Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Asiknya Liburan Akhir Tahun di Pantai Sawarna

Malam pergantian tahun biasanya akan menjadi malam yang ditunggu-tunggu oleh banyak orang. Begitu juga dengan saya, karena biasanya malam tahun baru merupakan waktu yang tepat untuk berkumpul bersama keluarga dan teman-teman. Biasanya saya menghabiskan malam pergantian tahun dengan bermain kembang api ataupun sekedar menyantap ikan/jagung yang kami bakar bersama keluarga atau teman-teman di rumah. Tetapi untuk akhir tahun kemarin saya ingin sesuatu yang berbeda. Maka dari itu saya dan teman-teman merencanakan untuk menghabiskan malam pergantian tahun di Desa Sawarna, Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Banten.

Sebenarnya cerita ini sudah agak lama, tetapi entah kenapa pengalaman liburan akhir tahun kemarin ini selalu terngiang di kepala sehingga saya memutuskan untuk membagi pengalaman saya melalui artikel ini hehe. Mungkin hal ini tidak terlupakan karena semuanya disiapkan dengan seru. Ya prosesnya memang cukup panjang di mana kami sempat berargumentasi untuk memilih tempat liburan yang tepat sampai ke pemesanan tiket transportasi. Loh kenapa bisa gitu? Ya, jadi waktu itu kami sempat memutuskan untuk pergi ke Bromo dan sudah memesan tiket promo pesawat Lion Air via Traveloka.com. Tapi pas tiket sudah di tangan, beberapa teman ternyata tidak bisa ikut dan minta di-reschedule penerbangan Lion Airnya untuk keperluan yang lain. Hal ini dikarenakan ada keperluan mendadak (urusan keluarga) dari beberapa teman, sedangkan untuk liburan ke Bromo kurang lebih akan memakan waktu 5 hari. Oleh karena itu kami memutuskan untuk mencari liburan yang dekat saja, yang hanya memerlukan waktu 2 hari saja. Maka diputuskanlah Sawarna sebagai tempat yang akan kami tuju.

Untuk perjalanan ke Sawarna dimulai tanggal 31 Desember dini hari sekitar pukul 01.00 dari Dramaga, Bogor. Kami melewati rute Ciawi-Cibadak-Pelabuhan Ratu-Bayah dengan menggunakan mobil pribadi. Meskipun saya tidur hampir di sepanjang perjalanan, saya masih bisa merasakan kalau jalan yang saya lalui berliku-liku dan juga tidak mulus. Saya tidak tahu persis seperti apa keadaan jalan yang sebenarnya karena di luar minim penerangan. Akhirnya saya sampai di desa Sawarna pada pukul 6 pagi. Sesampainya di sana kami memarkirkan mobil di halaman rumah warga yang tidak terlalu jauh dari pintu masuk menuju pantai. Untuk memasuki pintu masuk menuju pantai kita harus melalui jembatan gantung untuk menyebrangi sungai Cisawarna yang hanya dapat dilalui satu motor dan biaya masuk yang dikenakan adalah Rp. 2000. Dari pintu masuk sampai menuju pantai membutuhkan waktu kurang lebih 20 menit dengan berjalan kaki. Cukup lama memang, tetapi pemandangannya cukup menyegarkan mata. Hamparan sawah warga di kiri kanan jalan dan penginapan asri mewarnai perjalanan kami ke tempat tujuan. Tapi pada kesempatan kali ini kami memutuskan tidak tidur di penginapan, melainkan tidur di tenda yang telah kami bawa dari Dramaga.

Sumber: http://blog.realtatourtravel.com/
Ternyata kami tidak sendirian, di sana juga ada Backpacker Indonesia (BPI) yang mendirikan tenda. Akhirnya kami memutuskan untuk mendirikan tenda tidak jauh dari tenda mereka. Suasana pantai saat itu masih sepi, matahari pun belum memancarkan cahayanya, langit biru pun masih ditutupi awan kelabu. Tergoda dengan gulungan ombak dan hamparan pasir putih saya mulai menyusuri bibir pantai memanjakan kaki di atas lembutnya pasir putih dan bermain dengan ombak. Rasa ngantuk karena tidur yang kurang nyenyak sepanjang perjalanan pun hilang. Ombak yang cukup tinggi di pantai ini menjadikan pantai ini sebagai arena bermain yang sangat menyenangkan bagi para surfer. Setelah bermain di pantai utama kami memutuskan untuk sedikit menyusuri pantai menuju sebuah tempat yang bernama tanjung layar.

Sumber: http://blog.realtatourtravel.com/
Sesuai dengan namanya yaitu Tanjung Layar, kita akan melihat batu karang besar yang menyerupai layar. Waktu itu air lautnya sedang surut sehingga kami dapat berjalan mendekati ke arah karang tersebut. Namun jika kita ingin mendekatinya, kita juga harus berhati-hati karena ada karang-karang tajam di dasarnya. Di sebelah kanan dan kiri karang yang berbentuk layar tersebut terdapat karang-karang yang lebih pendek yang jika terdapat ombak yang menghantam batu karang tersebut kita seakan-akan melihat air terjun. Berbeda dengan pantai utama, pantai Tanjung Layar yang terkenal akan keindahan karangnya menjadi surga bagi para pecinta fotografi. Sayangnya waktu itu langit sedang mendung sehingga mengurangi keindahan langitnya.

