Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kuil Cinta Osaka (Tsuyu no Ten Jinja/Ohatsu Shrine)

Ingat Osaka, maka yang muncul di kepala adalah area Nanba, dengan distrik belanja Shinsaibashi yang super panjang dan baliho Glico yang terkenal. Tapi hari itu, saya dan teman saya berniat untuk menghindari tempat perbelanjaan, selain sudah pernah, pasti ramai sekali. Kami ingin menikmati Osaka ‘yang lain’.

Perjalanan hari itu, kami mulai dari Shinsekai, lalu berjalan kaki ke arah Nipponbashi (Den Den Town) alias Akihabara-nya Osaka. Kemudian kami tiba di sebuah mal di daerah Nanba, yang tidak ingin kami jelajahi lebih lanjut. Kami bingung hendak ke mana lagi sedangkan hari masih panjang. Sebenarnya ada sebuah kuil yang ingin sekali saya datangi. Tetapi, untuk mengajak teman saya, ada rasa sedikit malu, mengingat teman saya ini adalah lawan jenis... dan cukup menarik. Oops.

Hmmm… mau tidak kalau ke Tsuyu no Ten Jinja?”

"Kuil spesial kah?" begitu tanya teman saya.

"Iya, kuil tempat berdoa untuk cinta. Katanya cocok untuk orang yang sering mengalami kataomoi. Tahu kataomoi nggak? Itu lho cinta bertepuk sebelah tangan. Aku ingin berdoa di sana."

♥♥♥
Nama kuil ini adalah Tsuyu no Ten Jinja, yang memiliki arti ‘kuil embun langit’. Kuil ini juga biasa dikenal dengan Ohatsu Shrine. Nama Ohatsu diambil dari cerita legenda yang ada dibalik Tsuyu no Ten Jinja.

Suitengu Kotohiragu, untuk safe driving and birth, anak, dan pekerjaan yang menyangkut air.
Pada zaman dahulu, terdapat seorang karyawan toko kecap bernama Tokubei, yang jatuh cinta dengan seorang pelacur bernama Ohatsu. Tokubei bekerja dengan keras di toko pamannya, sampai pamannya memiliki kepercayaan penuh kepadanya. terdapat pembicaraan tentang rencana pertunangan Tokubei dengan keponakan si paman. Pamannya pun memberikan hadiah pertunangan ke ibu tiri Tokubei. Namun Tokubei menolak karena ia telah memiliki hubungan dengan Ohatsu. Akhirnya pamannya marah dan tidak menganggap Tokubei lagi. Tokubei yang berutang kepada pamannya, diberi waktu tujuh hari untuk mengembalikannya.

Tokubei dan Ohatsu.
Setelah ia mengumpulkan uangnya, Tokubei malah meminjamkan ke temannya Kyuheiji yang berjanji akan mengembalikannya dalam waktu tiga hari. Ternyata Kyuheiji tidak mengembalikannya. Ketika Tokubei menagihnya, Kyuheiji malah menuduhnya macam-macam. Tokubei pun dikhianati oleh temannya sendiri dan berencana untuk bunuh diri.

Suatu hari, Ohatsu dan Tokubei berencana bertemu diam-diam. Ohatsu pun menyembunyikan Tokubei di bawah lantai supaya orang lain tidak tahu. Saat itu, Kyuheiji dan temannya mendatangi Ohatsu dan berbicara tentang keburukan Tokubei. Tokubei mendengarnya dan berkata pada Ohatsu bahwa ia akan bunuh diri. Kemudian ia mengajak Ohatsu ke hutan kuil Tsuyu no Ten dan membunuh Ohatsu dengan pedangnya, tak lama, Tokubei membunuh dirinya sendiri.

Jujur, saya kurang mengerti di mana letak romantisnya kisah Ohatsu dan Tokubei ini.

Ema, papan kayu untuk menulis doa. Yang ini ema 'kecantikan sejati', jadi kita bisa gambar sendiri di bagian mukanya sesuai keinginan.
Karena legenda tersebut, kuil ini terkenal dengan kuil cinta dan pernikahan. Banyak pasangan yang datang di sini untuk berdoa dengan harapan dapat memperkuat cinta mereka. Di kuil ini juga dijual jimat untuk pasangan, yang dipercaya akan memberikan keberuntungan apabila keduanya sama-sama membawanya. Terdapat pula omikuji vending machine, yang dapat mengeluarkan kertas ramalan (omikuji).

Tak hanya tentang romantisme, karena ada beberapa dewa yang dipuja di sini. Beberapa di antaranya adalah Sukunahikona Daijin, dewa farmasi, bisnis, pemandian air panas (onsen), dan obat, serta Toyouke Hime no Ookami, yaitu dewa pertanian dan industri.


