Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Paundra dan Mangkunegaran

Mekar bersemi untaian kasih
Jumpa cinta pertama
Telah tertanam rindu dendam
Semakin dalam... semakin kelam...

Sekitar awal tahun 2010, aku selalu memutar lagu itu. Gita Cinta versi Paundra Karna. Aku nggak ngefans-ngefans amat sama Paundra. Aku cuma tahu dia pemain utama sinetron Gita Cinta dari SMA yang diputar waktu aku masih SD, tahu dia cucunya Soekarno, dan anaknya Mangkunegaran. Lainnya, aku nggak tahu. Tapi entah kenapa, kalau lihat dia, di foto dan sebagainya, aku terpesonaaa... Kebetulan memang saat itu aku masih remaja sih. Nah, sejak saat itu aku kepengen sekali namanya pergi ke Pura Mangkunegaran di Solo. Liat-liat lah ya, dan kalau beruntung berharap bisa ketemu Paundra.

Entah kenapa ya, berkali-kali Solo selalu gagal masuk Pura Mangkunegaran. Entah saat itu ganti destinasi di Solo, atau ada kerabat Mangkunegaran yang meninggal sehingga tidak dibuka untuk umum. Sampai akhirnya, baru kesampaian masuk Pura Mangku pada tahun lalu. Akhirnya...

Bangunan di Pura Mangkunegaran yang dijadikan tempat masuk wisatawan, beli tiket masuk, dll.
Untuk menikmati melihat-lihat ke dalam Pura Mangkunegaran dikenakan tiket masuk seharga 18.000 per orang. Ada beberapa peraturan yang harus dipatuhi di dalam istana. Seperti harus didampingi guide (sudah termasuk dalam tiket masuk), tidak boleh pakai alas kaki di beberapa section istana, dan memakai baju yang sopan. Pura Mangku pun dibuka untuk umum tiap hari dari jam 08.30-14.00, kecuali hari minggu sampai jam 13.00. Namun, bisa ditutup tanpa pemberitahuan kalau-kalau ada acara tertentu.

Mangkunegaran didirikan oleh RM Said, cucu Amangkurat IV. Nama Mangkunegaran diambil dari nama ayah RM Said, Arya Mangkunegara yang dibuang ke Srilanka karena mendukung pemberontakan. Sesuai Perjanjian Salatiga, RM Said diberikan kekuasaan sebagian wilayah Kasunanan Surakarya Hadiningrat. Meskipun wilayah kekuasaannya tergolong luas, sekitar 49% dari wilayah Kasunanan, namun secara politik kekuasaannya lebih rendah dari Kasunanan.

Lambang Mangkunegaran di bagian atas Pendopo Ageng.
Pendopo Ageng.
Perbedaan yang bisa kita lihat sekarang adalah istilah Pura yang digunakan untuk menyebut istana Mangkunegaran dan bukan Keraton, pimpinannya disebut Pangeran dan bukan raja atau Sunan atau Sultan, tidak punya alun-alun utara dan selatan, dan juga pohon beringin.

Kami dipinjami kantong plastik untuk memasukkan alas kaki pasalnya dari bangunan pertama yang dieksplor, Pendopo Ageng, harus telanjang kaki. Pendopo milik Mangkunegaran ini disebut-sebut sebagai yang terbesar di Indonesia. Disangga oleh 108 tiang (saka), termasuk empat saka utama yang berasal dari satu pohon batang jati diparuh empat yang diambil dari hutan Donoloyo di Pacitan. Mitosnya, kalau bisa memeluk saka utama itu, keinginan akan terkabul. Satu saka itu besar sekali, tidak terbayang bagaimana batang pohon aslinya.

