Gotik Estetik Sajian Katedral Jakarta
Wisata sejarah Jakarta paling populer ialah Kawasan Kota Tua dan sekitarnya. Mungkin, wisata sejarah satu ini juga patut dicoba. Enjoy Jakarta!
Gereja Katedral Jakarta: gotik, estetik, historik, dan tentu saja menarik. Gereja -yang selanjutnya akan kusebut dengan Katedral saja- ini memiliki museum di dalamnya. Mengetahui ternyata ada museum yang dibuka untuk umum, aku pergi ke sana, menghilangkan rasa penasaranku terhadap bangunan agung itu. Disebut-sebut, Museum Katedral ialah satu-satunya museum gereja di Indonesia. Sekalian pergi ke museum, sekalian pula menikmati kemegahan Katedral rancangan Pastor Antonius Dijkmans SJ yang sudah berumur lebih dari seabad itu.
Sayang sekali pas ke sana ada rangka tenda, hehehe... |
Sejarah Gereja Katedral Jakarta
Bangunan Katedral yang berdiri sekarang bukanlah bangunan awal gereja ini. Mulanya ialah bekas rumah seorang panglima tentara Belanda yang dibeli murah pada tahun 1828 oleh umat Katolik Belanda saat itu dan dibantu oleh Komisaris-Jenderal Batavia Leonard Pierre Joseph Burggraaf du Bus de Gisignies. Kemudian rumah itu ditetapkan menjadi Gereja Santa Maria Diangkat Ke Surga sejak tahun 1829. Sepuluh tahun kemudian, bangunannya dibenahi hingga tahun 1870 direnovasi kembali.
Tiga hari setelah perayaan Paskah, 9 April 1890, salah satu tiang gereja retak dan menyebabkan gereja itu rusak total. Beruntungnya, sebelum gereja itu runtuh, P.A Dijkmans, seorang pastor yang piawai dalam arsitektur gerejani sedang berada di Jakarta. Beliau pernah membangun dua gereja di Belanda sebelumnya. Bangunan Katedral yang bisa kita liat sekarang itulah yang merupakan karya desainnya. Bergaya neo-gotik dan masih asli hingga sekarang.
Pembangunan gereja ini awalnya hanya berjalan setahun dan berhenti karena kekurangan dana. Sementara itu, Dijkmans pulang ke Belanda karena sakit dan kemudian meninggal di sana pada tahun 1924. Uskup saat itu, Monseigneur E. Luypen SJ dibantu oleh arsitek M.J Hulswit meneruskan kembali pembangunan yang tertunda hingga akhirnya Gereja bernama asli De Kerk van Onze Lieve Vroewe ten Hemelopneming (Gereja Santa Maria Diangkat ke Surga) kembali diresmikan pada 21 April 1901. Setelah itu gereja tersebut biasa disebut Katedral.
Sebenarnya pun sebelum ada gedung baru, sudah berbentuk katedral karena terdapat katedra yang berarti kursi/takhta uskup. Uskup pertama ialah Mgr. Jakobus Grooff yang ditahbiskan dalam misa pontifikal pada tahun 1845. Sebelumnya tidak berbentuk katedral karena tidak ada otoritas keuskupan. Kala itu bentuknya ialah vikariat apostolik yang dipimpin seorang vikaris apostolik yang merupakan wakil dari Paus di Vatikan. Grooff juga bisa dibilang merupakan vikaris apostolik pertama di Batavia karena sebelumnya lagi di Batavia masih berbentuk prefektur yang dipimpin seorang prefek apostolik.
Arsitektur Gereja Katedral Jakarta
Jenis arsitekturalnya ialah neo-gotik. Berbeda dengan gotik, neo-gotik lebih simpel, tidak terlalu banyak patung dan ukiran yang ribet. Betapa brilian Dijkmans merancang katedral ini. Bentuk gereja ini dari atas berbentuk salib sepanjang enam puluh meter dengan adanya bagian ruang sayap kiri dan kanan. Altar di bagian belakang serta ruang pengakuan dosa di samping kiri dan kanan.
Katedral memiliki tiga menara. Dua di depan setinggi 60 meter bernama Menara Daud dan Menara Gading. Satu di tengah setinggi 45 meter yang dinamai Menara Angelus Dei. Sementara itu, langit-langitnya bertinggi 17 meter. Kalau dilihat dari depan terdapat jendela kaca yang berbentuk lingkaran. Itu disebut rozet atau rozeta yang menggambarkan Rosa mystica, simbol Bunda Maria.
