Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

My Memorable Stories with AirAsia

Pertama kali aku pergi ke luar negeri tanpa orangtua ialah saat umurku 18 tahun. Seorang teman SMA mengajakku berlibur ke Singapura. Aku bukan tidak pernah pergi ke luar negeri tapi aku terakhir melakukannya pada saat umurku 13 tahun! Itupun bersama ibuku. Jadi perjalanan kali itu, aku sedikit was-was karena aku tidak tahu apa-apa. Aku bahkan tidak meriset kecil-kecilan mana saja yang akan dikunjungi, aku menyerahkan semuanya ke temanku.

Chinese Garden, Singapore.
Kali itu pula pertama kalinya aku naik AirAsia yang sebelumnya hanya kubaca dari artikel kalau AirAsia merupakan low-cost airlines. Oh, jadi ini toh maskapai yang mengusung slogan "Now Everyone Can Fly"? Bisa juga ya pergi ke mana-mana tanpa mahal? Sejak itu, gara-gara AirAsia, aku jadi suka traveling. Hampir lima tahun berlalu setelah perjalanan pertamaku dengan AirAsia-ku, I don't travel a lot, tapi setiap bepergian, aku sering mempercayakan AirAsia sebagai alat transportasiku.

Aku punya beberapa cerita tentang AirAsia yang mengesankan (untukku, tidak tahu kalau untuk orang lain ya, hihihi).

Tergantung AirAsia

Beberapa kali liburan kuliah, aku berlibur dengan sepupuku, Affi. Jarang kami merencanakan perjalanan jauh-jauh hari seperti tiga-lima bulan sebelumnya. Paling-paling ketika ujian akhir selesai, tahu-tahu ingin liburan saja, lalu diskusi deh mau ke mana. Seperti tahun lalu bulan Juni, kami galau ingin ke mana. Palembang, Lombok, Makassar, Penang, semuanya kepengen. Sampai akhirnya menentukan destinasi liburan tergantung AirAsia!


Iya, tergantung AirAsia ada rute ke mana saja! Jadilah membuka web AirAsia dan pilih Asal Jakarta (CGK) dan melihat daftar Tujuan.

"Gimana kalau ke Xi'an?"

"Tiketnya sih kebeli, budget akomodasinya woy!"

"Kathmandu aja apa?"

"Penang kali ya. Ada apa aja sih di sana?"

Bersiap landing di Sultan Hasanuddin.
Debat aja terus, namun pada akhirnya kami memutuskan untuk pergi ke Makassar dengan pertimbangan budget, bisa wisata kuliner (banyak makanan Makassar yang asing di mata kami), alam, museum, pantai (Bira), belanja, semua bisa.

Di rumah Tongkonan, Toraja.
Rebutan Inflight Meal

Awal tahun ini, aku, adikku Aziz, dan sepupuku Affi pergi ke Phuket menggunakan AirAsia. Perjalanan ditempuh dalam waktu tiga jam. Penerbangan pergi dan pulang di waktu malam hari. Jadi kami pikir, ah tidak akan makan di dalam pesawat. Aku pun tidak pre-book inflight meals ketika memesan tiket. Paling-paling bakal tidur. Tahunya? Kami di pesawat bercanda mulu, nggak tidur barang satu menit pun.

Menu awal tahun 2013. Aku foto waktu perjalanan ke Bangkok, Januari 2013.
Saat membuka inflight meal menu, menarik semua! Pada penerbangan pergi aku memesan Nasi Kuning Manado. Dengan harga 39.000, jujur saja awalnya aku underestimate dengan rasa makanan di pesawat. Sudah mahal, paling ya nggak enak-enak banget. Eh ternyata... enaaakkk! *ditabok AirAsia* Aku bertukar cicip makanan dengan mereka. Salah satunya, Pak Nasser's Nasi Lemak, dan wihhh enak juga! Karena masih lapar, aku memesan Chicken Mayo with Apple Sandwich.

Nasi Kuning Manado.
Waktu penerbangan pulang, kami sudah tahu mau memesan apa di dalam pesawat. Uncle Chin's Chicken Rice! Tapi dasar nasib nggak beruntung, kami duduk di kursi nomor tengah, sehingga deretan kami yang didatangi terakhir oleh pramugari yang mendorong food cart dari depan dan belakang. Jadilah sudah habis semua meal-nya. Kami bertiga kecewaaa... Adik dan sepupuku yang lapar akhirnya memesan cup noodles. Aku, yang duduk di belakang mereka, tidak jadi pesan apa-apa.

Next time harus pre-book inflight meals! Nyesel banget nggak pre-book!

Eh, nggak berapa lama pramugarinya datang dan bilang kalau masih ada satu. Karena adikku dan sepupuku sudah dapat cup noodles, akhirnya si Uncle Chin's Chicken Rice jatuh di tanganku! Hahaha! Cuma dapetin Chicken Rice aja seneng banget, makannya sambil ngejek-ngejek dua adikku, "Makanya jadi orang yang sabar, hahaha." Tapi ya akhirnya aku cuma makan setengah, setengahnya aku kasih ke mereka.


