Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bali dan Batik

Ketika teman lain masih sibuk berbelanja, Nok, teman dari Laos, Kao, teman dari Thailand dan aku asik berjalan-jalan di pinggiran Port of Nagoya. Kami berfoto-foto ria sambil melihat-lihat sekeliling. Katanya, negara Jepang itu mengalami masalah penuaan populasi di mana piramida penduduk terbalik dan jumlah penduduk tua lebih banyak. Namun yang kita lihat adalah anak TK berjumlah ratusan berjalan berbaris... loh katanya ageing population, masih banyak tuh anak kecilnya, hehehe.

Di bawah pohon, di kursi, di depan gedung Public Aquarium Nagoya, di semua latar kita foto-foto. Ada gerombolan siswi perempuan pun kita hadang buat diajak foto bareng, hahaha kurang gawean. Dan nggak cuma sekali kita hadang. Ketemu lagi ada dua siswi dan kita mintain tolong untuk fotoin kita bertiga.

Rambut gueeee jelekkk anginnya kenceng >,<
Eh nggak berapa lama, guru mereka lewat dan salaman deh sama gurunya. Si sensei itu melihat bajuku dan dia bilang, "Batiku, very beautiful," sambil tersenyum. Wiii, aku nggak tahu Batik sepopuler ini. Sudah dibilang sih sama mama kalau Batik itu terkenal di Jepang dan ingat teman nenekku di Pekalongan pun mengekspor sutra batiknya pun kebanyakan tujuannya ke Jepang. Tapi karena aku norce norak cekali, pas di Jepang ada orang Jepang tahu bajuku itu Batik aku surprised. Terharuuu...

Apalagi aku jarang banget namanya pakai batik. Pas kawinan doang kalik sama kalau ada acara, ke kampus samsek nggak pernah. Even hari batik nasional 2 Oktober aku tetap pakai t-shirt ketika teman sekelas lain pakai batik. Orang Indonesia macam apa eike... Dan di hari pas di Port of Nagoya itu aku pakai batik karena... t-shirt-ku abis. T.T

Every corner narsis narsis.

Aku, Kao, dan Nok.
Selain batik, yang populer lainnya adalah Bali. Tiap orang Jepang yang ditemui, dan ditanya pernah ke Indonesia dan pernah biasanya adalah ke Bali... Host parents yang aku kunjungi mereka juga sudah pernah ke Bali dan Borobudur. Mereka yang kutanya suka sekali dengan Bali, pantai, Ubud, pura, dan lain-lain. Beautiful, katanya. Karena pendatang ke Bali banyak dari Jepang, sign-sign dan  guide brochure di Bali sering sekali ada Bahasa Jepangnya.

Kalau aku, ya aku senang ke Bali tapi penuh rasa khawatir. Naik taksi nggak mau pakai argo lah, dimahalin, nggak ada angkutan umum, dan lain-lain. Meski Bali sudah touristy banget, aku tetap merekomendasikan Bali untuk Shuu, mahasiswa di Nagoya University yang menjamu kedatangan peserta JENESYS kala itu. Ia berencana tur ke ASEAN dan aku rasa Bali memang sangat indah kok.

Bali~
Kalau orang Jepang saja mengapresiasi dengan baik Batik Indonesia dan Bali, kenapa eike enggak ya... Kayaknya aku musti lebih sering pakai batik dan mempelajarinya. Serta promosi tempat wisata lain biar nggak Bali aja yang maju~ lalalala~

15 komentar untuk "Bali dan Batik"

  1. ngeliat foto-foto kamu, kayaknya kamu makin ndut ya Na?? naik berapa kilo setelah kita kopdar zaman dulu kala itu?? :p

    BalasHapus
    Balasan
    1. Enak ajaaaa, kya kyaaaa~ Lupa naik berapa :P

      Hapus
  2. mbak koq ada foto yang disensornya sih hihi .. batik bagus koq mbak, aku juga sering pake terutama kalau ngantor hehe

    BalasHapus
  3. kakakakaka kebiasaan sensor

    BalasHapus
  4. Batik memang terkenal di mancanegara ya Una, jadi bias buka peluang usaha baru dong. He,,,he,,, he,,,,

    Salam wisata

    BalasHapus
  5. Aq dlu jg gak suka batik Na, tp sejak kerja dan model batik bagus2 jd kepincut deh

    BalasHapus
  6. weeehh napa mesti bali yaakkk mbak un, main2 bali ajak niar dong :D

    BalasHapus
  7. Kalau T-Shirt masih ada stok, kira2 mau pakai Batik gak, ya?

    Gudlak ya, Sittttt.

    BalasHapus
  8. Mulai saiki tambahlah koleksi batikmu, Na. Terutama jika hendak berjalna-jalan keluar. Sopo ngerti jadi duta batik to?

    BalasHapus