Lonceng di Katedral berumur lebih tua dari gedungnya sendiri. Wilhelmus, lonceng terbesarnya, ada sejak tahun 1834. Isi interior Katedral pun hampir semua didatangkan dari Belanda. Seperti mimbar yang dibuat oleh Te Poel dari Den Haag atau altar yang didatangkan dari Groningen tahun 1956 meski dibuat sejak abad 19. Beberapa benda gerejani yang sudah tidak terpakai atau disimpan, dipajang di Museum Katedral.
Museum Katedral
Tujuan pertama aku ke Katedral ialah menilik museumnya. Aku masuk dari samping kiri gereja karena tentu saja, pintu utama tidak dibuka di hari-hari biasa. Di luarnya sudah ada penunjuk arah bertuliskan MUSEUM. Aku memasuki Katedral. Sungguh, aku merinding dibuatnya mengingat jarang sekali aku yang namanya masuk ke bangunan gereja. Plus sepertinya ada sihir yang dibuai dari kokohnya Katedral.
Aku berjalan melipir di pinggir ruang utama berisi bangku-bangku. Kutengok di kanan ialah ruang pengakuan dosa, lurus terus hingga aku bertemu dengan tangga naik ke atas. Kalau naik tangga sampai atas sepertinya akan bertemu dengan lonceng. Seorang ibu-ibu penjaga museum menyapaku dengan akrab. Ia menyarankan untuk mengambil leaflet Museum Katedral dan beberapa kartu pos.
Ialah balkon gereja yang dimodifikasi menjadi sebuah museum. Di balkon bagian kiri (kalau melihat dari depan) terdapat alat-alat peribadatan seperti ampul, monstrans, tongkat gembala, dan kasula atau kostum misa para imam gereja. Terlihat juga buku catatan perkawinan, buku catatan baptis, dan relikui-relikui. Sedangkan di dinding, berjejer gambar para vikaris apostolik dan para uskup yang pernah bertugas di Batavia atau Jakarta.
Di balkon bagian tengah terdapat pipe organ dan etalase berisi buku-buku sejarah dan ilmiah, serta foto-foto. Di balkon bagian kanan terdapat meja dan kursi untuk ruang duduk di Pastoran. Terdapat pula sebuah lemari yang berisi patung-patung kecil, kaleng misi, dan benda-benda kecil lainnya. Salah satu patungnya ialah patung Bunda Maria berkonde yang di belakangnya terdapat sepasang perempuan lelaki Jawa bergaya menyembah. Patung itu merupakan karya Romo Reksaatmadja SJ.
Ada juga replika perahu dayung yang digunakan salah seorang Imam Jesuit untuk mencapai Flores. Sama seperti di balkon kiri, di dindingnya terdapat gambar para uskup. Museumnya tidak terlalu besar tapi sungguh dapat menambah pengetahuan mengenai sejarah Katedral Jakarta sekaligus dapat melihat bagaimana bangunan yang dipuji-puji oleh pejabat zeni jaman Belanda dulu sebagai 'gedung yang terlampau kuat' dan yeah, memang terbukti benar-benar kuat hingga masih utuh sampai umurnya sekarang yang ke-111.
❤ Jam buka Museum Katedral:
Senin, Rabu, Jum'at, jam 10.00-12.00 (ya, jamnya pas hari kerja begitu, tapi kan sesuai tema: waktunya lupa waktu!)
❤ Tarif tiket masuk:
Free
❤ Transportasi umum ke Katedral:
Naik Transjakarta turun shelter Istiqlal atau Juanda.
❤ Yang bisa kamu dapatkan:
Masuk museum, melihat arsitektur Katedral, bisa foto-foto, tambah wawasan.
Referensi:
Adolf Heuken SJ. Gereja-gereja tua di Jakarta.
www.katedraljakarta.or.id
Bangunan Katedral yang berdiri sekarang bukanlah bangunan awal gereja ini. Mulanya ialah bekas rumah seorang panglima tentara Belanda yang dibeli murah pada tahun 1828 oleh umat Katolik Belanda saat itu dan dibantu oleh Komisaris-Jenderal Batavia Leonard Pierre Joseph Burggraaf du Bus de Gisignies. Kemudian rumah itu ditetapkan menjadi Gereja Santa Maria Diangkat Ke Surga sejak tahun 1829. Sepuluh tahun kemudian, bangunannya dibenahi hingga tahun 1870 direnovasi kembali.
