dan orang di trotoar penuh. Lalu di depan toko kare, ada seorang laki-laki membuka maskernya dan bertanya aku berasal dari mana.

"Beautiful."

Dalam hatiku, pret. Tapi seiring umurku yang menua, aku ngga ngerasa serem, atau jijik, atau seneng dikatain beautiful. Aku cuma jawab,

"Thank you."

Dia lalu nanya-nanya apakah aku student, umurku berapa, apakah aku punya pacar. Aku bilang aku punya pacar dong, padahal mana ada 😂 Bullshit juga 😂 Aku cuma males kalau kita tukeran nomor dan sananya meneror mulu, geer. 😂 Tapi aku bilang aku bakal mampir ke toko karenya kapan-kapan. Kalau sudah gajian.

Kalau ini aku beberapa tahun lalu, biasanya aku udah ketakutan. 😂 
Sekarang ya udah lah santai aja lah~

5 komentar untuk "Life is Full of Bullshit"

  1. Lho, aku melongo pas baca sampah mekdi.

    Betul, hidup itu ada yang penuh dengan BS. Bahkan teman sendiri juga bisa jadi penuh BS. Semakin bertambah umur, semakin tahu dan sadar mana yang bener2 tulus dan enggak.

    Btw, dirimu emang ayu owk, Na. Kan wedok.😉
    Kalau reaksiku ada yang bilang aku beautiful, aku kaget, melongo. Maaasss, aku wes payu, Maaaasss.😂

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju banget sih, Mbak.
      Temenan sedeket apapun ngga usah ekspektasi gimana gitu, nanti kalau sananya menyakiti, aihhh. Orang kan berubah yak.

      Cieee banyak yang suka ngatain ayu yaaa.

      Hapus
  2. Una..jadi ikut ngebayangin, itu gimana yang pabrik bikin maskernya kok bs ada serangganya

    BalasHapus
  3. Aah, emang banyak yang bs seh ya na. Jadi ya kalau sekarang aku gak usah dipedulikan saja. Kalau kesel di bs-kan balik, hahahahaha

    BalasHapus