Moral of the story: Pre-book inflight meals AirAsia saat memesan tiket. Selain enak, sering kali kalau beli di pesawat, bisa kehabisan! Pre-book juga bikin harganya lebih murah loh!

Gara-Gara Travel 3Sixty

Biasanya kalau naik pesawat dan ada majalah di kantung depan, ya aku baca. Pernah suatu kali, hanya karena membaca informasi singkat di inflight magazine-nya AirAsia, Travel 3Sixty, aku jadi mendapatkan satu pengalaman baru yang tidak terlupakan.

Ceritanya, pertengahan tahun lalu, ibuku lagi gemar-gemarnya menonton video opera di Youtube. Beberapa diantaranya, Woman in White dan Phantom of the Opera. Ibu bercerita kalau ia pengen nonton opera tapi jauh, masa' iya harus ke Amerika? Entah kenapa loading otakku lemot. Beberapa hari setelah ibuku bilang begitu, aku baru ingat kalau aku baca di Travel 3Sixty, saat aku dan Affi pergi ke Makassar bulan Juli 2013, kalau ada Phantom of the Opera World Tour di Marina Bay Sands, Singapura.

Waktu aku kasih tahu, ibuku cuma bilang, "Ah masak sih, aku cari nggak ada tuh di Singapur." Aku juga nggak ada niat buat googling, kayak iya aja bakal nonton?

Saat ibuku ketemu Affi, dicarilah infonya di internet, barulah ibuku percaya, dan tahu-tahu ibuku mengajak aku dan Affi nonton Phantom of the Opera di Singapura! Aku kaget, lha wong ibuku jarang ngajak jalan-jalan. Trus tahu-tahu ini ngajak nonton opera? Yang tiketnya nggak bisa dibilang murah? Mana ibuku mengajaknya semangat pake banget!

Untukku dan Affi yang sejak kecil sering diperdengarkan lagu Phantom of the Opera tentu saja sangat excited. Kami suka menyanyikan lagu-lagu soundtrack-nya. Filmnya yang diperankan oleh Gerard Butler pun sudah menonton. Sempat hampir tidak jadi ke Singapura gara-gara tempat duduk nonton yang masih kosong tinggal yang tidak strategis! Tapi ibuku bilang, "Aku sih udah pernah nonton kalau operanya Phantom of the Opera, aku cuma pengen kalian nonton biar tahu... Biar nggak perlu ngajak ke Broadway, mumpung dekat."

Aku terharu ibu bilang begitu.

Akhirnya jadilah kami menonton Phantom of the Opera. Satu wishlist tercapai: menonton opera. Tapi tentu saja masih ingin ke Broadway!

AirAsia Pun Mengubah Hidupku...

Sejak naik AirAsia pertama kali, aku jadi ingin mencicipi suasana dunia. Kalau AirAsia saja terus melebarkan operasinya, masa' aku di sini-sini saja? Semakin haus melihat dunia, ketika AirAsia mengumumkan rute barunya atau ketika AirAsia mengirimkan surat elektronik berjudul: "Ayo Liburan Lagi!"

AYO!

❤❤❤

14 komentar untuk "My Memorable Stories with AirAsia"

  1. Wah, ada lmba untuk Air Asia ya, semoga menang ya Na. Kalau menang ajak-ajak aku ya. he,, he,, he,, :D

    Salam

    BalasHapus
  2. aku juga ikutan nih... tapi diperpanjang ya kompetisinya?
    semoga kita menang yaa :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Apaaa diperpanjang? Yahhh...
      Amiinnn!!!

      Hapus
    2. ehhh... aku salahhhh, Una. dikirain terakhir tanggal 31 juli. ternyata 31 juli yaaa hehehe... maaap >.<

      Hapus
    3. 31 Agustus yah DL nya tapi perasaan awalnya 15 Agustus... perasaan aja kali hahaha...

      Hapus
  3. Ayo liburan lagi, Na. Ke Raja Ampat ;)

    BalasHapus
  4. sayang airasia ga terbang ke london lagi yah, kalo masih terbang kan bisa jalan-jalan ke inggris trus bisa mampir, hihi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaaaa semoga ntar buka lagi ke London sama Prancis hihihi!

      Hapus
  5. Aaaaah.. Aku pengen ke Jepang naik AirAsiaaaa.. *pelototin web tiap jam*

    BalasHapus
  6. Jadi punya banyak cerita karena air asia ini deh :D apalagi pernah dapat tiket denpasar - yogyakarta cuma 10 ribu :D mayan bisa cobain gudeg meski tinggal di bali dulu hehee

    BalasHapus
  7. berminat ikut lomba blog ?

    Refiza Souvenir menyelenggarakan blog competition bagi para bloggers. Tuliskan semua hal tentang souvenir Islami dan dapatkan hadiah menarik dari Refiza, pendaftaran telah di perpanjang hingga 18 Agustus 2015. syarat dan ketentuan klik www.refiza.com/blogcompetition2015/

    BalasHapus