Tiga hari setelah perayaan Paskah, 9 April 1890, salah satu tiang gereja retak dan menyebabkan gereja itu rusak total. Beruntungnya, sebelum gereja itu runtuh, P.A Dijkmans, seorang pastor yang piawai dalam arsitektur gerejani sedang berada di Jakarta. Beliau pernah membangun dua gereja di Belanda sebelumnya. Bangunan Katedral yang bisa kita liat sekarang itulah yang merupakan karya desainnya. Bergaya neo-gotik dan masih asli hingga sekarang.
Interior Katedral. |
Sebenarnya pun sebelum ada gedung baru, sudah berbentuk katedral karena terdapat katedra yang berarti kursi/takhta uskup. Uskup pertama ialah Mgr. Jakobus Grooff yang ditahbiskan dalam misa pontifikal pada tahun 1845. Sebelumnya tidak berbentuk katedral karena tidak ada otoritas keuskupan. Kala itu bentuknya ialah vikariat apostolik yang dipimpin seorang vikaris apostolik yang merupakan wakil dari Paus di Vatikan. Grooff juga bisa dibilang merupakan vikaris apostolik pertama di Batavia karena sebelumnya lagi di Batavia masih berbentuk prefektur yang dipimpin seorang prefek apostolik.
Rozeta dan pipe organ. |
Jenis arsitekturalnya ialah neo-gotik. Berbeda dengan gotik, neo-gotik lebih simpel, tidak terlalu banyak patung dan ukiran yang ribet. Betapa brilian Dijkmans merancang katedral ini. Bentuk gereja ini dari atas berbentuk salib sepanjang enam puluh meter dengan adanya bagian ruang sayap kiri dan kanan. Altar di bagian belakang serta ruang pengakuan dosa di samping kiri dan kanan.
Katedral memiliki tiga menara. Dua di depan setinggi 60 meter bernama Menara Daud dan Menara Gading. Satu di tengah setinggi 45 meter yang dinamai Menara Angelus Dei. Sementara itu, langit-langitnya bertinggi 17 meter. Kalau dilihat dari depan terdapat jendela kaca yang berbentuk lingkaran. Itu disebut rozet atau rozeta yang menggambarkan Rosa mystica, simbol Bunda Maria.
Lantai dua |
Lonceng di Katedral berumur lebih tua dari gedungnya sendiri. Wilhelmus, lonceng terbesarnya, ada sejak tahun 1834. Isi interior Katedral pun hampir semua didatangkan dari Belanda. Seperti mimbar yang dibuat oleh Te Poel dari Den Haag atau altar yang didatangkan dari Groningen tahun 1956 meski dibuat sejak abad 19. Beberapa benda gerejani yang sudah tidak terpakai atau disimpan, dipajang di Museum Katedral.
Museum Katedral
Tujuan pertama aku ke Katedral ialah menilik museumnya. Aku masuk dari samping kiri gereja karena tentu saja, pintu utama tidak dibuka di hari-hari biasa. Di luarnya sudah ada penunjuk arah bertuliskan MUSEUM. Aku memasuki Katedral. Sungguh, aku merinding dibuatnya mengingat jarang sekali aku yang namanya masuk ke bangunan gereja. Plus sepertinya ada sihir yang dibuai dari kokohnya Katedral.
Aku berjalan melipir di pinggir ruang utama berisi bangku-bangku. Kutengok di kanan ialah ruang pengakuan dosa, lurus terus hingga aku bertemu dengan tangga naik ke atas. Kalau naik tangga sampai atas sepertinya akan bertemu dengan lonceng. Seorang ibu-ibu penjaga museum menyapaku dengan akrab. Ia menyarankan untuk mengambil leaflet Museum Katedral dan beberapa kartu pos.
Kasula di Museum Katedral. |
Di balkon bagian tengah terdapat pipe organ dan etalase berisi buku-buku sejarah dan ilmiah, serta foto-foto. Di balkon bagian kanan terdapat meja dan kursi untuk ruang duduk di Pastoran. Terdapat pula sebuah lemari yang berisi patung-patung kecil, kaleng misi, dan benda-benda kecil lainnya. Salah satu patungnya ialah patung Bunda Maria berkonde yang di belakangnya terdapat sepasang perempuan lelaki Jawa bergaya menyembah. Patung itu merupakan karya Romo Reksaatmadja SJ.
