Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cerita Acak dari Tokyo yang Sibuk

Waktu itu, aku adalah seorang pelajar asing di Jepang yang menghabiskan empat hari libur musim panas di Tokyo.

Sebelumnya, empat hari pula aku menikmati waktuku di Pulau Hokkaido.

Dengan membawa jumlah pakaian yang minim, aku butuh mencuci! Tapi di mana? Sedangkan aku hanya pelancong frugal yang membiarkan waktu tidur malamnya dilalui di bilik kafe internet.

Tapi bukan Jepang namanya kalau tidak punya tempat bernama coin laundry di mana-mana. Sesegera aku pergi ke coin laundry yang terletak di lantai dasar sebuah gedung apartemen.

Setengah jam masa yang dibutuhkan si mesin cuci untuk memutarbalik-membersihkan pakaianku. Kutitipkan pakaianku kepada mesin cuci dan aku tinggal makan siang di warung makan cepat saji dekat sana.

Kembali mengambil pakaian dan memasukkannya di mesin pengering. Usai pun aku kembali menuju stasiun, yang karena aku terlalu malas berjalan kaki mencari tangga lain menuju stasiun, aku turun menggunakan elevator. Bersama seorang nenek tua.

"Hari ini panas ya," tiba-tiba si nenek berujar. Si nenek kulihat tadi mengembangkan payungnya.

"Ya, tapi tidak terlalu terik hari ini, nek."

"Umurmu berapa?"

"23 tahun, Nek. Nenek?"

"Wah masih muda ya. Saya 80..."

"Eh? Nenek terlihat muda! Seperti masih 60 tahun lho! Sungguh!" Nenek ini masih tegap berjalan dan kecepatan jalannya, sepertinya sama denganku yang... sedikit 1/4 kali umurnya.

"Tidak mungkin!"

"Sungguh, sungguh."

"Ah, kamu bisa saja..." si nenek kemudian menepuk pundakku sambil tersenyum tersipu-sipu.

Aku ikut tersenyum. Wanita umur berapapun selalu senang kalau dibilang tampak lebih muda dari umurnya.

Aku berpisah dengan nenek karena jalur kereta yang kami tumpangi berbeda. Peron tempatku menunggu kereta tampak sepi. Hanya ada 4-5 lelaki yang sepertinya pulang dari kerja. Saat itu sekitar jam setengah lima sore.

Shibuya crossing scrumble.
Ada satu yang sedikit aku perhatikan. Kulitnya terlampau putih bersih, membawa payung bening, memakai kemeja biru, ganteng? Ya, agak. Tidak ada yang istimewa tapi entah aku melihatnya begitu lama. Kami duduk satu gerbong, di bangku di sisi yang berbeda. Aku melihat bayanganku di kaca. Bangku kereta sepi.

Esoknya dengan menggunakan jalur kereta yang sama, aku siap menyusuri Tokyo. Saat itu sekitar pukul 10.00, kereta tidak terlalu ramai, dan oh ya... di seberangku ada lelaki yang kuperhatikan kemarin sore! Lengkap dengan payung beningnya. Kali ini ia sibuk mengobrol dengan teman-temannya. Aku tersenyum, ia menoleh ke arahku. Namun barangkali ia tak ingat.

Aku harus pulang ke asramaku yang jauh dari Tokyo. Terpikir, kalau tahun depan ke Tokyo lagi, dan naik kereta di jalur Oedo Line di jam yang sama... mungkin bisa bertemu lagi dengan lelaki yang tadi.
___________________________________________________________

Tiba-tiba menulis random. Pas lihat cowok itu kedua kalinya kepikiran, seru kali ya bikin fiksi kisah cinta dua orang yang ketemu di jalur kereta yang sama tiap harinya. Atau kebayang andai bisa bikin film, mau bikin film pendek tentang Tokyo yang seramai itu bisa ketemu orang yang sama tanpa sengaja. Hehehe, berkhayal boleh dong.

33 komentar untuk "Cerita Acak dari Tokyo yang Sibuk"

  1. UNAAA... JODOH ITUU!!! ITU JODOHH!!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bukaaannn, jodohku ada di Osaka =)) =)) *ngarep

      Hapus
    2. Eciyeeeee..ikut mengaminkan ama yg di Osaka aja. :)
      Mamase kecokot2 tuh dirasani wkwkwkwkwkwk

      Hapus
    3. Hahahahaha amiinnn... *berkhayal banget*

      Hapus
  2. Unaaa.............. kapan kamu ga sibuk? :p

    BalasHapus
  3. seru...seru... jdi gk sabar nunggu fiksiny :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini cuma khayal aja, eksekusinya au dah hahaha

      Hapus
  4. Seru tuh naaa. Sedangkan drama korea juga bisa jadi kalau satu bus yang sama kan yak 😆

    Iihhh seru ya tokyo. Semoga bisa kesana deh suatu hati nanti 😣

    BalasHapus
  5. Unaaa kayaknya ini kali pertama kamu nulis genre begini...

    BalasHapus
  6. wahhhh kebetulan yg sangat aneh itu Na, Tokyo itu kan lebih padet dari London, kok bias ketemu orang yg sama gitu lo...

    BalasHapus
  7. nahh berarti benerrr tuh Na...yang suka ada di drama2 Korea Jepang...ketemu tiap hari di stasiun terus jadian dehh..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mami ternyata kebanyakan nonton drama juga yahhh!

      Hapus
  8. Taun depan ketemu lagi berarti jodoh, hehe

    BalasHapus
  9. kalo ketemu lagi sama cowo itu berarti jodoh una :-p

    BalasHapus
  10. Hahaha,,, emang bedanya jauh ya mbak umur 80 dengan 60 an? besok kalau ketemu nenek - nenek tak bilang 80 an seperti umur 17 an ah, siapa tahu dapat piring cantik. hahaha, Keren - keren :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebenarnya ga beda-beda banget sih hahaha. Iya coba aja, kali aja dapet warisan!

      Hapus
  11. hwuooww syg cm 4 hr d hokkaido yak, cb tiap hr ktmu trus modus ndeketin or senyumin gt pasti jd kenal..and..and..hahaha jd kayak drama korea

    BalasHapus
  12. ceritamu mengalahkan semua drama korea yang pernah aku tonton
    awkwakwakawkwa

    BalasHapus