Lampu dan lukisan Kumodawati di bagian langit-langitnya. Patung-patung dan ornamen Mangkunegaran banyak didatangkan dari Eropa.
Di bagian langit-langit terdapat lukisan Kumodawati. Warna dalam lukisan memiliki filosofinya masing-masing. Pink mencegah setan, putih menahan nafsu, hijau menghindari stres, oranye mencegah takut, hitam lapar, ungu pikiran tidak baik, biru melawan penyakit, dan kuning menghindari ngantuk. Di Pendopo Ageng, sering dilaksanakan acara-acara tari juga tempat latihannya.

Kemudian ada Paringitan semacam teras antara Pendopo Ageng dan Dalem. Fungsinya adalah tempat keluarga kerajaan untuk menonton wayang kulit. Setelah itu kami masuk ke Dalem Ageng, bagian istana yang digunakan untuk upacara-upacara keluarga. Ruangan ini baru dibuka umum pada tahun 1968. Dalem Ageng berbentuk limasan dan di dalamnya ada krobongan, tempat sesaji untuk Dewi Sri, ada tempat meditasi (Sentong), dan koleksi-koleksi kerajaan, seperti jundrik (keris untuk perempuan), perhiasan, kristal, perlengkapan tari, dan lain-lain.

Paringitan dan pintu masuk Dalem Ageng.
Banyak banget deh koleksi Mangkunegaran, sayangnya di dalam Dalem Ageng tidak boleh foto-foto.

Keluar dari Dalem Ageng, sudah boleh pakai alas kaki dan foto-foto. Ada banyak foto berbingkai dipajang di sana, tentu saja yang aku cari yang ada Paundranya.  Di Pura Mangku sendiri, ada ruang-ruang yang dibagi dua, Bale Peni di sisi timur yaitu kamar-kamar untuk pangeran, dan Bale Warni di sisi barat untuk para putri.

Pracimayasa dari luar. Kanan: lukisan Mangkunegara IX, Sudjiwo Kusumo, bapaknya Paundra.

Pracimayasa yang digunakan untuk menjamu tamu keluarga.

Hiasan pemisah ruang.


Paundraaa~
Kami juga masuk ke Pracimayasa, sebuah ruang berdinding kaca patri bergambar lambang Mangkunegaran yang digunakan untuk menjamu tamu-tamu keluarga Mangkunegaran. Di bagian taman, juga asyik untuk dinikmati. Rasanya menenangkan kalau bisa minum teh santai-santai sambil makan biskuit, hihihi...

Di Pura Mangkunegaran juga terdapat Perpustakaan Rekso Pustoko yang didirikan oleh Mangkunegaran VII. Aku penasaran isinya bagaimana, karena banyak koleksi buku-buku kuno. Cuma pas aku ke sana perpustakaannya tutup. Kayaknya mesthi ke sana lagi deh. Dan ya, tur sudah berakhir dan aku tidak menemukan tanda-tanda Paundra lewat. Ya sudah, mari kita pulang.

Eh tapi tunggu dulu... akhirnya aku lihat langsung si Paundra! Bersamaan dengan ASEAN Blogger Festival Mei lalu, juga diselenggarakan Mangkunegaran Performing Art 2013. Acara tari itu dilangsungkan di Pendapa Ageng, dan aku pun melihat Paundra. Akhirnya ajak foto deh, hihihi senangnya aku~ meskipun foto jejer Paundra membuat dekilnya aku terlihat lebih dekil.

Kalau kata temanku dari Solo, aku sama Paundra udah mirip roti Orion Mandarijn!!! >,<
Tertarik berkunjung ke Istana Mangkunegaran?

Buka setiap hari.
Jam buka
Senin-Sabtu 08.30-14.00
Minggu 08.30-13.00
Tiket masuk Rp 18.000


45 komentar untuk "Paundra dan Mangkunegaran"

  1. senangnya bertemu Paundra...
    Aku belum pernah main ke istana Mangkunegaran nih.. Kayanya musti didatangin deh biar bisa ketemu Paundra, hihihi...*ngaco*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Senaaang...
      Main Mbak... atau minta Paundra yang datengin rumahmu wkwkwk...

      Hapus
    2. Masuknya mbayar toh?????
      Kok kemarin gratis yak -_-
      Serius ntu pondra lebih ayu drpada kaliyan berdua.