Bunda Maria berkonde. |
Kanan, Mgr. Willekens yang jabatannya mulai dari 1934-1953 kemudan digantikan A. Djajasapoetra, uskup pribumi pertama yang ditahbiskan di Katedral. Tahun 1962, beliau diangkat menjadi Uskup Agung. |
Kanan, pintu utama. |
Senin, Rabu, Jum'at, jam 10.00-12.00 (ya, jamnya pas hari kerja begitu, tapi kan sesuai tema: waktunya lupa waktu!)
❤ Tarif tiket masuk:
Free
❤ Transportasi umum ke Katedral:
Naik Transjakarta turun shelter Istiqlal atau Juanda.
❤ Yang bisa kamu dapatkan:
Masuk museum, melihat arsitektur Katedral, bisa foto-foto, tambah wawasan.
Adolf Heuken SJ. Gereja-gereja tua di Jakarta.
www.katedraljakarta.or.id
waah..Una nggak ngajak ya...he..he..
BalasHapustau museum Katedral belum lama.., dan ngertinya juga dari buku tamu di Museum Nasional
pengunjung sebelum aku, suster, menulis asal instansinya Museum Katedral.., langsung deh wawancara suster..nanya2 dikit dan niat mau datang....
gaya Gotik memang cantik banget ya..., katanya di sini ada orgel juga ..., nggak liat ya...?
Hihihi... Katedral nggak jauh jauh amat dari tempat kerja Bu Mon dong ya :D
HapusOrgel sama pipe organ tuh sama gak sih...
Ada dua, satu di museum satu di deket altar. Kayaknya, :P
Pantasan kapan hr cemungutss nyambangi katedral, sampai carter taxi seharian itu ya....hemmm ta doain menang, aku wakil padamu yee. Ntar bagi dua hadiahnya
Hapuswah, aku mau ke sana juga ah mbak. keren bangunannya :o
HapusHahaha enggak, itu emang pas mau ke sana aja...
HapusAmiiin menang...
Wah, mau dong kesana. kak Mon, yuk ah kita kesana.....
Hapusmacbook @.@
Hapusmacbook @.@
HapusSpammer...
Hapusiya Una orgel dengan pipe organ sama...yang bentuknya raksasa banget kan...pengen dengar suaranya...
Hapus@Sarijeruk, hayuk atuh Nit ...kabar2i ya kalau datang...blusukan bareng ya..
Ada kok itu fotonya ada :P
HapusTapi yang itu udah gak dimainin...
hue, lemot UN.
Hapuskok spamer ih :(
uhuuiii....moga sukses ma kompetisi blognya...
BalasHapusAmin...
Hapuseitzz...satu lagi....
BalasHapusfoto-fotonya kwereeennn...
Makasih :D
Hapuswow mantap genk ftonya ijin sedot'y
BalasHapusOkeeeh
Hapusslamat mlm bk. oke jga heheh
Hapuscedhak kantorku
BalasHapusDi mana kantormu om?
Hapusdi sekitar situ. agak jalan dikit.
HapusOalah
HapusWalah rak lagunya Netral to?
Hapusgua dulu lumayan sering ke katedral, tapi gak pernah tau ada museumnya lho! hahaha
BalasHapusBaru baru aja juga keknya museumnya hehe...
Hapusone of my favourite place in jakarta, dulu sering ke situ.. tapi foto2nya lebih lengkap disini, hehe....
BalasHapusWah... hehehe...
HapusHuaaaah.. Paling suka masuk2 ke Katherdal.. Tapi buat foto aja sih.. Hihi abis bentuk bangunannya pasti baguuuus...
BalasHapusBtw, yang foto terakhir (pintu utama) pake lensa apa sih Na.. Kok anglenya baguuuss...
Iyaaa pasti bagus.
HapusPake lensa wide 10-24 mbak.
mlaku2 terus yo un gen tambah susut awak'e...hee :D
BalasHapussukses ngontesnya
Makasih...
HapusAku waktu tinggal di Jakarta tiap minggu ke gereja ini, Un. Tapi yo wes gitu doang. Abis sembayang, mulih. Ora kepikiran mau dolan ke musiumnya. T_T terlalu.
BalasHapusHihihi... ke Katedral lagi mbak :P
HapusWoh iki to Kontesnya Un...
