Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Soekma Djaja: Ketika Budaya Betawi Disajikan Kekinian

Seperti di postinganku sebelumnya, kemarin (5 dan 6 Juni 2013) di Gedung Kesenian Jakarta ada teater musikal berjudul Soekma Djaja. Istimewanya, yang main teaternya semua anggota Ikatan Abang None Jakarta (IANTA) yang cakep-cakep semuaaa…

Pertunjukan ini merupakan upaya dari Ikatan Abang None Jakarta (IANTA) melalui Teater Abnon dipromotori oleh Diatone Asia serta didukung oleh Djarum Apresiasi Budaya untuk melestarian kesenian tradisi Betawi khususnya gambang kromong sebagai salah satu bagian dari kekayaan budaya Indonesia.

GKJ, gedung favorit Maudy Koesnaedi, favoritku jugaaaa!
Soekma Djaja bercerita tentang kehidupan keluarga asli Betawi yang mempunyai usaha Gambang Kromong dan ondel-ondel. Anak pertama keluarga itu ialah Jay, seorang mahasiswa pintaar, peraih beasiswa, namun malu dengan kondisi keluarganya. Kontras dengan Yadi, adiknya, ia malah membantu menyokong kehidupan keluarga dengan mengamen bersama kelompok ondel-ondel Soekma Djaja-nya. Suatu saat Jay diberi tugas oleh dosennya mengenai kebudayaan. Teman sekelompoknya menginginkan tema Gambang Kromong dan ondel-ondel, namun Jay tidak setuju karena dalam hati ia malu kalau teman-temannya tahu kelompok Gambang Kromong yang disurvei adalah milik keluarganya.

Bagaimana yak kelanjutannya? Rahasia…

Metromininya kereeeen...
Aku sudah lama nggak nonton pertunjukan musikal mau pun teater jadi nonton Soekma Djaja tuh excited banget lah. Sebelum dimulai teaternya, ada upacara palang pintu di mana tiga pemuda Betawi berbalas pantun dengan tiga pemuda lawannya. Tentu saja enam pemuda itu merupakan peserta abang Jakarta. Tiap grup ada pentolannya nih, satunya berperan sebagai narator dan ikut menyanyi juga di pertunjukannya, yang satu lagi merupakan pemeran si Yadi. Selain itu, pakai ‘berantem’ pulak. Oh tentu saja akting. Tapi keren aja, Abang-Abang ini bisa berbalas pantun dan silat betawi beneran!

Setelah upacara itu barulah seakan-akan pintu GKJ dibuka untuk umum. Setahu aku, upacara palang pintu dilakukan juga di pernikahan Betawi. Masih banyak gak ya orang Betawi yang menikah ada ritual palang pintunya. :D

Aku suka lakon Soekma Djaja pun pada dasarnya aku punya ketertarikan untuk menonton pertunjukan seni. Selain itu karena musikal tentu banyak nyanyinya dan ada bumbu lucu-lucunya menambah keunggulan pertunjukan Soekma Djaja. Meskipun begitu, lakon Soekma Djaja memiliki beberapa kekurangan seperti pas di scene terakhir nari-nari itu, lampunya ‘nyolorotin’ mata eike. Selain itu, suara pemainnya kurang terdengar. Tapi yang paling esensial adalah pesan dari penyelenggaraan Teater Abnon Soekma Djaja ini.

Kurang mesra nih gue...
Pemain utama pemeran Jay, Abang Bobtriyan Tanamas menyampaikan bahwa dengan pertunjukan seni ini bisa memperkenalkan budaya Betawi. Apalagi di jaman sekarang, sudah banyak anak muda yang tidak peduli dengan budayanya. Backgroundnya yang merupakan dokter muda tak membuat ia tak bisa mempromosikan budaya.

“Perkembangan dunia hiburan dan kesenian masyarakat di kota Jakarta dari tahun ke tahun seperti kita tahu sangatlah pesat. Banyaknya pilihan yang ditawarkan seiring dengan arus modernisasi dan masuknya budaya luar, membuat kesenian khas Betawi sebagai akar tradisi Jakarta semakin dilupakan. Tidak banyak masyarakat Jakarta, khususnya anak muda, mengetahui apa itu gambang kromong dan para seniman yang terlibat di dalamnya. Untuk itu, kami sangat mendukung niat dan upaya generasi muda yang tergabung dalam Teater Abnon ini yang mau mengangkat kembali kesenian tradisional khas daerah mereka sendiri dalam pementasan ‘Soekma Djaja’,” ujar Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation.

