Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Episode Empat Belas - Kejutan untuk Dimi

Love.reflection.love by Me~! :)
Den mengingat-ingat 'perpisahannya' dengan Dimi delapan bulan lalu. Saat itu Den yang baru pulang ke rumah diberi tahu oleh Damian bahwa Dimi sudah berangkat ke Belanda. Den hendak marah kepada Damian yang tidak memberitahu dia sebelumnya, namun telepon genggam di sakunya bergetar.

"Den, aku pamit ya. Maaf nggak kabari kamu. Ini lagi boarding. Tunggu aku satu tahun lagi di Indonesia ya. Dimi." Begitu pesan singkat yang diterima Den. Dilihatnya waktu pengiriman pesan singkat ini sejam yang lalu. Ternyata tertunda sampainya.

Beruntung sekarang teknologi sudah maju. Kerinduan yang mereka rasakan bisa dilepaskan dengan obrolan pesan instan atau panggilan video di internet. Seakan-akan ingatan mereka mengenai masalah lalu yang melibatkan Den, Dimi, dan Rindang sudah terkikis. Ya, karena Dimi tahu Den menyukainya seperti ia menyukai Den.

Akan tetapi, tetap saja rasanya berbeda. Dunia maya dan dunia nyata. Berbeda. Den ingin sekali bertemu dengan Dimi namun masih empat bulan lagi...


Den membuka-buka kalender di dinding kamarnya. Ia kemudian sadar bahwa ulang tahun Dimi lima hari lagi. Ia ingin memberi sebuah kejutan untuk si Dimi, tapi bagaimana caranya? Den di Indonesia, Dimi di Belanda.


Dimi menyalakan komputernya dan juga messenger-nya. Ia agak heran, kenapa Den hari ini tidak online. Mungkin sibuk, pikirnya. Kemudian ia mengetikkan sebuah pesan di telepon genggamnya.

"Tumben Den, kamu nggak online. Lagi sibuk ya? Hari ini aku di Utrecht. Aku malam ini musti siap-siap. Besok pagi aku jadi dosen tamu di Utrecht University untuk mata kuliah Molecular Plant Physiology and Biotechnology. Agak deg-degan, do'akan aku ya."

Esoknya, ia mengajar di depan tiga puluh mahasiswa MSc programme yang rata-rata umurnya jauh lebih tua dari Dimi. Dimi begitu kharismatisnya mengajar dengan Bahasa Inggrisnya yang fasih. Semua mahasiswa terlihat seksama menyimak kuliah Dimi. Dan kemudian, Dimi tersentak melihat salah satu mahasiswa di depannya. Ia mirip sekali dengan Den. Ia berusaha konsentrasi dengan bahan kuliah yang musti ia sampaikan. Tapi susah baginya. Den, Den, Den, itulah yang tiba-tiba ada di pikirannya. Untungnya waktu kuliah tinggal tiga menit dan Dimi berhasil menutupnya dengan sempurna.

Setelah semua mahasiswa keluar, Dimi mendekati satu mahasiswa yang masih duduk di bangku kelas. Benarkah itu Den, tanyanya.

"Dimi."
"Den! Kenapa nggak bilang-bilang? Kaget sekali aku tadi." Dimi yang kaget tak mampu menyembunyikan rasa terkejutnya.
"Dulu kamu ke Belanda juga nggak bilang aku," jawab Den sambil tersenyum-senyum geli.

Mereka kemudian berjalan keliling salah satu universitas yang terkenal di Belanda itu. Den menceritakan dengan detil tentang perjalanannya dari Jakarta ke Belanda. Mereka kini sampai di depan perpustakaan Utrecht yang berdesain futuristik. Mereka berhenti sebentar dan Dimi ternyata punya satu pertanyaan yang mengusiknya.

"Mengapa kamu punya ide untuk menemuiku di sini Den?"

Dimi mengingat hal-hal yang terjadi lima hari lalu...
Setelah ia sadar bahwa ulang tahun Dimi tinggal lima hari, ia pun menghubungi Bagas, karena ia tahu Dimi dekat dengannya. Ia tak diliputi rasa cemburu, karena ia tahu Dimi hanya menganggap Bagas sebagai kakak dan lagian Bagas sudah memiliki pasangan. Namun Bagas hanya mengetahui bahwa Dimi ada di Amsterdam. Alamatnya pun tak tahu.

Den sebenarnya tak masalah jika bertanya alamat Dimi di Amsterdam, tapi ia takut Dimi curiga. Esoknya lagi, ia pergi ke rumah Dimi dan bertemu dengan ayahnya yang kebetulan sedang berada di Indonesia. Ia menceritakan panjang lebar keinginannya untuk memberi kejutan ulang tahun untuk Dimi. Ayah Dimi sangat mendukung Den dan memberi tahu alamat lengkapnya di Amsterdam.