BalasHapusKamu kok malaku2+mkan2 terus to?...
Mbok aku diajak ngono lho..
Sukses ya moga dapet MekBuk
Wehehehe emang kowe ra mangan terus? :P
Hapussukses ngontesnya :D
BalasHapusarsitekturnya apik....
btw, ksana sama sapa mb Un???
Sama anaknya mbakku kemarin hehe...
Hapusaduh mbak una, nama asli katedralnya dibaca aja sulit yahhh hahahaha.. btw itu bunda maria-nya emang berkonde, mbak?? (O.O)
BalasHapusHihihi gak tau coba dibuka kerudungnya :P
Hapusunik ya bentuknya, aku dulu ngiranya itu bangunan seperti di film barbie..
BalasHapusYang di film Barbie tu yang piye tho :P
HapusAkhirnya ada juga artikel dan postingan tentang Katedral di Jakarta ini. Sudah saya tunggu tunggu memang akhirnya jumpa di blognya mba Una nan keren ini. Serasa mampir di dalamnya, dan foto fotonya sangat elegan. Jadi buat betah untuk melihat lihat isi dalam Katedral ini. Serasa di film film Keanu Reaves ya Well done Mba Una
BalasHapusHihihihi... bisa aja nih Kang Asep :P
HapusGak tau aku filmnya Keanu Reeves tuh kepiye wkwkkw
Oh itu film saya waktu jaman muda dulu mba Una.
Hapusmoga makin subur na, hahaha jalan2 makan2 gitu mulu..
BalasHapusSiapa yang makan makan? :P
Hapuswaah, kyk yg sering diliat di film2 layar lebar tuh ya...
BalasHapus:D
asli gotik bgt..
cuma rangka tenda doank tuh yg gak gotik..hehe
Hahahaha iya :P
Hapusbismilah, semoga menang un.
BalasHapusaq tadi baca loh post mu dari awal mpe akhir, tapi boong :p
kabooooooooooooor
Iya gak papa
HapusKan semua ada karmanya mas
he..he..
Hapus:|
Hapusgokil, jalan" mulu lo :P
BalasHapusTapi entu bangunan belom pernah gue singgahin si. rencananya uda beberapa kali mau liat" sekalian ibadah, tapi gak jadi mulu.. ternyata keren ye :)
Thx ka Un
Hihihi ke sana dong Es...
HapusKeren banget.
Thanks Dek Esra
I wish could be there. But It is a long distance tos reach this amazing church...Great post, Mom?
BalasHapusMom??? HUWEEEEEEEE
Hapuscyussss...?
HapusMbuh
Hapusciee, yang akhirnya nulis tentang katedral. wis ga wedi meneh to, na? sukses ya buat lombanyaaaa :D
BalasHapusWedi sih hihi. Makasiih :D
HapusHuahahaha, tadi kirain tentang Jogja Na. EnJOYJAKARTA, wkwkwkw.
BalasHapusAnyway, gereja katedral-nya memang keren ya. Dan arsitektur dan interiornya memang mirip banget sama gereja-gereja ala Eropa tuh!! :)
Iyaaa mirip banget :D
Hapuswoww...jadi Una udah kesini ya. jadi pengen deh bisa photo-photo di museum gereja Katedral ini. apalagi gratis tanpa ongkos masuk. keren-keren!
BalasHapuskyknya sy bakalan merinding kl kesana, jd kayak film2 jaman dulu ya.. kisah2 kerajaan gitu :D
BalasHapusAhihihi iya kayak jaman dulu, horor hihihi
HapusKeren sekali. Masih terlihat klasiknya dengan gaya arsitektur seperti itu. :D
BalasHapusapa semua manusia boleh masuk ini, soalnya saya muslim ntar gak boleh masuk
BalasHapusBoleh lah, huuuuuu.
HapusGak masalah kalo itu mah... pake kerudung juga gak papa kali :P
wow .. cantik cantik fotonya Una
BalasHapusgodd luck ya
Makasih mbak... :D
HapusKalau dari luar emang kelihatan cantik dan megah ya un katedral itu. tapi kalau harus kemuseum dengan hari aku di jakarta yg cuma seiprit gak bs deh >_<
BalasHapusTunggu deh kalau aku ada gt sebulan di jakarta baru kesana. hahahaha..