Kaiuninarisha, tempat berdoa untuk bisnis, kesembuhan penyakit kulit, dan panen.
Di kuil ini, saya hanya berdoa di depan kuil utama, Suitengu Kotohiragu, dan lupa membasuh tangan dan kumur-kumur sebelumnya. Sedangkan teman saya berdoa di tiga bagian kuil dan lumayan lama berdoanya. Dari pengunjung yang datang, sepertinya teman saya adalah yang paling lama berdoa. Mungkin dia galau jodoh!

Tempat 'wudhu'-nya. Di papan terdapat daftar umur yang dianggap sial tahun ini. Katanya temenku. Aku ga ngerti bacanya :P 
Omikuji 100 yen.
♥♥♥

Dibangunnya kuil ini memang kurang jelas kapannya, namun sejarahnya sudah ada sejak tahun 850. Pada tahun 1945, kuil Tsuyu no Ten terbakar habis. Setelah itu dibangun kembali dan selesai pada tahun 1957. 

Nggak cuma Bahasa Jepang, ada Bahasa Inggris, Bahasa Mandarin hantaiji dan kantaiji, dan Korea! Love love Ohatsu Shrine!
Di samping sejarah dan legenda Tsuyu no Ten Jinja ini, yang paling aku suka adalah, kuil kecil ini sangat ramah terhadap wisatawan. Di kuil ini terdapat beberapa papan berisi cerita tentang legenda Tsuyu no Ten Jinja dalam berbagai bahasa. Tak hanya Bahasa Jepang saja, namun juga Bahasa Inggris, Mandarin, dan Korea. Selain itu, ada berbagai bingkai yang dapat digunakan untuk foto bagi para pengunjung. Kuil ini juga memiliki situs web yang apik, terdapat Bahasa Inggris, informasi lengkap mengenai kuil, dan bahkan omikuji online



Kuil ini terletak di shotengai (distrik belanja) yang bernama serupa, Ohatsutenjin-dori Shotengai. Terdapat berjajar toko dan restoran, sehingga usai berkunjung ke Tsuyu no Ten Jinja dapat pula mencuci mata dan berbelanja di distrik belanja ini.

Tsuyu no Ten Jinja
2-5-4 Sonezaki, Kita-ku, Osaka, Japan
5-10 menit jalan kaki dari Stasiun JR Osaka, Hankyu Umeda, JR Kitashinchi, dan Subway Tanimachi Line Higashi-Umeda.

32 komentar untuk "Kuil Cinta Osaka (Tsuyu no Ten Jinja/Ohatsu Shrine)"

  1. Ceritanya itu malah horor bukan romantis :D

    BalasHapus
  2. Untung ada tempat ngambil air wudhu juga ya, Un. Jadi saat berdoa merasa lebih bersih. Ngomong2 Una berdoa apa sih di sini? #kepoketerlaluan hehehehe...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Berdoa biar sukses dan banyak rejeki :P rejeki dalam hal apapun wkwkwk. Rahasia detilnya =))

      Hapus
    2. Termasuk rezeki Jodoh segera datang buat Mba Una
      Aminnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn

      Hapus
  3. mana ada cerita bunuh-bunuhan dibilang romantis -.- orang jepang emang rada aneh sih~~

    BalasHapus
  4. Doanya tempat tempat beda gitu ya gak bisa sekalian 😆

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hello mba Niee. Gmn sudah anak berapa? Heiheihiee
      Oh ya alamat web atau blognya sudah habis masa berlakunya ya. Alamatnya kan di The Asrianda ya. Sudah expired tuh

      Hapus
    2. Hahaha... diperpanjang tuhhh

      Hapus
  5. Kaiuninarisha ya, Saya kira tadi Khairunnisa. Itu teman kantor saya,. Dan bukan Blogger hieiehiehiee. Keburu buru bacanya sampai salah baca. Wahahaha. Musti lebih melotot lagi nih bacanya hiehiehiehiehiheiee

    BalasHapus
  6. Una kamu udah pulangkah?

    Aku juga bingung sama ceritanya. Dimana letak romantisnya ya? Hahahaha

    BalasHapus
  7. one-sided love, dramaaaa banget. . .

    BalasHapus
  8. Huaaa, jadi pengen ke Jepang lagiii...

    BalasHapus
  9. umur berapa aja tuh yang dianggap sial?

    BalasHapus
  10. kok kayak horor gimana gitu ya ._.

    BalasHapus
  11. embun langit, duh suka banget nama kuilnya..

    salam kenal kak

    BalasHapus
  12. Itu Mas ..... ya Na?
    Hehehe galau jodoh ;)



    BalasHapus
  13. Waktu kesini, dalam hati dan pikiran Una terbesit Arjuna yang manakah ? *kedip2memggoda :)

    BalasHapus
  14. kecapnya masih ada gak sekarang? hihihi

    BalasHapus