Produser Soekma Djaja, Maudy Koesnaedi merupakan None Jakarta tahun 1993. Meski sudah 20 tahun berlalu, ia masih berkomitmen untuk berkontribusi terhadap budaya Betawi. Dan teater Soekma Djaja inilah salah satu bentuknya…

Produser Soekma Djaja.

Soekma Djaja adalah sandiwara keempat yang dibawakan oleh Ikatan Abang None Jakarta. Harapannya tentunya, sandiwara selanjutnya yang dibawakan oleh IANTA bakal sukses terus dan menginspirasi anak muda untuk belajar budayanya.

Kegiatan ini merupakan salah satu acara yang disupport oleh Djarum Apresiasi Budaya, dan nantinya masih akan ada event pertunjukan seni mendatang lainnya!

21 komentar untuk "Soekma Djaja: Ketika Budaya Betawi Disajikan Kekinian"

  1. GKJ... favoritku jugaa...
    ngaku favorit tapinya udah lamaa nggak nonton pertunjukan di situ.. he..he...
    terakhir nonton Teater Koma

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mengapa setiap kali ada sesi foto banyak pose yang mengacungkan tanda "V" atau Victory. Saya rasa jarang ya ada blogger yang mengulas kebiasaan atau kesukaan orang berfoto dengan membentuk jari "V". Rasanya pilihan ya. Ihieiehiheiee.

      Tumben foto mba Una nda diblur. Udah insyaf kayaknya ya. Hiheihiee

      Hapus
  2. Aku sedari kecil suka lihat teater Tante Una.

    Tetapi kalau untuk ikutan teater kayaknya ogah deh.

    Pasti fasionnya kayak ondel ondel deh.

    heheeeeee

    BalasHapus
  3. Mbak Maudi cantik banget ya, Un..Waktu lihat iklannya di detik, pengen nonton. Namun karena gak ada yg nganterin yah batal beli tiketnya :)

    BalasHapus
  4. Huaaaa...nyesel ga ikutan nonton Soekma Djaja kemarin :'(

    BalasHapus
  5. Yah, ketingglan acaranya...
    Ank unsri jg punya teather gaby, tp kemasannya gak sbagus yg ini..
    munsgkn modalnya kurang kli ya...hehehe

    BalasHapus
  6. Wah,,,,,, telat........ enak banget tuh bisa nonton disana sambil uat liputan. Mantap deh Una. Makasih share kegiatannya. Aku suka dengan metromininya, seperti jaman sekolah dulu. He,,,,x9


    Salam wisata

    BalasHapus
  7. una ncen ngetop
    dimana mana jadi panitia mulu
    kapan jadi peserta abnon, un..?

    BalasHapus
  8. Una, aku udah lama deh enggak apresiasi teater. Jadi kangen lihatnya :D

    BalasHapus
  9. Jay malu, ya? Padahal itu kan budaya, ya. .

    Tapi akhirne kelompok Jay mengusung tema Gambang Kromon, kan?
    Jaenab masih cantik, ya. ..

    BalasHapus
  10. Sudah lama nggak nonton teater nih aku. Dulu sewaktu di Indonesia kayaknya hanya pernah nonton satu kali deh, huahaha :P

    BalasHapus
  11. wah .. kapan aku bisa nonton langsung ya ? :)

    BalasHapus
  12. mudah-mdahan semakin banyak anak muda yang tidak melupakan budaya bangsanya ^_^

    BalasHapus
  13. Semoga ye acara kayak gini terus diadakan supaya budaya asli Indo tetep lestari. Soal kekurangan semoga bisa dibenahi.
    Btw, model rambut baru lu cakep Un, mirip Lady day. wahaha
    peace

    BalasHapus
  14. selain abang none, budaya betawi yang belum terekspose apa kak una. Jadi biar ngerti juga gitu.

    BalasHapus
  15. IANTA lahir oleh budaya Betawi juga menjadi media mengkinikan budaya. Review event yang keren Una, salam

    BalasHapus
  16. saluuut deh buat None Maudy Koesnaedi yaa...
    tetep melestarikan budaya betawi, tetep ngurusin abnon meski sudah 20 tahun berlalu

    BalasHapus
  17. abang none nya cantik cantik banget ya tante???
    Dija kelak mau ikutan Cak dan Ning aja deh

    BalasHapus