Lusa setelah bertemu Ayah Dimi, Den pun menuju ke Amsterdam. Sesampainya di Bandara Schiphol, ia pun mengaktifkan telepon genggamnya. Dimi menulis pesan kalau besok ia akan ke Utrecht. Dengan sigap ia pun langsung menuju ke Schiphol Railway Station untuk mendapatkan kereta ke Utrecht.



Masih di depan dinding kaca perpustakaan Utrecht University.

"Aku ingin memberi kejutan di ulang tahunmu Dim. Selamat ulang tahun," Den menengok ke arah Dimi.
"Den..." Dimi cuma bisa tersenyum.

Mereka masih berjalan di pinggir perpustakaan Utrecht University. Dimi menengok kiri ke arah Den yang berada di samping kirinya. Dimi berhasil mendaratkan kecupan ringan di pipi Den sambil berbisik, "Terimakasih Den..."

Dimi mempercepat langkah hampir lari supaya berada jauh di depan Den.


"Dimiii!!!"



“Cerita ini diikutkan Giveaway Suka-suka Dunia Pagi yang diadakan oleh Mbak Amela."

Note: Maaf kalau buruk, ini pertama kalinya menulis fiksi sejak hmmm, dua bulan yang lalu mungkin. Huehehe...  Cerita ini ditulis sebagai ending suka-suka dari cerita bersambung Den dan Dimi yang ditulis oleh Mbak Amela. :)

26 komentar untuk "Episode Empat Belas - Kejutan untuk Dimi"

  1. unaaa unaaa... bleblebleble *efekKejamSkripsi*

    BalasHapus
  2. unaaa unaaa... bleblebleble *efekKejamSkripsi*

    BalasHapus
  3. Kenapa ni Mbak Annesya~ hihihi~
    Kritik dong mbak... :d

    BalasHapus
  4. Tinggal cari Diminya Sep. :D

    BalasHapus
  5. Huehehehe, pinter juga nerusin ceritanya orang. Moga menang mbak....

    Ada tugas PR di tempatku yak

    BalasHapus
  6. Sip sip Mbak Tarry, segera aku kerjakan. :)

    BalasHapus
  7. keren una ceritanya..pinter juga ya buat cerita fiksi..

    BalasHapus
  8. Wah.. nama karakternya awalnya pake D semua, damian, dimi, ada dono gak yah? :D

    BalasHapus
  9. wow, ada yang mengaitkan dengan perpustakaan nih...

    BalasHapus
  10. @ Mbak Maya: Yoi yoi, hahaha...

    @ Basith: Hahaha, ada Dasith~ :p

    @ Om Mufti: Hehe kenapa dengan perpus?

    BalasHapus
  11. kok ga da sisa sisa kemarahan dimi na??
    bukannya terakhir si dimi agak marah ma denova??


    wuiiiiihh... kenceng nulis buat GAnya... udah berapa biji..
    aye jadi susah ngejar neh -__-a

    BalasHapus
  12. Ya kan dia ngga pamit, itu aja deh sisa kemarahannya. *ngeles*

    Cie yang komennya masuk spam~ :p

    BalasHapus
  13. Jadi pengen buat fiksi juga.
    Besok deh, buat fiksinya. :)

    BalasHapus
  14. Yuhu~ jangan postingan galau mulu mas... wkwk *kaburrr*

    BalasHapus
  15. aih manisnya, bertemu di nutrecht, mauuu...

    kerjain pr ya kalo ga tak jitak, http://puteriamirillis.blogspot.com/2011/11/kenangan-masa-sd.html

    BalasHapus
  16. Aku jugaa pengen ke utrecht~
    Sip sip mbak~

    BalasHapus
  17. Hmm ... bener2 'Kejutan untuk Dimi - sayapun ikut terkejut membacanya.. indah sekali - apakah Amela ikut terkejut? Kita lihat saja nanti.. :P

    BalasHapus
  18. Hehehe gatau deh~ hihi masih menunggu Mbak Amela... hmmm...

    BalasHapus
  19. oke.. udah dibaca un2.. makasih :D

    BalasHapus
  20. Mantaapph mbak una :)
    sukses ya ngontesnya..

    BalasHapus
  21. Aaah...kejutan yg menyenangkaaan...

    Gudlak ngontesnya ya Neng ;)

    BalasHapus
  22. Endingnya bahagia... aku seneng banget.
    Semoga beruntung.

    BalasHapus
  23. Hehehe, aku jg baca nih yg versi-nya si Sulung :)

    Salam kenal ya Una!

    www.ndutyke.com

    BalasHapus