Btw semoga menang.. *cari inspirasi juga ah* :D
Seiprit tapi nggak ada kerjaan, bisa :P
HapusAmiiin... makasih :D
Fotomu keren2 Una...ambil anglenya siiippp
BalasHapusMugo2 ngontesnya menang yooo #komatkamit doa nggo Una..
Nuwun mbaaakk!
HapusHalo, blogger. saya putri dari VIVAlog. Kirimkan data pribadi kamu ke putri.megasari@viva.co.id dengan format:
BalasHapusNama:
Email:
No.Hp:
Alamat:
Judul Artikel+(link blog):
Akun Twitter:
Karena yang sudah submit akan di data.
Terima kasih :)
Sudah aku kirim :D
Hapushalo mbak una..
BalasHapusmalam minggu kemana.. :D
saya jadi ingat beberapa film2 yang menggunakan setingan di katedral..
Wah semprul kamu mas -_-"
HapusAku ke google kemarin malming.
Film apaaaa?
film apa ya..
Hapussubagya yang sempat tren itu syuting disini bukan?
ato film apa ya itu, oh the expendables, tapi tampilannya hampir serupa dengan yang di atas.. :)
wuuuiihh gila gede bangt ya mbak Un, mirip kayak mbak un gede banget.
BalasHapusoy kalo saya baca, nih artikel sepertinya diikutin buat kontes dah beneran gak mbak?
kalo emang iya, kontes apaan ya mbak?
Kurang asem lu...
HapusAuk dah kontes apaan...
Mantap..... akhirnya Una turun dalam event ini. Sukses untuk lombanya. Dan ulasan untuk suatu museum katedral yang didukung dengan dokumentasi yang manis dan dapat memberikan sebuah cerita.
BalasHapusSukses selalu
Salam Wisata
Makasih masss Indra :D
Hapusmantab mantaaab, desain interior yang mematahkan imajinasi.
BalasHapusslam.
Salam...
HapusTulisannya keren Na, baca aja serasa ikut jalan2 sama kamu lho :).
BalasHapusMoga sukses kontesnya
hoalaahhh....kok aku baru tau ya Na ada museumnya hihihihi...pengen ah kapan2 ke sana, coz bangunannya keren gitu ya...
BalasHapusterjawab sudah rasa penasaranku ama bangunan katedral ini Un gara2 postingan ini..:)
BalasHapuskereen emang ya arsitekturnya..;)
waaaa bagus banget yaa..
BalasHapusbelum pernah masuk katredal, serem sama ornamen-ornamennya ituh.
BalasHapusOia, maaaf telat banget, mo ngucapin:
Happy Milad, moga Una selalu mendapat yang terbaik dlm segala hal.
#baru tahu dari postnya oom monkey.
ini gereja favorit saya... saya suka sekali berlama lama disini.. kalau natal dan paskah pasti kesini.. walaupun harus antri panjang buat masuknya... review mengenai gereja yang sangat detail... keren...
BalasHapuskok bunda marianya berkonde , Na??
BalasHapusWah, mbak lengkap banget penjelasannya.
BalasHapusPengen cobak lihat ke Katredal, Mbak..
Aku baru tahu isinya gereja dari artikel mbak ini :D
Wah, jd inget kalo Jokowi pernah bilang, dia akan mengubah tagline "Enjoy Jakarta". :D
BalasHapusBelon pernah ke sini....
met ultahhhhhhh
BalasHapus#jeddooorrr
#treeetteetttttt
#buummmm
#gubrakkzzzz
koq serem ngunu mbak un panggone....
BalasHapusohh pantesan tumbennn tohh na postingnanya serius kayak gini...lagi kompetisi blog tohh? semoga menang yah
BalasHapuseh malah aye baru tau kalo di katedral ada museumnya...nice info dehh
cakep ya arsitekturnya... sukses kontesnya ya un...
BalasHapusWew, itu ya isinya katedral.
BalasHapusMet Milad... #tau_dari_om_stumon
baju dalam kacanya jadi mengingatkan akan film three musketeer dan sebagainya :D
BalasHapusSelamat Menang Na...
BalasHapusMenang ya .. selamat Una ..
BalasHapuskeren, bagus, menarik.. ;)
BalasHapussalam,
w: onepromoshop.com
t: @OnePromoShop
duuuh keren bingits Unaaa
BalasHapusWaaaahhh... Ternyata Ada juga sebuah bangunan yang begini indahnyaaa... kereeennnnn
BalasHapus