Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ngapain Sih di Australia?

Per hari ini, aku sudah tinggal di Australia selama satu tahun tiga bulan. Aku datang ke sini awal bulan Desember 2016. Insyallah bakal tinggal di sini sampai akhir tahun ini.

Aku datang ke Australia menggunakan visa Work and Holiday (WHV). Aku mengetahui adanya visa WHV sekitar tahun 2013-2014 ketika saat itu ada teman seangkatanku yang buru-buru menyelesaikan skripsinya karena ia sudah mendapatkan visa WHV dan harus berangkat ke Australia maksimal setahun dari tanggal granted visa WHV. Awal tahu ya tertarik tapi ngga pengen-pengen banget. Sampai akhirnya aku lulus kuliah tahun 2015 dan di tahun 2016 bingung mau ngapain, akhirnya aku mendaftar visa WHV.

Bisa dibilang aku cukup beruntung, karena kuota visa WHV hanya 1000 per orang dan saat aku mendaftar sangat mepet dengan tutup tahun fiskal. Jadi, kuota WHV 1000 dibuka per 1 Juli dan ditutup 30 Juni. Sedangkan aku mendaftar bulan Mei 2016. Beruntungnya saat itu pendaftar WHV tak sampai 1000 dalam setahun. Saat ini, peminatnya sangat amat banyak dan agak susah mendapat kuota WHV.

Meskipun visaku granted bulan Juni 2016, aku berangkat Desember 2016. Aku juga melepaskan tes pegawai Bank Indonesia -yang padahal aku sudah lolos sampai tahap tiga. (Dan banyak yang bilang aku bego karena aku menyerah tes BI 😙)

Trus ngapain aja selama ini di Australia?

Yah, sesuai dengan judul visanya, kerja dan liburan. Ya yang aku kerjakan di sini, kerja, jalan-jalan, tidur, gitu-gitu aja sih. 

H-2 sebelum aku cabut dari tempat aku kerja packing paprika.
Selama setahun lebih, kebanyakan aku bekerja di farm/kebun. Saat ini aku bekerja di farm berry untuk picking blackberry di Tasmania, pulau yang letaknya di selatan Australia daratan. Kadang-kadang aku juga memetik stroberi dan rasberi. Sudah tiga bulan lebih aku bertahan di sini. Pekerjaan di sini tidak dibayar per jam melainkan menggunakan piece rate, yang mana makin banyak metik makin tinggi gajinya. Hitungannya pun fair karena kalau kamu kecepatannya rata-rata, bakal dapat 25 AUD (sekitar 260 ribu) per jam. Kalau kerja hourly rate, biasanya dibayar minimum wage yaitu 22.86 AUD (sekitar 230 ribu) per jam).

Sebelumnya, aku juga pernah kerja picking dan packing paprika, planting stroberi, picking blueberry, dan juga benerin kawat di kebun tomat.

Bisa senyum -padahal pas daki misuh-misuh mulu.
Kalau kerja di farm pastinya tinggal di desa/countryside. Aku juga sempat tinggal di kota sebulan pertama saat aku tiba, dan tahun lalu bulan Oktober-November. Di Sydney Oktober lalu, aku sempat bekerja di pasar untuk jualan buah (ogah lagi-lagi LOL), di percetakan untuk melipat brosur, dan kerja sebagai cleaner a.k.a tukang sampah dan bersihin toilet di event (gue ngga bakal ngelakuin ini di Indonesia). Di pasar aku hanya digaji 120 AUD untuk 9 jam kerja, di percetakan aku dibayar 14 AUD per jam, dan sebagai tukang bersihin toilet aku dibayar 32 AUD per jam (lebih dari 300 ribu). LOL 😂

Kalau jalan-jalan, hmmm... dari seluruh state di Australia daratan, aku sudah pernah menginjak semua kecuali ibukota Australia, Canberra. 

September tahun lalu, aku ikut temanku yang hendak bekerja di Katherine, Northern Territory. Kami berangkat ke Katherine dari Sydney melalui jalan darat. Mana aku ngga bisa nyetir pula, jadi aku ikut aja sama mereka -tapi ngga ikut kerja di Katherine. Apalagi roadtrip tidak makan biaya banyak. Kalau kudu naik pesawat sendiri wah bisa habis lebih dari 2000 dolar deh. Sedangkan seminggu roadtrip sama temanku cuma ngabisin 300 dolar. 😌

Di kuburan di Coober Pedy -kota favoritku di Australia.
Saat roadtrip itu, kami menyusuri New South Wales, Victoria, kemudian Adelaide di South Australia, dan bergerak ke arah utara melewati Coober Pedy, Alice Springs, dan kemudian sampai di Katherine.

Minggu lalu pun aku usai melakukan roadtrip keliling Tasmania selama seminggu. Cuma bisa bilang 'wow' mulu selama perjalanan. 

Diamond Island. Sori ngga lurus, males ngelurusinnya hahaha...
Dan sekarang... no more roadtrip in near future lah. Kerja dulu lagi lah, sampai kudu pindah lagi dari Tasmania ini.

Enak yaaa tinggal di Australia...

Banyak yang suka komentar gitu, tapi emang enak! Hahaha... Emang kerjaku panas-panasan di luar, tapi no komplain lah. Gaji juga per jam tinggi meski living cost mahal. Pindah apalagi -mahal banget. Asal ngga banyakan komplain, hidup mah enak-enak aja di mana aja kerja apa juga ya kan.

6 komentar untuk "Ngapain Sih di Australia?"

  1. Gak ada yang salah kok dengan memilih pilihan yang berbeda. Mungkin kerja di BI bukan jalannya. Justru di Australia Una mungkin bisa lebih banyak pengalaman. Hehehehe.

    Trust me, dulu aku melewatkan interview pekerjaan yang idaman. Sekarang malah perusahaannya menurun karena industri yang lesu. Aku jadi mikir, mungkin ini jalan yang memang udah diatur dari Tuhan :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe, aku ngga (belum mungkin?) nyesel sih ngga milih BI. Tapi banyak yang komentar menyayangkan LOL

      Hapus
  2. Temen-temen aku juga ada beberapa orang yang menjalani hidup seperti kamu, keliatannya seru banget ya. Aku juga pengen daftar tadinya, tapi sayang umurnya sudah melewati batas yang ditentukan...

    BalasHapus
  3. wihiiiii... gini lah, cerita... jadi tau kabarnya kak una gimana

    btw, soal kerjaan... itung-itungan banget ya, banding-bandingin gaji. hahaha
    yaaa mungkin aku akan melakukan hal yang sama sih
    :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe... biasa sih sebenernya ngebanding-bandingin XD

      Hapus