      Hapus
    3. Kelingkingmu aja bahkan ga mirip...
      Kalau di luar pendopo doang ga bayar, kayaknya yang mbayar yang masuk Dalem Ageng dll dll.

      Hapus
    4. NYUNGSEP sini ah,jauh ke bawah hehhe...
      apa kabar paundra???wajahnya tu loh nggak nguati heloeh,..jadi tambah mupeng pingin ke solo aku na ^^

      Hapus
  2. Roti Orion Mandarin yang gimana sih Mbak? #SalahFokus :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lapis mandarin, warnanya tuh putih sama cokelat gitu lapisnya wkwk :D

      Hapus
  3. cieee yang akhirnya ketemu idola ..

    BalasHapus
  4. hihihi akhirnya kesampean ya Un foto bareng Paundra...;)))
    ganteeeng yaaa...*salah fokus*

    BalasHapus
  5. Paundraaaaa, gantengggg banget sihhhh hahahaha *genit*

    BalasHapus
  6. Asyik... foto sama Paundra hehehe. Keratonnya keren banget, jadi pengen kesana :D

    BalasHapus
  7. udah lama nggak mampir ke sini.. ^_^
    Wih kak Una kece.. pengen bisa kesana, aku gak pernah ke solo, padahal adekku ada yg mondok di sana..

    BalasHapus
  8. hihihi kok sama sih.. dulu aku suka liat Paundra.. Tapi ya enggak ngefans gitu sih.. hihihi

    BalasHapus
  9. tempatnya bersih ya un, salah satu yg aku suka dari solo itu karena tempatnya bersih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hu um... lebih sepi lagi dari Jogja... Nggak juga ding kalo sekarang wkwk!

      Hapus
  10. keren. asik ueyyy. dulu pernah ke solo. cerita nya pecahh bnaget cetarrr

    BalasHapus
  11. Akhirnya penantian bertahun-tahun membuah kan hasil ya.
    Una finally bertemu dengan "kekasih hatinya" ...Paundraaa.... :)

    BalasHapus
  12. Heubat euyyy begituberhasil ke Pura Mangkunegara lgs bs juga ketemu Poundra..Mantab Una.

    BalasHapus
  13. Ah, jadi pengen Roti Mandarinnya Orion nih Na *salah fokus*, hahahaha :P

    BalasHapus
  14. itu namanya paudra toh, bedirinya itu loh ya mirip ...

    BalasHapus
  15. Mangkunegaran.... kalau nggak salah, si TK juga pernah ke sana deh. Hehehe

    BalasHapus
  16. Putri Una di nDalem Ageng Mangkunegaran, lukisan di sekat pemisah ruangannya apik. Sukses jadi duta budaya Solo ya Una.

    BalasHapus
  17. Saya baru satu kali ke Solo. Pengen ke sana lagi karena belum keliling-2 sih..

    BalasHapus
  18. wewww.. beneran bisa ketemu paundra gitu ya na..

    BalasHapus
  19. Whaaaha, sayangnya pas ke SOlo kemarin gak sempet jepret-2. Barengan simbahe anak2 je, mana mungkin bisa ejres jepret. JAdiii...gak bisa ikutan deh #car alesan

    BalasHapus
  20. mbaaakk aku ada rencana ke Solo taun ini khusus mengunjungi Istana Mangkunegaran dan bertujuan pengen ketemu sama Paundra. Barangkali mbak yang udh pernah kesana tau sikon nya mesti pas gmn supaya saya bisa ketemu sama Paundra..heheheh makasiiihh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mbaaa dateng acara tahunannya Solo ajaaa... SIPA, Solo International Performing Arts, pasti dia ada tuhhh. Atau ga cari jadwal ada pertunjukan tari di Mangkunegara Mbak. Kalau ngga ketemu juga, tanya orang istananya ajah hahahahaha di mana nongkrongnya =))

      Hapus