Secara garis besar kami mengisi liburan di sana dengan aktivitas yang menyenangkan, mulai dari berenang di pantai utama, membuat istana dari pasir, berfoto ria dan juga bermain body surf yang alatnya tersedia dan disewakan di Sawarna. Sampai akhirnya tak terasa langit mulai gelap sehingga kami memutuskan untuk membersihkan diri dan mencari makanan untuk makan malam. Untuk urusan perut, kita tidak perlu khawatir karena di pantai Sawarna ini sudah banyak sekali berjejer warung yang menyediakan makanan khas laut seperti ikan bakar, cumi dan hasil laut lainnya. Harganya cukup murah, waktu itu kami cukup merogoh kocek Rp100.000 untuk mendapatkan 3 ikan bakar dan 2 cumi bakar (ukuran besar), ditambah satu kaleng kerupuk, sambel dan nasi tentunya. Harga ini tergolong murah jika konteksnya untuk kawasan wisata.

Sumber: http://blog.realtatourtravel.com/
Sembari menunggu jam 00.00 kami berdiskusi mengenai rencana trip selanjutnya ke Bromo yang sempat tertunda. Akhitnya tak terasa jam sudah menunjukan pukul 23.55 dan kami langsung menuju ke pantai utama untuk melihat momen pergantian tahun yang akan bertaburan kembang api. Menikmati indahnya kembang api di pantai memang terasa berbeda jika dibandingkan di rumah, karena di sini tidak ada rumah-rumah ataupun pepohonan yang menghalangi pandangan untuk menikmati indahnya warna-warni kembang api. Tapi sayangnya kami ngga sempat mengabadikan momen tersebut, ya sebenarnya karena lupa memfotonya hehehe. Setelah puas menikmati kembang api akhirnya kami memutuskan untuk melanjutkan tidur di tenda yang telah kami dirikan. Keesokan paginya kami bersiap-bersiap untuk kembali pulang ke Bogor. Liburan akhir tahun di Sawarna kemarin ini menjadi pengalaman yang sangat seru dan berkesan pastinya.

Nah, kalau kamu bingung cari tempat liburan yang dekat Bogor dan Jakarta, mungkin Sawarna ini bisa menjadi salah satu tujuan yang tepat. Selamat berlibur!

25 komentar untuk "Asiknya Liburan Akhir Tahun di Pantai Sawarna"

  1. Jarang banged saya berlibur ke pantai nih. Duh duh jadi kepengen bersantai atau leyeh leyeh di Pantai. Namun sejak saya berada di kota Pontianak (Ibukota Pontianak, Kalimantan Barat) susah sekali mencari Pantai. Paling "dekat" (pake tanda kutip) bisa 3 jam lebih perjalanan. Pantai Kijing, dan Pantai Pasir Panjang. Ada Pantai namun letaknya di luar kota Pontianak. Kalau Water Front sih ada, Pantainya yang jauh mba

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jauh banget hahaha! Water Front apaan tuh Om?

      Hapus
  2. indah banget ya,,,mak,,aku malah belum ke Bromo,,,ajak aku juga makkkk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayo lah ke Bromo Mbak! *ini kuajak hahaha*

      Hapus
  3. secara garis besar bagus, dan pantai sawarna in juga mulai terkenal dan terjamah oleh pengunjung ataupun turis turis lokal.

    mumpung belum terjamah secara parah dan alamnya masih perawan, kayaknya emang enak kalau jalan jalan kesana..

    BalasHapus
  4. Asyiknya tahun baruan ke pantai..
    Aku sering dengar kalau Pantai Sawarna ini spotnya bagus. Kapan-kapan kesana ah..

    BalasHapus
  5. Kata pertama yang tertangkap oleh mataku, Dramaga. Kelihatan jelas banget. Hihi.. Maklum kak, sempat jadi warga sana selama 4 tahun :D

    Tapi kok aku bingung ya kak? Start di Darmaga, trus kenapa rutenya dari Ciawi?

    BalasHapus
  6. Cantik bgt ya ternysta sawarna..semiga bisa sampai sana :)

    BalasHapus
  7. Pantai Sawarna memang indah banget mbak. Tapi ya itu lokasinya jauh bikin nggak nahan kalau mesti pergi-pulang dari Jakarta. Harus nginep.

    BalasHapus
  8. Wah bagus ya na... Terutama yg karang kena ombak jd kayak air terjun itu...

    BalasHapus
  9. Sawarna memang indah banget, apalagi bila dinikmati di sore hari.

    Salam

    BalasHapus
  10. Berbagi pengalaman apa pamer tuh? Huuuuuh.. -_- *komenan orang sirik*

    Pengen banget deh ke sana, Na.. Aaaaargh..

    BalasHapus
  11. itu foto yang kayak air terjun bagus banget :)

    BalasHapus
  12. Yaaaah sayang banget pantainya gak di foto-foto kak

    BalasHapus
  13. hohoho...ini ya yg postingan unik itu? hahaha...

    BalasHapus
  14. Pantai sawarna cantik banget. Jadi pengen. Btw, bahasa tulisannya kok beda ya dari yang biasa aku baca dari blog ini

    BalasHapus
  15. Ihh baguss..jadi kepengen kesini na..tapi jauhhh bgt yaaa

    BalasHapus
  16. Halo Mba Una, apa kabar :D lama (banget) gak bersua di blog hehehhehhe....lama bgt sayah vakum :((
    saya juga punya cerita di pantai sawarna nih :D mampir ya Mba :D

    BalasHapus
  17. Kampret laa na..
    Barusan mau nanya itu fotonya koq badai gitu..?
    Ternyata nyomot, bukan jepret sendiri..
    hahhahhaa...

    BalasHapus
  18. Foto yang ketiga itu dimananya desa sawarna? udah pernah kesana sekali, tapi belum pernah ke tempat yang di foto ketiga :)

    BalasHapus